Forum Kebersamaan Image MDC Bintaro

Wednesday, October 04, 2006

Rahasia Kuasa Pengurapan

.
Cetak Artikel Ini
Kirim ke teman



By : Pdt. Gilbert Lumoindong

Ketenangan dan ketentraman dalam Kristus bukan berarti kita tidak

pernah menghadapi masalah, tetapi ketenangan dan ketentraman akan terjadi

apabila Allah beserta kita.

Mazmur 20:7 "Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada

orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan

kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya."

Apabila Daud berkata "sekarang aku tahu", maka sebelumnya Daud tidak

tahu. Tetapi Tuhan menunjukkan kepada Daud, bahwa Dia memberikan

kemenangan bagi orang yang diurapi. Tidak akan ada ketentraman tanpa

pengurapan, dan tidak ada orang yang dapat berkata "saya bisa bawa damai",

kalau orang tersebut tidak diurapi oleh Tuhan. Lalu yang menjadi

pertanyaannya adalah : "Mengapa Daud berkata sekarang aku tahu?". Jawabannya

adalah karena Daud pernah mengalami kehidupan yang berbeda, yaitu dari

kehidupan yang dahulu dengan kehidupan yang kemudian. Daud pernah mengalami

kehidupan sebagai seorang gembala kambing domba dan tahu bagaimana

pahit getirnya dalam mengalami pergumulan hidup. Tetapi setelah ia menerima

pengalaman yang dahsyat dari Tuhan, maka ia berkata : "sekarang aku

tahu". Berapa banyak orang Kristen, sudah bertahun-tahun tidak mengalami

damai sejahtera baik dalam melayani Tuhan maupun dalam rumah tangganya.

Tetapi mereka berusaha menutupi apa yang sedang mereka alami,

sehingga berapa banyak keluarga Kristen yang hidup dikelilingi oleh

kemunafikan. Berapa banyak orang Kristen beranggapan bahwa apabila banyak

penderitaan, maka kita sedang melakukan kehendakNya, atau Tuhan merasa

senang apabila kita sedang mengalami penderitaan. Itu SALAH. Bukankah

Allah ada di tengah kita sebagai pahlawan yang memberikan kemenangan,

sehingga kita senantiasa bersukacita; artinya : di saat bagaimanapun juga

kita tetap bersukacita karena Tuhan tidak pernah gagal dalam menepati

janji-janjiNya. Dan mengapa seringkali kita tidak tahu bahwa Allah

senantiasa memberikan kemenangan?

Ada beberapa alasan mengapa kita tidak tahu bahwa Tuhan memberikan

kemenangan :

1. Hidup dalam kesombongan

Alkitab berkata jelas, bahwa Allah melawan orang sombong. Dan firman

Tuhan juga berkata "terkutuklah orang yang mengandalkan kekuatannya

sendiri". Oleh sebab itu Daud belajar untuk tidak mengandalkan kekuatannya

sendiri, dan ia berkata "Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan

aku."

2. Hidup dalam dosa

Waktu kita hidup dalam dosa, maka kita tidak akan tahu kuasa Tuhan,

sebab Alkitab berkata : "pikirannya dibutakan oleh ilah jaman". Dan

firman Tuhan juga berkata : "tangan Tuhan bukan kurang panjang, dan

telingaNya tidak kurang tajam; tetapi yang menjadi penghalang berkat itu turun

adalah dosa dan pelanggaran kita". Kita tidak dapat melihat kemulian

Allah turun atas kita karena kita masih hidup dalam dosa. Dosa tidak

hanya berwujud berzinahan saja, tetapi iri hati, dengki dan dendam juga

merupakan dosa. Karena berapa banyak orang Kristen, termasuk hamba Tuhan

mempunyai iri hati antara yang satu dengan yang lainnya.

3. Tidak hidup dalam firman

Berapa banyak orang Kristen tidak hidup dalam firmanNya. Padahal

firman Tuhanlah yang membersihkan hati dan hidup kita, dan firman Tuhanlah

yang memberikan kekuatan dan oleh karena firmanNya-lah kita hidup dari

kemenangan lepas kemenangan. Sebab orang yang bergaul dengan Allah dan

senantiasa mengandalkan Tuhan maka orang tersebut akan tetap tegap

berdiri walaupun menghadapi berbagai macam tantangan dan rintangan.

Pengurapan harus terjadi kepada setiap orang, bukan hanya pada hamba

Tuhan saja, tetapi kepada setiap orang yang mengaku bahwa dirinya

adalah milik Kristus.

Dan ciri-ciri orang yang diurapi Tuhan :

1. Seorang yang mau berubah

Mengapa kita tidak mengalami suasana kententraman? Intinya sederhana

yaitu karena kita tidak mau berubah. Kita lihat contoh Daud, Musa dan

Abraham adalah orang-orang yang diurapi, dan mereka pernah mengalami

kegagalan, tetapi mereka mau berubah. Kita bukan sekedar mau api dari

Tuhan, tetapi biarlah api Tuhan itu yang merubah hidup kita. Karena kalau

kita hanya berubah secara luar saja maka kita disebut sebagai orang

munafik. Selama ada kemunafikan maka pelipatgandaan tidak akan terjadi

dalam kehidupan kita.

2. Seorang yang selalu memandang Tuhan

Mengapa kita tidak bisa masuk dalam ketentraman yang Allah sediakan;

mengapa kita terus masuk di padang gurun dan tidak pernah masuk kebun

buah-buahan? Karena kita tidak pernah memandang Tuhan. Oleh sebab itu

kita belajar untuk senantiasa memandang Tuhan. Walaupun kita mendapat

perlakuan tidak adil, kita difitnah ataupun dihina, maka percayalah bahwa

Allah siap untuk memberkati kita, asalkan kita tetap memandang

kepadaNya. Berapa banyak orang tidak dapat memandang Tuhan, karena mereka

memandang jasa-jasa yang telah dilakukan. Tetapi perlu kita ingat bahwa kita

bisa berbuat baik, semuanya itu oleh karena anugerah Allah. Orang yang

memandang Tuhan akan mempunyai semangat, karena orang yang

bersemangatlah akan mengalami mujizat. Orang yang memandang Tuhan, akan takut untuk

berbuat dosa, dan orang yang memandang Tuhan hidupnya mendapatkan

kekuatan dari Tuhan.

3. Seorang yang selalu menjaga hatinya bersih di hadapan Tuhan

Mujizat selalu berhubungan dengan hati, urapan selalu berhubungan

dengan hati. Contohnya : ketika Samuel hendak mengurapi anak Isai. Samuel

memandang siapa yang cocok diurapi untuk menjadi raja. Samuel

beranggapan bahwa anaknya yang tinggi tegap yang cocok untuk menjadi raja,

tetapi Tuhan mengingatkan bahwa manusia melihat apa yang ada di depan mata

tetapi Tuhan melihat hati. Sehingga pada akhirnya, Daudlah yang diurapi

menjadi raja karena hatinya bersih di hadapan Tuhan.



Fakta Sering Terbalut Fiksi

.
Cetak Artikel Ini
Kirim ke teman
Andar Ismail

Sebuah novel biasanya merupakan fiksi. Tetapi novel karya seorang
pengarang piawai bisa berdeskripsi faktual, padahal sebetulnya fiktif. Kita
perlu pandai-pandai membedakan fakta dan fiksi.

Yang lebih sulit lagi adalah novel fiksi historis. Pengarang
menggunakan data dan tokoh-tokoh historis namun dipadu dengan fiksi. Sarah Herz,
pakar Didaktik Literatur di Yale dalam buku Using Historical Fiction in
the Classroom menetapkan dua syarat untuk paduan itu, yakni tidak boleh
mendistorsi data faktual, dan tidak boleh memanipulasi data faktual.
Jika pengarang tidak mampu memenuhi kedua syarat itu maka novelnya tidak
berkualifikasi fiksi historis, walaupun novel itu menarik. Dalam hal
ini pembaca sulit membedakan antara fakta dan fiksi.

