Forum Kebersamaan Image MDC Bintaro

Tuesday, August 29, 2006

Profil Wanita Sukses

Meity Robot :
Nyaris Memimpin PANAM Di Indonesia

Bekerja dijalaninya sejak lulus sekolah menengah. Dari perusahaan minyak asing, airlines asing sampai biro perjalanan wisata dirambahnya selama lebih 42 tahun. Pariwisata kini menjadi titik fokusnya.

Meity Robot Titik fokusnya kini pariwisata
Dengan serius Augustine Constantine Robot atau dikenal sebagai Meity Robot menyimak ucapan seorang wartawan di telepon. Wartawan itu memberitahukan bahwa dalam draft terakhir GBHN yang baru, pariwisata ada di sub paling bawah di bawah sektor sosial dan budaya. "Bukan di bawah sektor ekonomi?" tanyanya. Waktu itu, pertengahan Oktober lalu, ia berada di kantornya, Iwata Nusantara Tours & Tavel, dan sudah beberapa jam lewat dari jam kantor.

Padahal, katanya, pariwisata itu suatu industri yang menghasilkan banyak devisa. Dulu masih di urutan ke-20 penyumbang devisa negara, kini sudah keenam terbesar. Dia kelihatan kecewa. Apalagi beberapa hari sebelumnya, bersama rekan-rekannya para pelaku pariwisata Indonesia, ia berbicara dan memberi masukan kepada para anggota DPR RI mengenai pentingnya pengembangan pariwisata untuk meraup devisa negara.

Terlepas dari pembicaraan itu, Meity nama panggilan yang diberikan ibunya menaruh minat yang mendalam pada bidang yang kini digelutinya, pariwisata. Sebagai Ketua ASITA (Association of the Indonesian Tour & Travel Agencies) Jakarta, ia merasa berkewajiban untuk ikut andil dalam segala permasalahan yang menyangkut kepariwisataan. Apalagi dari tahun 1980 ia berkecimpung dalam bisnis pariwisata.

"Sebenarnya saat itu belum terbayang untuk terjun di pariwisata. Tidak pernah mimpi, karena saya lebih tertarik di bidang kesekretariatan," ujarnya.

Dua rekan kerjanya saat bekerja di sebuah airlines (penerbangan) asing mengajak untuk berusaha menjalankan biro tur dan perjalanan sendiri. "Perusahaan ini sudah ada. Kami tinggal menjalankannya," kata Direktur Iwata Nusantara Tours & Travel yang memiliki 24 karyawan, "Dari masa ramai, sampai masa sulit ini, saya pertahankan jumlah karyawan itu."
Selalu bekerja

Meity memang tipe wanita pekerja. Sejak tahun 1956, selepas dari HBS sekolah menengah Belanda di Indonesia ia langsung bekerja di sebuah perusahaan minyak, Shell Company.

"Waktu itu umur saya 19 tahun. Saya hanya sebagai staf biasa. Tapi di sana saya belajar steno, mengetik dan bidang-bidang kesekretariatan lainnya," ujar nyong Ambon kelahiran Jakarta, 3 Agustus 1937 ini. Karirnya naik, jadi sekretaris direksi dan diberi kesempatan untuk belajar bidang sekretariat bisnis di Singapura.

Sepulangnya dari Singapura, ia dipindahkan ke Plaju, kantor pusat Shell di Indonesia. "Tapi nggak lama. Saya nggak tahan tinggal jauh dari keluarga yang selalu ramai." Baliklah ia ke Jakarta, walau dengan tekad untuk mencari pekerjaan lain. "Saya sudah cukup lama di Shell. Sudah tidak betah lagi. Lagipula saya sudah mengecewakan dan merasa nggak adil."

Meity juga ingin melanglang buana. "Ingin melihat dunia, dan bagaimana negara-negara lain dibandingkan dengan negara saya. Bekerja di manapun, dengan gaji seberapa besar pun, belum tentu dapat keliling dunia, kan? Itu yang ada di benak saya waktu itu. Saya ingin pindah untuk dapat sesuatu yang lain." Bagaimana ia mewujudkan cita-citanya? Dia pun melamar ke maskapai penerbangan.

Tahun 1962 itu, ia mendapat tawaran di dua maskapai asing, dari Jepang dan Amerika Serikat. Meity menentukan pilihan, bekerja di maskapai penerbangan AS, PANAM. Alasannya, "Karena saya pikir, sebagai perempuan saya tidak akan 'dianggap' lebih kalau bekerja di perusahaan Jepang. Sedangkan di perusahaan AS, kesempatan untuk maju lebih banyak."