Contohnya adalah buku The Da Vinci Code karangan Dan Brown. Dari sudut
pandang ilmu literatur, Brown tidak memenuhi kedua syarat itu, meskipun
ia mengklaim "All descriptions of artwork, architecture, documents, and
secret rituals in this novel are accurate"

Alur novel Brown ini berkisar pada tiga tokoh utama yaitu pakar
simbologi Robert Langdon, pakar kriptologi yang juga detektif Sophie Neveu,
dan pakar sejarah Leigh Teabing. Di balik mereka ada dua komplotan yang
saling bermusuhan yaitu komplotan yang memiliki silsilah Kristus dan
komplotan yang mau membunuh para pemegang rahasia itu. Dengan mencampur
fakta dan fiksi, novel ini berdalil bahwa Yesus pernah menikah dengan
Maria Magdalena. Pada akhir novel tersingkap rahasia bahwa si cantik
Sophie Neveu itu adalah keturunan Yesus dan Magdalena.

Kita menghargai hak dan kebebasan Brown menulis novel ini. Namun Brown
mendistorsi dan memanipulasi data sejarah dalam menopang dalil bahwa
Yesus adalah manusia biasa dan baru menjadi putra Allah karena Kaisar
Constantin mengintervensi penyusunan Alkitab. Dari belasan distorsi yang
ada kita soroti dua hal, yaitu klaim bahwa Yesus adalah manusia biasa,
dan bahwa susunan Alkitab ditetapkan Kaisar Constantin.

Menurut Brown, pengakuan bahwa Yesus adalah Allah baru timbul dalam
keputusan Kaisar Constantin pada Sidang Nicea tahun 325. Tulis Brown,
"...until that moment in history, Jesus was viewed by His followers as a
mortal prophet... a great and powerful man, but a man nonetheless." Brown
keliru. Ketika kitab Perjanjian Baru yang pertama terbit pada tahun 50
yaitu Surat 1 Tesalonika, di situ tertulis, "... Tuhan kita Yesus
Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita" (1 Tes. 1:3). Itu adalah pengakuan
generasi pertama umat Kristen bahwa Yesus adalah Allah. Kemudian Injil
Yohanes yang terbit pada tahun 90-an mencatat pengakuan verbatim seorang
rasul kepada Yesus, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh.20:28).

Selanjutnya pada tahun 150 Yustin menulis, "Yesus adalah sabda Allah
yang pertama dan ia adalah Allah". Pada tahun 185 Irenaeus menulis bahwa
Yesus orang Nazaret adalah "Tuhan dan Allah dan Juruselamat dan Raja".

Sekarang tentang penyusunan Alkitab. Menurut Brown, kanon atau kriteria
daftar Perjanjian Baru ditetapkan oleh Kaisar Constantin pada Sidang
Nicea tahun 325. Tulis Brown, "The Bible, as we know it today, was
collated by the pagan Roman emperor...". Brown keliru, sebab pada abad ke-1
dan ke-2 sudah ada puluhan kitab sebagai cikal bakal Perjanjian Baru.

Kitab-kitab itu dibacakan dalam ibadah. Umat langsung bisa membedakan
kitab mana yang bermutu dan mana yang tidak, mana yang mengandung
informasi serta edukasi dan mana yang cuma sensasi. Kitab yang akseptabel
dibaca ulang dan disebarluaskan sedangkan kitab yang ditolak tersingkir
dengan sendirinya. Jadi penyusunan kanon Perjanjian Baru terjadi secara
alamiah dalam proses perkembangan waktu selama tiga abad.

Memang benar bahwa kanon Perjanjian Baru dibicarakan di Sidang Nicea
tahun 325, tetapi bukanlah ditetapkan dan sama sekali bukan Kaisar
Constantin yang menetapkannya. Kanon itu baru ditetapkan dalam Sidang Hippo
tahun 393 dan Sidang Karthago tahun 197, padahal Kaisar Constantin sudah
meninggal dunia pada tahun 337.

Novel The Da Vinci Code ditulis oleh pengarang yang cakap, namun dalam
novel ini terjadi distorsi fakta. Data historis dalam novel ini terucap
melalui bibir Teabing yang bermain sebagai pakar sejarah. Akibatnya
pembaca mengira bahwa ucapan itu fakta, padahal sebetulnya fiksi.

Fakta dan fiksi memang kadang-kadang sulit dibedakan. Untuk itu
diperlukan kemampuan menguji dan membedakannya. Seperti tertulis, "Janganlah
percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka
berasal dari Allah" (1 Yoh.4:1).

Fakta sering terbalut fiksi, dan fiksi terbungkus fakta. Juga dalam
literatur agama. Adalah bodoh bila kita menelan seisi buku itu seolah-olah
itu merupakan fakta. Sebaliknya juga bodoh bila kita tersinggung dan
marah-marah pada pengarang buku itu. Tetapi lebih bodoh lagi bila kita
tampil mau membela Tuhan. Apakah Tuhan perlu dibela? Siapa bilang Tuhan
tersinggung dan marah? Membaca novel ini mungkin Tuhan cuma
senyum-senyum saja.



BUAH MULUT (GOSIP) - 8
Oleh: John Adisubrata



KESIMPULAN GOSIP (1)



“Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! …, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (1 Korintus 6:9a,10b)



1. Asal Mula Gosip



Gosip adalah suatu tindakan yang bisa berbentuk lisan atau tertulis, di mana seseorang menyampaikan suatu informasi kepada orang-orang yang lain. Tetapi ia tidak menjadi bagian dari informasi tersebut, dan ia juga bukan merupakan solusinya. Tindakan itu bisa berbentuk sebagai suatu percakapan sambil lalu saja, atau perbincangan dengan tujuan untuk mendiskreditkan nama orang (atau orang-orang) lain. Tidak jarang gosip mempunyai sepercik dasar kebenaran yang dipergunakan sebagai awal percakapan yang dilakukan oleh paling sedikit dua orang, tetapi lebih sering perbincangan tersebut berasal dari daya khayal mereka sendiri. Jadi perbuatan gunjing bisa mempunyai sebab-musabab (asal-mula), tetapi terkadang juga tidak.



Pada umumnya gosip terjadi oleh karena ketidak-mampuan seseorang untuk mengendalikan lidah atau mulut, ketidak-mampuan untuk menguasai diri atau emosi, kesombongan, rasa unggul diri (atau kebalikannya: rasa minder), ketidak-sopanan, kekurang-ajaran, ketidak-sabaran, kemarahan, kekasaran, keinginan hati untuk membalas dendam, dan yang paling utama: kecemburuan atau iri hati!



Bukan merupakan sesuatu hal yang mengherankan lagi, bahwa sering kali gunjing dilontarkan dari atas mimbar-mimbar gereja di balik penyampaian firman Tuhan. Semua itu dilakukan dengan maksud untuk menista atau melecehkan orang-orang tertentu di dalam jemaat yang kebetulan tidak hadir di sana, begitu pula pencercaan terhadap hamba-hamba Tuhan lainnya yang belum tentu bersalah. Akhir-akhir ini gosip yang menyangkut tema-tema seperti itu juga disebarkan dengan pesat melalui internet di dalam bentuk e-mails, atau artikel-artikel tulisan orang-orang yang menafsirkan isi Alkitab menurut pengertian mereka sendiri, dengan tujuan untuk memojokkan kelompok atau denominasi Kristen tertentu lainnya. Bahkan tidak jarang tindakan-tindakan mereka juga bisa disebut sebagai penggosipan firman Tuhan.



Kebiasaan-kebiasaan tidak terpuji seperti itu sering kali menjadi penyebab-penyebab utama kesedihan hati, keputus-asaan dan perpecahan-perpecahan, yang akhirnya mengakibatkan kehancuran persahabatan dan persekutuan kudus yang ada di dalam tubuh Kristus.



Ketahuilah, ‘Kasih’ adalah lambang utama Roh Kudus, seperti yang diutarakan oleh firman Tuhan di dalam 1 Korintus 13:4-7: “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.”



Apakah Roh Kudus akan mendukung sikap-sikap di luar kasih, meskipun dilakukan oleh salah seorang hamba-Nya dari atas mimbar gereja, atau … melalui dunia sibernetika? Tentu saja tidak! Sikap bergunjing jelas berlawanan dengan ciri-ciri khas Roh Kudus, yang adalah Kasih itu sendiri!



“Allah adalah kasih, dan barang siapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” (1 Yohanes 4:16b)



2. Gosip adalah Dosa



Pada umumnya persepsi orang-orang kristiani mengenai gosip amat berbeda-beda. Ada yang mempunyai pendapat seperti masyarakat sekuler. Mereka menganggap, bahwa ‘buah mulut’ adalah sesuatu hal yang lumrah terjadi di dalam lingkungan hidup sehari-hari. Suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari! Mereka tidak mengkategorikan gosip sebagai suatu tindakan dosa, atau paling sedikit, … bukan seperti dosa-dosa lain yang sudah dipandang oleh umum sebagai dosa-dosa yang nyata, seperti: percabulan, perzinahan, pembunuhan, perampokan atau pencurian harta-benda sesama, dan lain sebagainya.



Padahal gosip sebenarnya mempunyai hubungan sangat erat dengan perintah Allah yang kesembilan kepada umat Israel: “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.” (Keluaran 20:16) Di dalam kitab yang sama Tuhan berfirman: “Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar.” (Keluaran 23:1)



Ayat-ayat tersebut jelas menyetarakan kedudukan gosip dengan taraf dosa-dosa lain yang sudah dianggap sebagai dosa-dosa besar oleh orang-orang percaya! Sebab bergunjing dapat menyebabkan konsekuensi yang sering tidak terduga sebelumnya oleh para penggemarnya, baik yang dilakukan oleh masyarakat umum, maupun yang dikerjakan oleh orang-orang kristiani, entah mereka adalah jemaat biasa ataupun para pemimpin gereja yang terpandang.



Perbuatan gosip, beralasan ataupun tidak, adalah perbuatan dosa!



3. Iblis Selalu Bersembunyi di Balik Gosip



“karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” (Efesus 6:12)



Alkitab mengatakan bahwa Setan adalah ‘pendakwa saudara-saudara kita’. (Wahyu 12:10) Adalah pekerjaan Iblis untuk mempersalahkan, mengadu, dan mengkritik anggota-anggota keluarga Allah. Setiap kali kita melakukan hal yang sama, kita sedang dipakai oleh dia untuk melakukan pekerjaannya. Rasul Paulus menulis: “Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.” (Roma 14:19)



Di Efesus 6:10-20, ia juga menjelaskan tentang peperangan yang sedang berlangsung di alam pikiran kita, yang merupakan medan pertempuran rohani musuh-musuh terbesar kita, yaitu: roh-roh jahat di udara. Mereka terus bekerja keras untuk menaburkan bibit-bibit racun gosip yang jahat ke dalamnya, dengan memberikan kepada kita informasi-informasi yang keliru, mempergunakan segala macam tipu daya untuk melemahkan, bahkan menghancurkan iman kita. Mereka selalu bersembunyi di balik setiap gosip-gosip jahat yang tersebar di mana-mana di antara orang-orang kristiani, apapun motivasinya.



Janganlah menambahkan bahan-bahan tidak bermutu di medan pertempuran rohani kita yang dapat dipergunakan oleh Iblis sebagai alat, untuk menyuapi dan mengelabui pikiran kita, yang pada akhirnya hanya akan merugikan pertumbuhan iman kita sendiri. Bahkan yang bisa mengakibatkan timbulnya perpecahan-perpecahan di dalam tubuh Kristus, disebabkan oleh karena keterlibatan kita di dalam menyebar-luaskan bahan-bahan gosip tersebut. Sebab memang itulah yang menjadi tujuan utama Iblis!



Sadarilah selalu, orang-orang Kristen yang lain, sebagaimana pun besar perbedaan pendapat mereka dengan kita, bukanlah musuh-musuh kita yang sebenarnya. Setiap waktu yang kita pergunakan untuk membanding-bandingkan atau mengkritik orang-orang percaya lainnya, adalah waktu yang seharusnya kita pergunakan untuk membangun tubuh Kristus.



Rasul Paulus menasehati jemaat di Efesus untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, yaitu firman Tuhan, agar mereka mendapatkan kekuatan untuk bertahan melawan tipu muslihat Iblis.



Nasihat yang sangat berguna bagi umat Tuhan di akhir zaman ini. Sebab memang hanya firman-Nya saja yang harus menjadi dasar terpenting dalam kehidupan kita sehari-hari untuk bisa menelanjangi tipu daya Iblis di balik semua penggosipan, baik tentang umat Tuhan yang lain, maupun tentang kebenaran firman-Nya.



(Bersambung)



BUAH MULUT (GOSIP) - 7
Oleh: John Adisubrata



MENGGOSIPKAN FIRMAN



“Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;” (Mazmur 34:14)



Websites kristiani di seluruh dunia bukan hanya menayangkan berita-berita yang kontroversial, atau kabar-kabar angin yang dapat merugikan nama baik orang-orang lain, tetapi juga beraneka-ragam topik-topik dan artikel-artikel berkaitan dengan isi Alkitab, yang dengan mudah sekali bisa mengubah, mempengaruhi, bahkan membingungkan pengertian umat Tuhan di seluruh dunia mengenai kebenaran firman-Nya. Para penulis artikel-artikel tersebut biasanya adalah orang-orang yang oleh masyarakat kristiani mereka sendiri, dianggap dan diakui sebagai pakar-pakar agama Kristen, baik yang bermukim di Indonesia, maupun yang berasal dari negara-negara lainnya.



Karena kesenioran mereka di bidang teologi, sering kali tulisan-tulisan mereka diterima oleh orang-orang percaya sebagai tulisan-tulisan yang mutlak, berwibawa, dan yang paling menguatirkan, … harus dipercaya!



Sebagai contoh, yang pada umumnya selalu menjadi bahan perdebatan paling populer oleh masyarakat di dalam milis-milis kristiani di seluruh dunia, di samping isu-isu hangat lainnya, adalah topik-topik mengenai persepuluhan atau makanan halal/haram, apapun yang telah menjadi motivasi-motivasi mereka untuk mempermasalahkannya.



Sering kali semuanya itu dimulai oleh artikel-artikel pandangan pribadi pakar-pakar agama denominasi-denominasi tertentu yang tertulis di dalam buku-buku, atau yang ditayangkan oleh situs-situs kristiani di seluruh dunia. Artikel-artikel yang selalu membahas topik-topik sensitif, ditinjau dari pengertian mereka sendiri mengenai tema-tema tertentu yang tertera di dalam firman Tuhan. Bahkan beberapa denominasi lainnya saling berlomba untuk memaksakan tafsiran-tafsiran dan pandangan-pandangan para pelopor mereka, agar diterima oleh masyarakat kristiani sebagai suatu kebenaran mutlak yang HARUS diikuti oleh semua orang percaya.



Bergunjing yang tercatat di awal firman Tuhan, terjadi untuk pertama-kalinya di Taman Eden, diawali oleh Iblis, yang dijuluki oleh Tuhan Yesus sendiri sebagai ‘bapak segala dusta’ (Yohanes 8:44). Tujuan sarana gosip yang dilakukan olehnya ialah untuk mengadu-domba umat ciptaan Tuhan yang pertama, dengan mengubah seminim mungkin firman yang dikatakan oleh Tuhan secara langsung kepada mereka. Oleh karena kebodohan Adam dan Hawa, yang lebih mempercayai gosip karya Iblis daripada firman yang keluar dari mulut Allah, tanpa mereka sadari sendiri, mereka jatuh di dalam dosa ‘pemberontakan’ yang mempunyai konsekuensi sangat fatal bagi segenap umat ciptaan Tuhan! Mereka telah kehilangan karunia hidup yang kekal!