Memang tidak salah. Di PANAM ia memperoleh banyak kesempatan belajar, kebanyakan di luar negeri. Belum lagi mengunjungi negara-negara lain menggunakan armadanya dengan tiket hanya 5-10 persen. Sekeluarga lagi. "Anak saya waktu itu masih kecil sudah saya bawa keliling dunia." Meity yang kerap melanglang buana itu sangat menyukai kota-kota di Prancis. Sedangkan di Tanah Air hanya beberapa kota besar yang sempat disinggahinya.

Tahun 1965, tepatnya tanggal 5 Juni 1965, ia menikah dengan Robby Simon Robot, orang Manado yang pegawai Pertamina. "Saya bertemu pertama kali saat bekerja di Shell," jelasnya. Meity dikaruniai empat anak, Orlando Brian (33), Raymond Mauria (30), Brenda Priscilla (27) dan Vito Tobias (22). Dua anaknya sudah bekerja, putri semata wayang masih kuliah di AS, sedangkan si bungsu hampir rampung dari Universitas Atmajaya jurusan Hukum Perusahaan.

Di PANAM ia mengawali karirnya sebagai sekretaris direksi. Kursus-kursus berbagai bidang kesekretariatan, bahkan bidang lain, seperti reservasi, ticketing, penjualan, kargo, sampai manajemen ia peroleh. Kursus jangka pendek yang umumnya diberikan dua kali setahun itu dilaksanakan di Hong Kong, London, Honolulu, Los Angeles dan New York. "Yang tidak sempat, di Miami."

"Saya kan orangnya ingin tahu segala macam," Meity mengakui. Tepatlah kalau ia masuk PANAM yang memberi kesempatan luas untuk meningkatkan kemampuan diri. "Mereka tidak pernah membatasi. Asal kita mampu dan mau. Apalagi kita yang atur anggaran-nya. Umumnya mereka menyetujui. Loyalitas kami di sana juga tidak diragukan."

Jadilah Meity seorang manajer, tahun 1972. Dalam 10 tahun itu, ia merambat naik, dari seorang sekretaris, supervisor sampai manajer. "Saya jadi orang kedua, setelah si Bule yang jadi pimpinan." Ada dua manajer di kantornya, satu yang dijabat Meity sebagai controls and management services dan satu lagi pria Indonesia sebagai airport manager.

"Waktu itu saya satu-satunya perempuan Indonesia yang dijadikan manajer di perusahaan asing. Saya banyak masuk koran. Suatu kebanggaan," kenangnya. PANAM memang jadi kenangannya yang paling manis. Dan ia betah bekerja sampai 18 tahun.

Belum terbayangkan bahwa kemudian PANAM jatuh. "Tapi, sebelum saya keluar pun PANAM kan sudah off line. Dia tidak terbang lagi ke Indonesia, hanya sampai Singapura dan Hong Kong. Tahun 1976 itu sudah menggantunglah. Karir saya juga sudah mentok. Kalau naik lagi, ya gantiin si Bule. Saat itu, belum bisa orang kita menduduki posisi top. Baru beberapa tahun kemudian bisa," katanya.

Akhir tahun 1979, Meity pun minta keluar. "Kalau kamu mau keluar, boleh. Tapi jangan ke airlines lagi. Begitu pesan si Bule. Ya, nggak lah."
Unggul di ticketing

Saat memulai usaha di biro perjalanan, Meity tidak tahu seberapa besar peluang yang bisa diraihnya. Tapi di awal berbisnis sendiri, ia tidak mengalami banyak kesulitan. "Saat bekerja di PANAM, saya memang kuat di penjualan tiket. Saya masih memanfaatkan relasi yang ingin ke luar negeri, belum sampai untuk mendatangkan mereka ke sini," jelasnya.

Meity ingat, saat itu pariwisata Indonesia tidak banyak diperhatikan. Perolehan devisa negara masih mengandalkan hasil minyak bumi. Setelah terjadi krisis minyak dunia, pemerintah mulai melirik sektor wisata. Tapi, ia mengakui, sampai saat inipun penanganannya masih belum seluruhnya profesional. "Kendalanya banyak, accessibility-nya, juga peraturan-peraturan."

Padahal ia mengakui bahwa Indonesia sangat kaya sumber daya. Daya tarik obyek wisata jauh lebih bagus lagi. Ada pantai, laut, gunung, dan budaya. Indonesia itu, katanya, suatu tujuan yang atraktif. Tapi, bagaimana cara menawarkannya ke luar negeri? Hal tersebut yang juga menjadi kendala. Selama pariwisata berkembang, tahun 1997 adalah tahun dengan paling banyak wisatawan asing yang datang, sampai 5,3 juta orang.