Jika kita perhatikan dengan seksama siasat-siasat Iblis di dalam melaksanakan tujuannya yang jahat pada saat itu, ulah yang sedang dikerjakan olehnya di seluruh dunia di tengah-tengah umat Allah pada saat ini, tidak mempunyai perbedaan sama sekali!



Kalau 6000 tahun yang lalu ia berhasil memakai seekor ular sebagai medium untuk mencapai tujuannya, sekarang rencana-rencananya yang jahat disesuaikan dengan tawaran-tawaran teknologi baru yang modern dan canggih, yang mengakibatkan siasat-siasat bulusnya bisa diakses oleh semua orang dari seluruh dunia dalam waktu yang bersamaan. Dunia sibernetika dipergunakan olehnya untuk mengadu-domba umat Tuhan secara masal, dengan tipu daya yang sudah menjadi ciri khasnya semenjak dahulu kala, yaitu … ‘menggosipkan firman Tuhan’.



Kitab Kejadian 3:4,5 mengatakan: ‘Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Ayat-ayat ini menunjukkan secara jelas sekali, bahwa Iblis menghasut Hawa menggunakan tipuan berbentuk gunjing, untuk memperbincangkan Tuhan serta firman-Nya. Dengan licin sekali, makna firman tersebut diubah olehnya hanya sedikit saja, tetapi memberi efek pengertian yang berbeda, bahkan akhirnya … menjadi berlawanan sekali dengan maksud Tuhan yang semula.



Pada waktu saya berusaha menemukan website Ps Benny Hinn, dan juga memeriksa melalui Google Search beberapa situs hamba-hamba Tuhan yang lain, saya memperhatikan untuk pertama-kalinya pada setiap halaman yang ditayangkan di situ terdapat 2 atau kadang-kadang 3 websites, yang menjadi ‘Sponsored Links’ search engine tersebut. Halaman-halamannya menampilkan di ujung sebelah kanan atas layar komputer, sebuah website yang berjudul ‘Tithing is Un-Scriptural’ (Persepuluhan Tidaklah Alkitabiah). Ketika saya memperhatikannya secara lebih teliti, ternyata situs tersebut HANYA mempunyai hubungan sangat erat dengan semua websites yang memuat nama hamba-hamba Tuhan yang terkenal di seluruh dunia, karena ia muncul di setiap halaman mereka saja!



Apakah beda tindakan yang pernah dilakukan oleh si ular penipu di Taman Eden dengan tindakan-tindakan mereka yang menulis artikel-artikel seperti Persepuluhan Tidaklah Alkitabiah, atau topik-topik lain yang melecehkan pandangan atau tafsiran denominasi-denominasi lainnya? Atau ... menghakimi orang-orang yang menjalankan firman yang diperintahkan oleh Tuhan secara pribadi kepada mereka, dengan mengkontradiksikan perintah tersebut menggunakan ayat-ayat comotan untuk menanamkan bibit-bibit keragu-raguan di dalam hati mereka?



Jawabannya: TIDAK BERBEDA SAMA SEKALI! Sebab kedua-duanya mempunyai tujuan yang serupa, yaitu untuk merusak iman orang-orang percaya. Tindakan-tindakan mereka tersebut sama seperti melakukan dosa gosip, … tepatnya: menggosipkan firman Tuhan. Apalagi jika artikel-artikel berbau gosip tersebut khusus dikaryakan untuk menghancurkan pelayanan hamba-hamba Tuhan yang lain.



Menurut Ps Charles Stanley, seorang pendeta gereja Baptis berasal dari Amerika Serikat, serta pembina program acara pelayanan televisi dan radio kristiani: ‘In Touch Ministries’, Iblis selalu bekerja keras untuk menanamkan benih-benih ketidak-percayaan dan keragu-raguan di dalam benak pikiran kita. Ia mau agar kita terus mempertanyakan kebenaran firman Tuhan, bahkan … meragukan keselamatan yang sudah kita terima dengan cuma-cuma. Begitu benih-benih tersebut meresap dan bersemi di dalam hati, seperti yang sudah terjadi pada Adam dan Hawa, pikiran kita mulai memutar-balikkan kebenaran firman Tuhan, agar kita memiliki alasan-alasan yang kuat untuk mengesahkan tindakan-tindakan dosa yang telah, dan sedang kita kerjakan.



Tercatat di dalam keempat Injil Perjanjian Baru, bahwa pada masa pelayanan-Nya, Tuhan Yesus selalu menjadi sasaran gosip-gosip jahat para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Pada suatu hari, ketika mereka sedang menggunjingkan diri-Nya, disebabkan oleh karena mujizat yang baru saja Ia lakukan, Tuhan Yesus menegur mereka dengan keras: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.” (Matius 12:36)



Setiap orang percaya yang sudah mempunyai hubungan pribadi yang intim dengan Bapa di sorga tentu mengetahui, bahwa sering kali Tuhan memberikan wahyu yang khusus kepada umat-Nya. Kadang-kadang hal tersebut disampaikan oleh-Nya di dalam bentuk ‘rhema’ ayat-ayat, petunjuk-petunjuk melalui situasi-situasi tertentu yang sedang terjadi, atau melalui dialog secara pribadi.



Jika anak-anak Tuhan sudah menerima WAHYU LANGSUNG dari Roh Kudus, yang sesuai dengan isi firman Tuhan, mengenai isu-isu sensitif yang sering ditafsirkan simpang-siur di antara mereka, apakah hak para penggosip isi Alkitab untuk mempengaruhi atau mengakibatkan mereka meragukan perintah-perintah Tuhan yang sudah mereka terima secara pribadi? Baik itu tentang persepuluhan, tentang makanan haram/halal, ataupun isu-isu sensitif lainnya yang hanya akan menyebabkan terjadinya perpecahan di dalam tubuh Kristus.



Ingatlah selalu dengan gentar peringatan yang tercatat di dalam Matius 12:36, yang sudah diberikan oleh Tuhan Yesus kepada para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, yang mempunyai keberanian untuk menggosipkan Firman (diri-Nya)!



“Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.” (Titus 3:2)




Panggilan Pertobatan

.
Cetak Artikel Ini
Kirim ke teman
Asyer Inna Lingga

Akhir-akhir ini berbagai bencana alam, wabah penyakit maupun musibah sepertinya sedang berdiri tidak sabar dalam antriannya untuk menunggu giliran kapan untuk "show off " di negeri kita Indonesia.
Dalam kondisi seperti ini, kita sebagai orang yang percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan dan Juru selamat, seharusnya imannya semakin di teguhkan jangan ikut-ikutan kuatir dan bingung seperti orang lain yang tidak tahu kebenaran Firman Tuhan yang hidup.
Ya, bukankah semua yang terjadi pada masa kini telah di nubuatkan dan tertulis di Alkitab sejak dahulu kala ? Ini membuktikan bahwa apa yang tertulis dalam Alkitab adalah memang benar berasal dari Tuhan kita yang berkuasa atas segala sesuatu.
Diatas semua bencana ini, satu hal saya sangat yakin bahwa Tuhan tetap sangat mengasihi semua manusia diatas bumi ini, karena Tuhan kita Yesus Kristus rela mati diatas kayu salib untuk menebus dosa kita semua. Darahnya telah tercurah untuk menebus seluruh dunia.
Coba bayangkan, kamu pasti akan sangat memperhatikan dan menyayangi mobil yang baru kamu beli dengan harga yang mahal, kamu sudah bekerja lembur berbulan-bulan untuk bisa mendapatkan uang buat membeli mobil. Lalu setelah itu, bagaimana mungkin kamu akan dengan sengaja menghancurkan dan membakar mobil tersebut ? Kecuali kalau kamu sudah kehilangan akal sehatmu.
Itu baru soal uang yang kamu dapatkan dengan cucuran keringat, bagaimana kalau itu kamu dapatkan dengan cucuran darah yang sampai membuat kamu mati ?
Kenapa pada akhir jaman ini bencana semakin menjadi-jadi? Karena manusia semakin jahat, dan orang-orang yang sangat jahat tidak akan bertobat dalam kemapanan dan kenyamanan.
Bahkan hamba-hamba Tuhan pun bisa menjadi jahat dan kian jahat kalau dibiarkan terus dalam kondisi yang enak dan nyaman !!.
Justru dalam segala macam bencana dan kemalangan, saya melihat pintu anugerah dibuka selebar-lebarnya kepada setiap orang.
Ya, pintu anugerah pertobatan.....
Pada hari-hari ini justru panggilan untuk bertobat terus menerus bergema pada semua kalangan.
Tapi, volume seruan panggilan untuk bertobat itu justru sangat keras diarahkan pada gereja Tuhan, kepada para gembala, penginjil, rasul, nabi dan pengajar.
Kenapa..? Karena waktu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali sudah semakin dekat D-day nya. Untuk itu, Injil Kerajaan Tuhan terlebih dulu harus diberitakan pada segala mahkluk diseluruh bumi ini.
And HE said to them, " Go into all the world and preach the gospel to every creature " [Mark 16:15] .
Iblis juga tahu waktunya kian dekat !, dan saat ini dia sedang berusaha keras untuk membawa sebanyak mungkin manusia yang pernah punya pengalaman seperti dia, yaitu orang-orang yang pernah hidup dalam hadirat Tuhan .
Sementara itu, Tuhan punya rencana dan pola tersendiri untuk penginjilan dimasa akhir dari akhir jaman, suatu cara yang sangat baru dan belum pernah ada sebelumnya. Karena cara yang lama tidak lagi efektif pada masa akhir ini.
Tapi sayangnya, banyak hamba-hamba Tuhan sulit untuk bisa benar-benar mengerti rencana dan pola penginjilan yang Tuhan inginkan pada masa kini. Kenapa sulit ? Karena mereka tidak mau melepaskan jubah dan kasut yang lama, jadi bagaimana mungkin bisa mengenakan jubah dan kasut yang baru dengan benar?.
Dalam kondisi bangsa kita yang kian terpuruk ini, orang sudah bosan mendengarkan retorika, orang ingin mendengarkan perkataan yang penuh kuasa, orang ingin melihat kuasa perkataan itu bisa menciptakan sesuatu yang baru yang mengubahkan keadaan yang buruk.
Tuhan sangat rindu, agar kita yang melayani Dia, berjalan dengan kuasa yang nyata manifestasinya, sehingga menghancurkan segala tipu daya muslihat si iblis.
For the kingdom of God is not in word but in power [ 1 Cor.4:20].

Kalau kira-kira 2000 tahun yang lalu para rasul dapat melakukan perkara yang mengguncangkan dunia, padahal pada masa itu belum ada Alkitab yang dicetak, belum ada pesawat terbang, belum ada satelit, belum ada ponsel !.
Masa' sih pada saat akhir dari akhir jaman ini orang-orang kudus-Nya biasa-biasa saja..? Malah banyak yang terpuruk tidak bisa bikin sesuatu yang ilahi . Bukannya Tuhan tidak mau pakai dia, tapi dia tidak mau melepaskan yang lama, karena nggak mau repot belajar lagi dari awal, karena sangat bangga dan sudah puas dengan kejayaannya ditahun-tahun yang lalu.
For the eyes of the LORD run to and for throughout the whole earth, to show Himself strong o­n behalf of those whose heart is loyal to Him. [2 Chronicles 16:9a].
Ayat diatas ditulis ribuan tahun yang lalu, jauh sekali sebelum masa Perjanjian Baru di mulai. Dulu saja Tuhan sudah begitu mencari-cari, apalagi saat ini ?!
Mari saudara-saudaraku, jangan abaikan panggilan pertobatan yang di tujukan pada kita...
Selagi masih ada kesempatan, mari kita bertobat, tanggalkan jubah kita yang lama, lepaskan kasut kita yang sudah usang.
Memang sejenak rasanya pasti sangat tidak enak, kita jadi seperti orang yang telanjang sehingga kita seperti sedang dipermalukan, tapi biarkan dan tunggu, lihatlah jubah dan kasut baru sedang datang !
Lihat sekeliling kita, daerah tempat kita tinggal, kota kita, bangsa kita...
Mereka butuh kuasa Tuhan Yesus, dan Tuhan ingin kita menjadi saluran kasih dan kuasaNYA pada dunia yang sedang menuju kehancurannya.
Dengarkan panggilanNYA untuk kita, agar kita bertobat...




Stigma

.
Cetak Artikel Ini
Kirim ke teman
Asyerinna Lingga

Tanggal 26 Juni kemarin di peringati sebagai hari anti narkoba. Saya tidak tahu sejak kapan ini telah di tetapkan. Tapi yang saya tahu, masalah narkoba terus berkembang dan berlarut-larut dari tahun ke tahun di seluruh dunia. Tidak ada satu negara di dunia ini yang benar-benar bersih dari persoalan narkoba.
Narkoba telah menjadi seperti penyakit kanker yang terus menjalar dari waktu ke waktu. Mulai menjadi sangat nyata di seluruh dunia pada tahun 60-an, ketika di Amerika muncul kaum hippies yang juga di sebut flower generation. Mantan tentara Amerika Serikat yang pulang dari perang Vietnam juga turut memicu, mereka mulai ketagihan narkoba sepulang dari Vietnam karena mereka ingin melupakan trauma ke- kejaman perang tersebut. Gaya hidup musisi rock masa itu juga turut menularkan kegemaran memakai narkoba kepada kaum muda di seluruh dunia pada masa itu.
Hari ini pemakai narkoba kian meningkat pesat dari tahun ke tahun. Sekalipun para penegak hukum berusaha keras membasminya, tapi sepertinya para bandar narkoba selalu maju selangkah lebih dulu.
Negara kita Indonesia termasuk memiliki produsen narkoba kelas kakap yang mengekspor narkoba ke berbagai negara. Kita sudah melihat bagaimana pihak kepolisian telah berhasil berulang kali menggerebek pabrik narkoba, tapi masih saja ada pabrik narkoba yang lain....
Diskotik, pub, hotel, apartemen, mall atau tempat pelayanan umum lainnya adalah tempat yang biasa di pakai untuk melakukan transaksi narkoba. Tapi belakangan ini, saya mendengar beberapa kisah nyata bahwa tempat parkir dan toilet gereja sudah mulai di pakai untuk melakukan kegiatan transaksi narkoba. Malah pernah ditemukan seorang remaja tewas over dosis di dalam toilet disalah satu gereja di daerah Jakarta Pusat....
Saya sendiri pernah memergoki seorang pemuda yang sedang menunggu bandar narkoba di gereja. Saat itu dia bersama teman-temannya yang sedang dalam masa rehabilitasi sedang di undang untuk bersaksi di gereja tersebut. Padahal saat itu pengawas dari panti rehabilitasi turut hadir untuk mendampingi mereka. Tapi ya, dia bisa lolos, karena jumlah mereka belasan sementara pengawasnya cuma beberapa orang. Anak itu berkali-kali minta ijin untuk ke toilet, saya jadi curiga lalu mengikutinya.... ternyata memang ada seseorang yang sedang menunggunya di salah satu ruang kloset di toilet. Dia memang tidak punya uang, tapi kalau dia bisa menjual 3 dia akan dapat gratis 1.
Para pemakai dan bandar punya bahasa sandi yang dari waktu ke waktu bisa berubah, ini untuk membuat mereka bisa saling berkomunikasi tanpa orang awam mengerti apa yang sedang mereka bahas.
Dulu ganja disebut gelek, kemarin sih yang saya tahu ganja itu telah berganti nama jadi cimeng, nggak tau deh, apakah saat ini sebutan itu sudah di ganti lagi ....
Saya sangat terbeban melayani para pemakai yang ingin bertobat.
Karena saya melihat bagaimana teman-teman masa kecil saya, teman-teman kuliah saya, yang hidupnya hancur karena narkoba, bahkan ada yang tewas karena narkoba.
Saya memang bukan mantan pecandu, kalau nyobain sih pernah, ya sepukul dua pukul-lah.....
Seorang pecandu tidak akan ada gunanya masuk panti rehabilitasi kalau bukan atas keinginannya sendiri, percuma jika itu semata-mata karena keinginan orang tua maupun keluarganya.
Berkhotbah di depan mereka di panti sungguh-sungguh membutuhkan ke teguhan hati. Karena rata-rata mereka sudah sulit untuk bisa cepat menangkap apa yang disampaikan, karena selain mentalnya masih labil, jaringan otak mereka kemungkinan besar sudah banyak yang rusak akibat narkoba yang pernah mereka konsumsi terus menerus secara berkala. Padahal, banyak diantara mereka tadinya kuliah di perguruan tinggi ternama, atau diluar negeri. Bahkan ada juga diantara mereka yang bergelar S2, ada juga yang sudah punya istri dan anak. Kalau dilihat, tampang mereka rata-rata cukup tampan dan menawan, sehingga rasanya sangat miris melihat keadaan mereka.
Tapi puji Tuhan, kita adalah pelayan perjanjian baru, dimana kuasa Roh Kudus turut bekerja meneguhkan pemberitaan injil yang kita lakukan pada masa kini......!
Selama di panti rehabilitas, mereka setiap hari selalu di bawa masuk kedalam hadirat Tuhan melalui pujian dan penyembahan.
Hadirat Tuhan menjamah dan memulihkan mereka....
Saya melihat beberapa orang berubah, semakin di pulihkan dari minggu ke minggu setelah mereka duduk diam-diam menikmati hadirat Tuhan saat hamba-hamba Tuhan memuji dan menyembah Tuhan.
Ini kembali membuktikan betapa pentingnya pelayanan pujian dan penyembahan yang penuh kuasa di masa akhir jaman ini.
Yang saya maksudkan disini bukan pelayanan praise and worship yang sifatnya seperti entertaint, tapi pelayanan praise and worship yang dilakukan oleh orang-orang yang berhati tulus dan yang hatinya berkobar dengan cinta kasih yang tulus kepada Tuhan Yesus.
Sebenarnya, setelah mereka berhasil melewati masa sakaw, masa yang sangat berat berikutnya adalah saat mereka telah diperbolehkan kembali pada keluarga dan kembali menghadapi dunia luar.....
Banyak diantara mereka yang kembali jatuh, bahkan ada yang lebih parah dari sebelumnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena sikap orang-orang di sekitar mereka yang selalu memandang pada stigma yang ada pada mereka sebagai mantan pemakai narkoba.
Sikap kita yang sering mengingat stigma ini dapat mengikis rasa percaya diri mereka secara perlahan tapi pasti. Apalagi jika itu dari orang-orang terdekat, dari keluarga dan saudara..... yang sering menunjukkan rasa kurang percaya pada mereka akibat stigma yang mereka miliki.
Saudaraku, berdoa saja tidak cukup, kita harus bertindak.
Sebagai orang yang percaya bahwa kasih dan kuasa Tuhan kita tidak terbatas, kita harus bisa melupakan stigma yang ada pada mantan pemakai narkoba yang ada dilingkungan kita.
Menghancurkan kaum muda dengan narkoba adalah salah satu strategi iblis untuk menggagalkan rencana Tuhan di akhir jaman.
" And it shall come to pass in the last days, says God, that I will pour out of My Spirit o­n all flesh; your sons and your daughters shall prophesy, your young men shall see visions, your old men shall dream dreams ".
[ Acts 2:17 ].
Jadi, kalau kamu sepakat dengan apa yang Tuhan katakan, maka kamu harus bisa tidak perduli pada stigma tersebut. Jika ada keluargamu yang anaknya mantan pemakai narkoba, ingatkan mereka tentang ini.
Bahwa jika tetap terganggu pada stigma mantan pemakai narkoba, itu berarti kita sepakat dengan iblis.... kita menghalangi kuasa Tuhan yang sedang bekerja dalam hatinya.
Tuhan saja mau memulihkan mereka, kenapa kita malah menganiaya jiwa mereka dengan rasa curiga yang sering kita biarkan muncul di hati kita terhadap mereka pada saat saat tertentu...?.
" A bruised reed He will not break, and smoking flax He will not quench; He will bring forth justice for truth " [ Isaiah 42:3 ].




FIRMAN ALLAH DAN KUASA IMAN

.
Cetak Artikel Ini
Kirim ke teman
.

Sewaktu saya memimpin suatu konperensi pendeta-pendeta di Kolombo, Sri Langka, seorang wanita muda, yang sudah lama menderita masalah yang tak terpecahkan, mendapat suatu mimpi. Dalam mimpinya itu Tuhan datang kepadanya dan berkata, "Pergilah ke Dr. Lifsey, ia dapat menjawab masalahmu." Keesokan harinya hari Minggu, dan saya berkhotbah di gereja wanita muda itu. Ia datang ke kebaktian dengan harapan akan berbicara dengan saya secara pribadi. Khotbah saya Minggu pagi itu, pada dasarnya, adalah pesan yang saya utarakan dalam buku ini.

Selesai kebaktian sejumlah besar orang-orang memberi respons atas undangan untuk memberi kesaksian tentang kuat-kuasa Tuhan yang telah bekerja dalam hidup mereka dan membebaskan mereka dari sekian banyak masalah yang serius, seperti keterikatan kepada minuman keras, narkotika, rokok, perbuatan-perbuatan asusila, berbagai penyakit dan problema-problema lain yang membutuhkan penyelesaian.

Wanita muda yang mendapat mimpi itu menunggu dengan sabar sampai kami selesai berdoa dan berbicara dengan mereka yang maju ke depan memenuhi undangan kami. Sewaktu ia akhirnya mendapat kesempatan untuk menemui saya, ia menceritakan mimpinya dan lalu berkata, "Tadinya kusangka akan memerlukan wawancara sendiri dengan bapak, sekarang ternyata tidak usah lagi. Dalam Firman Tuhan yang bapak sampaikan pagi ini, saya telah menemukan jawabannya!" Wajahnya berseri-seri dan rasanya tak mampu menahan kelegaan dan sukacita yang memenuhi hatinya.

Apabila amanat buku ini berguna untuk membantu anda menerima jawaban yang anda butuhkan dari Tuhan, saya akan berterima kasih sekali.

Satu hal pasti: dalil-dalil yang diuraikan dalam buku ini sesungguhnya benar, dan berkhasiat. Saya sendiri telah mengalaminya. Saya hidup dari dan oleh dalil-dalil itu.

Oceanside, California
Agustus, 1978

Harvey M. Lifsey


BUAH MULUT (GOSIP) - 6
Oleh: John Adisubrata



SITUS KRISTIANI?



“Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.” (1 Petrus 3:10)



Beberapa tahun yang lalu, menjelang kedatangan Ps Benny Hinn di akhir bulan Juni 2004 yang mengadakan pelayanan ‘Healing Crusade’ selama dua malam berturut-turut di kota Brisbane, saya yang ikut terlibat sebagai seorang pekerja volunteer di sana, harus membuka website-nya untuk mencari sebuah informasi yang sangat diperlukan pada saat itu.



Dengan menggunakan ‘Google Search Engine’, nama website ‘Benny Hinn Ministries’ bisa segera saya temukan tanpa mendapatkan kesulitan apa-apa. Tetapi, … disamping nama situs tersebut, tampil juga banyak sekali daftar nama situs-situs lainnya di halaman pertama hasil pencarian Google, yang menayangkan artikel-artikel lain sehubungan dengan pelayanannya di dunia.



Setelah saya perhatikan dengan teliti, ternyata Google memperlihatkan 81 halaman penuh dengan berbagai-macam judul-judul yang mengandung nama Ps Benny Hinn di dalamnya. Artikel-artikel semacam itu ditayangkan oleh kira-kira 803 websites dari seluruh dunia, dalam berbagai bahasa. Menurut Google, artikel-artikel yang mengandung nama Ps Benny Hinn di dalamnya, berjumlah lebih dari 35000!



Jika Anda memperhatikan judul-judul yang diperlihatkan hanya di halaman pertama saja, Anda akan menemukan 10 websites yang menayangkan artikel-artikel mengenai hamba Tuhan tersebut. Tetapi hanya 2 dari judul-judul websites yang tertera di sana adalah situs-situs resmi tentang pelayanannya. Sedangkan 8 dari 10 websites yang ditayangkan di sana, adalah hasil karya pena para penulis dari berbagai denominasi, yang menentang, menghakimi, dan yang tidak menghargai pelayanannya untuk umat Tuhan di dunia.



Memperhatikan judul-judulnya sambil lalu saja, saya segera bisa menarik kesimpulan mengenai isi tema yang diperbincangkan oleh mereka di dalamnya. Kedelapan websites atau artikel-artikel yang diperlihatkan di situ mempunyai judul-judul yang negatif sekali. Semuanya berbau fitnahan disertai racun-racun gosip AMAT ganas, yang dilontarkan oleh mereka melalui situs-situs internet ke seluruh penjuru bumi untuk menawarkan hati, membingungkan, serta mempengaruhi iman orang-orang percaya lainnya, yang sudah diselamatkan hidupnya melalui pelayanan hamba Tuhan tersebut. Kalau judulnya saja sudah memberi kesan yang amat garang terhadap dia dan pelayanannya, apalagi isi artikel-artikel itu!



Jadi, … di halaman pertama saja sudah ada 80% tentangan-tentangan negatif yang berusaha meracuni dan menghancurkan 20% tindakan positif pelayanan yang dilakukan oleh Ps Benny Hinn untuk Tuhan di dalam dunia penginjilan masal. Entah, artikel-artikel apa lagi yang ditayangkan oleh penentang-penentang itu di dalam 80 halaman yang lain? Dan yang paling menakjubkan, … situs-situs tersebut menayangkan tulisan-tulisan para tokoh agama Kristen yang penting (bahkan ada yang sangat penting) dari denominasi-denominasi tertentu di seluruh dunia, dengan rentetan embel-embel titel-titel sarjana teologi yang gilang-gemilang.



Membaca hanya sebagian saja dari artikel-artikel yang ditayangkan oleh kedelapan websites tersebut, dimana ada yang sengaja seluruh isi websites-nya dikaryakan khusus untuk menyerang Ps Benny Hinn secara pribadi serta pelayanannya, sudah cukup untuk membuat hati terasa pilu menyaksikan keadaan tubuh Kristus yang menjadi semakin tidak sehat di akhir zaman ini. Dan semua itu hanya disebabkan oleh karena tindakan oknum-oknum yang seharusnya lebih memacu serta memelihara kesejahteraan dan kedamaian hidup masyarakat kristiani di dalam gereja-Nya!



Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Efesus: “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.” (Efesus 4:31)



Karena merasa penasaran, saya mencoba memeriksa dengan mempergunakan search engine yang sama untuk melihat, apakah ada hamba-hamba Tuhan bertaraf antarbangsa lainnya yang juga mengalami nasib yang sama seperti Ps Benny Hinn, dicerca dan dikecam oleh saudara-saudara seiman mereka sendiri melalui dunia sibernetika?



Kenyataannya sungguh amat mengejutkan! Ternyata tokoh-tokoh Kristen kenamaan di dunia penginjilan masal melalui televisi dan radio mendapat perlakuan yang sama jahatnya dari para penggunjing tersebut! Siapakah yang menyangka, penginjil sangat berbobot seperti Ps Joyce Meyer, dan juga pelopor acara radio kristiani ‘Focus o­n the Family’, Dr James Dobson, untuk menyebutkan hanya beberapa nama-nama terpenting di dunia media telekomunikasi kristiani, … difitnah dan digosip habis-habisan oleh mereka melalui situs-situs internet!



Tuduhan-tuduhan serta fitnahan-fitnahan yang jelas sekali berasal dari daya khayal mereka sendiri, atau berasal dari informasi-informasi gosip yang keliru dan tidak jujur ditampilkan di sana tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu, yang kemudian dipergunakan untuk menyerang dan merusak nama baik mereka!



Semakin besar (atau semakin terkenal) pelayanan hamba-hamba Tuhan tersebut di dunia, semakin BANYAK juga jumlah websites dan artikel-artikel yang diciptakan khusus dengan tujuan untuk menghancurkan pelayanan mereka. Tulisan-tulisan yang mengandung dampratan, fitnahan, tuduhan, dan gosip-gosip sekisar pelayanan, bahkan kehidupan pribadi mereka ditayangkan di mana-mana, di dalam segala macam bahasa yang ada di dunia.



Pertanyaan yang seharusnya selalu kita ajukan kepada mereka: “Apakah websites mereka bisa memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus? Dapatkah artikel-artikel tersebut dipergunakan sebagai alat untuk menyelamatkan kehidupan orang-orang lain yang masih belum percaya? Siapakah sebenarnya yang paling dirugikan dengan adanya situs-situs seperti itu? Jadi, … websites tersebut sebenarnya berada di pihak siapa?”



Amsal Salomo mengatakan, bahwa salah satu dari enam perkara yang dibenci oleh TUHAN adalah: “Seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.” (Amsal 6:19)




BUAH MULUT (GOSIP) - 9
Oleh: John Adisubrata



KESIMPULAN GOSIP (2)



4. Sikap Menghadapi Gosip



Di dalam buku kristiani terlaris di dunia saat ini ‘Purpose Driven Life’, Ps Rick Warren menulis, bahwa kita harus selalu bersikap tegas di dalam menanggapi peredaran gosip. Jika seseorang mulai menceriterakan kejelekan atau ‘affairs’ orang-orang lain kepada kita, punyailah ketegasan diri untuk segera memotong percakapannya dengan berkata: “Maafkanlah! Saya tidak mempunyai hasrat untuk mendengarkannya lebih lanjut. Apakah Anda sudah berbicara secara langsung dengan orang yang bersangkutan?”



PERCAYALAH, mereka yang mau bergunjing DENGAN kita, pasti akan bergunjing MENGENAI kita! Mereka tidak akan pernah bisa dipercaya!



Amsal raja Salomo menasihatkan: “Orang yang berbuat jahat memperhatikan bibir jahat, seorang pendusta memberi telinga kepada lidah yang mencelakakan.” (Amsal 17:4)



Tuhan sering memperingati umat-Nya untuk berhenti mengkritik, membanding-bandingkan, atau menghakimi sesamanya. Surat Yakobus 5:9 mengatakan: “Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.” Jika kita mengkritik orang-orang percaya lainnya yang sedang melakukan suatu pekerjaan untuk Kerajaan Allah, sesuai dengan iman, tugas dan beban yang diberikan oleh-Nya kepada mereka, maka kita telah ikut mencampuri urusan-urusan Tuhan.



Pandangan atau tafsiran mengenai isi Alkitab sesuai dengan tradisi atau doktrin denominasi-denominasi tertentu yang kita yakini, janganlah dipergunakan sebagai senjata untuk menghakimi orang-orang lain yang mempunyai tafsiran yang berlainan dengan kita. Sadarilah selalu, tafsiran-tafsiran manusia biasa bukan merupakan suatu jaminan yang pasti, bahwa itu adalah wahyu Tuhan yang sebenarnya! Kita harus menyadari, bahwa kekristenan bukanlah nama sebuah denominasi gereja, melainkan merupakan lambang suatu hubungan pribadi yang intim (perseorangan) antara umat yang sudah diselamatkan, dengan Allah Bapa, Pencipta yang Mahakudus, melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib.



Karena itu, marilah kita semua belajar untuk tidak ikut mencampuri urusan-urusan Tuhan dengan saudara-saudara seiman kita yang lain, dengan tidak menghina, mengkritik, menghakimi atau menggosip mereka. Biarlah setiap orang yang mendapat panggilan atau tugas dari Tuhan untuk melayani umat-Nya, memikul tanggung jawab mereka masing-masing di hadapan Hakim yang adil, yang sudah berdiri di ambang pintu!



Jika kita menerima artikel-artikel yang berbau gosip, yang menyangkut nama-nama orang, meskipun dihiasi oleh banyak sekali ayat-ayat firman Tuhan di dalamnya, siapa pun juga yang menjadi penulisnya, ambillah keputusan untuk tidak mem-forward-kannya kepada orang-orang lain. Biasakanlah diri Anda untuk menolak setiap tulisan atau artikel-artikel, yang tidak memuliakan nama Tuhan, jika Anda melihat bahwa isinya mempergunjingkan firman-Nya, menghakimi pendapat dan pengajaran denominasi-denominasi lain, atau menjelek-jelekkan nama pemimpin-pemimpin mereka. Apalagi jika tulisan-tulisan tersebut mengandung fitnahan-fitnahan tentang kehidupan pribadi mereka!



Artikel-artikel seperti itu, yang belum tentu terjamin keotentikannya, bukan hanya dapat meracuni pikiran, hati dan iman kita saja, tetapi juga, … tanpa kita sadari sendiri, bisa membuahkan perbuatan-perbuatan dosa. Pada akhirnya, sebagai konsekuensi yang biasanya selalu terjadi akibat tindakan-tindakan gosip, adalah efek tergulingnya domino-domino yang akan melanda kehidupan banyak orang-orang lain yang tidak bersalah di sekitar kita.



5. Jangan Mau Terlibat di Dalam Gosip



Kita semua tentu mempunyai pendapat yang sama, bahwa menyebarkan kabar angin adalah suatu tindakan yang tidak etis. Tetapi di samping itu, sebagai umat pilihan Tuhan, kita juga tidak seharusnya bersedia menerima atau mendengarkan gosip, jika kita mempunyai hasrat untuk melindungi kesejahteraan tubuh Kristus.



Mendengarkan gosip mempunyai arti yang sama seperti menerima, atau mengesahkan barang-barang curian/rampasan orang lain. Jika kita berdiam diri saja, bahkan bersedia untuk mendengarkannya, secara tidak langsung kita sudah menjadi seperti tukang tadah yang mau menerima barang-barang tidak halal tersebut. Kita harus menyadari, bahwa melakukan hal itu saja telah membuat kita ikut tersangkut dan bersalah! Bagaikan seorang pencuri, atau perampok, yang baru saja melakukan suatu tindakan kriminil, lalu memberikan barang-barang hasil perbuatannya yang jahat tersebut kepada kita. Dosa yang setara berlaku juga bagi mereka yang sudah menjadi calo-calo barang-barang curian tersebut!



Jika kita bersedia mendengarkan, menerima, bahkan meneruskan gosip orang-orang lain, Tuhan berkata, bahwa secara tidak langsung, kita sudah termasuk di dalam kelompok para pengacau (troublemakers) yang mengakibatkan terjadinya kerusuhan-kerusuhan di dalam persekutuan tubuh-Nya yang kudus.



Raja Salomo menulis: “Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara.” (Amsal 11:13)



6. GOSPEL versus GOSSIP



‘…, seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” (Roma 3:10)



Tentu saja tidak akan ada seorang pun di dunia ini yang bisa membuktikan kepada orang-orang lain, bahwa mereka tidak pernah terlibat di dalam dosa bergunjing. SETIAP ORANG di masa kehidupannya yang singkat, baik orang-orang penting, orang-orang biasa, orang-orang yang sudah tua/dewasa, maupun anak-anak muda/kecil, sadar ataupun tidak, pasti pernah melakukannya.



Pada saat kita menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi, kita lahir baru, dan … semenjak saat itu kita sudah menjadi bagian di dalam tubuh-Nya. Sebagai salah satu anggota di dalam gereja Tuhan, tidak seharusnya kita membiarkan kebiasaan-kebiasaan lama yang buruk mengikuti kita. Semua tindakan-tindakan dosa harus kita tinggalkan, meskipun pada awalnya tampak sulit sekali untuk melaksanakannya. Mengandalkan kekuatan sendiri, tidak akan menjamin tujuan kita untuk melawan atau menggagalkan serangan-serangan Iblis. Kita harus selalu berusaha melakukannya dengan pertolongan kekuatan yang berasal dari Roh Kudus saja. Ingatlah, ‘Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.’ (1 Tesalonika 5:24)



Jika godaan untuk bergosip sudah mulai mengganggu dan memikat pikiran kita, pergunakanlah lis di bawah ini untuk mengecek kembali etika tindakan yang akan kita lakukan:



a. Apakah kita mempunyai hak untuk melakukannya?

b. Siapakah yang memberikan ijin kepada kita untuk berbagi berita mengenai (kehidupan) orang lain?

c. Apakah tindakan kita akan memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus?

d. Siapakah sebenarnya yang paling dirugikan oleh tindakan yang akan kita lakukan?

e. Apakah keuntungan yang akan diperoleh, baik untuk kita, maupun orang-orang lain, disebabkan oleh karena tindakan yang akan kita lakukan?

f. Apakah tindakan kita bisa membangun atau menguatkan iman orang-orang percaya lainnya?

g. Kehidupan siapakah yang dapat kita selamatkan melalui tindakan yang akan kita lakukan?



dan YANG PALING PENTING,



h. Apakah Tuhan Yesus Kristus mau melakukannya?



Jika ada salah satu poin saja yang tertera di dalam lis di atas yang dapat memperingati atau menegur hati nurani Saudara, putuskanlah dengan tegas, untuk segera berhenti memikirkan tindakan yang akan Anda lakukan tersebut. Usirlah Iblis dan antek-anteknya! Hancurkanlah semua kehendak mereka dengan kuasa yang sudah Tuhan berikan kepada kita, umat pilihan-Nya. Pergunakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, yaitu firman Tuhan!



Jika godaan untuk bergosip sudah mulai mengganggu dan memikat pikiran kita lagi, ingatlah akan perintah terakhir yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada perempuan yang tertangkap basah sedang melakukan dosa perzinahan, setelah semua pendakwa yang mengelilingi dan bermaksud untuk merajam dia pergi meninggalkannya.



Ia berkata kepadanya: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yohanes 8:11)



Perintah Tuhan Yesus tersebut juga berlaku sampai sekarang untuk semua orang yang sudah bertobat, yang berjanji untuk selalu mengikuti langkah-langkah-Nya, dan bersedia meninggalkan segala perbuatan-perbuatan dosa yang pernah dilakukan.



Karena itu, … bukankah jauh lebih menguntungkan bagi tubuh Kristus, jika kita menjadi pembawa ‘Kabar Baik’ (GOSPEL), daripada menjadi penyebar ‘Kabar Angin’ (GOSSIP).



Semoga memberkati!



Syalom,



John Adisubrata

john.m.a@bigpond.net.au

0 Comments:

Post a Comment

<< Home