"Setelah itu krisis makin diperparah dengan situasi politik. Ada pemilihan umum, Timor Timur, sidang umum yang tak lepas dari unjuk rasa. Pusing jadinya kita di sini. Kalau kita saja pusing, bagaimana dengan orang yang mau ke sini, pusing juga kan? Wisatawan kan beli sesuatu bukan untuk cari ketidak nyamanan. Dia ingin enjoy. Kalau keadaanya tidak kondusif, bagaimana mau enjoy," ungkapnya.

Meity menyadari, kurangnya memberikan informasi yang akurat dan tepat bagi wisatawan asing memberi kontribusi yang besar bagi semrawutnya pariwisata Indonesia. "Mestinya kalau berita-berita di luar tidak bersahabat, memang kita tidak boleh bohong. Tapi harus ada cara untuk memberikan sesuatu. Misalnya, kalau berita itu benar, kita bisa katakan memang itu benar, tapi ... 'Tapi'nya itu masih belum ada yang menyampaikan." Belum lagi perwakilan-perwakilan di luar (ITPB = Indonesia Tourism Promotion Board) ditutup. Hambatan pun makin beragam.

Diakuinya, untuk hal tersebut Bali sudah memilikinya dengan adanya Bali Update. Maka, saat krismon pun wisatawan masih datang ke Pulau Dewata itu. Dan menurut Meity, untuk mencontoh itu pariwisata pusat punya gagasan untuk memberdayakan 'Post of Indonesia Tourism' yang kini masih dipegang Indonesia PATA Chapter dan nanti akan diserahkan kepada BPPI (Badan Promosi Pariwisata Indonesia). Dengan adanya 'Post' maka informasi dapat disebarkan secara efektif.

Meity pun bercerita saat menjadi Ketua Pasar Wisata ke-6 di Jakarta baru-baru ini berlangsung di Senayan, nyaris terhenti karena situasi yang memanas di ibukota. "Saat transaksi berlangsung, kita masih dengar tembakan-tembakan. Padahal di sana ada tour operator, wholesaler dari luar yang diundang. Kejadian itupun jadi tontonan mereka. Itukan hal yang menakutkan. Dan kita sama sekali tidak tahu hal itu akan terjadi." Karena itulah, penutupan pun dimajukan sehari.
Sedang berjuang

Di tengah Pasar Wisata Kerusuhan membuat citra Indonesia rusak
Aktivitasnya di berbagai organisasi pariwisata dan Kadin (Kamar Dagang dan Industri) patut diacungi jempol. Untuk kiprahnya itu, Meity mendapat anugerah Adikarya Pariwisata tahun 1996 dari Presiden. Dia mengakui, sering diajak mengikuti berbagai kegiatan pariwisata oleh Joop Ave (saat itu Dirjen Pariwisata) dan diberi banyak kesempatan belajar.

Menjadi Ketua ASITA Jakarta pun sampai tiga periode, sejak tahun 1993. Kini untuk periode ketiga yang dipilih tahun 1998, ia menjabat lima tahun sebelumnya tiga tahun sekali. "Nanti Desember ada Munas di Bali. Kami akan ajukan pemilihan ketua kembali tiga tahun sekali dan hanya boleh diangkat dua kali." Bisa jadi di Munas itu ia dipilih jadi ketua ASITA Pusat? "Wallahualam," Meity hanya tersenyum.

Meity akan menjalani tugasnya sampai tahun 2003, walau seterusnya ia tak berminat lagi. Memang bukan hal mudah mengatur lebih dari 500 anggota ASITA Jakarta. "Susah sekali menghimpun mereka. Kebanyakan mereka masih belum merasakan manfaat asosiasi, belum punya rasa ikut memiliki. Saya tak tahu kenapa, karena belum melakukan evaluasi. Tapi BPPI akan kita aktifkan lagi."

Pariwisata yang memang diharapkan menjadi penghasil devisa utama, rupanya masih tinggal harapan. "Bagaimana, coba. Ibaratnya, kita tak dikasih pelurunya. Di perusahaan umumnya 10 persen turn over untuk promosi. Tapi kita mana? Kalau kita dapat hasil, ya kasihlah untuk promosi itu." Dan sampai saat ini, Meity mengungkapkan bahwa pihaknya sedang berjuang agar pemerintah yang baru itu mengerti.

Dalam usianya yang lebih 62 tahun dan masih tampak segar, ia katakan, hidupnya mengalir saja. "Saya ini kalau ingin tidur, ya harus tidur, walau persoalan belum selesai. Kalau sudah tidur, biasanya saya merasa segar." Sebagai perempuan, ia juga tidak pernah merasa mendapat hambatan berarti dalam membina karirnya.

Meity memandang, perempuan di Indonesia banyak diberi kesempatan untuk memasuki bidang kerja apapun. Walau ia mengakui, soal imbalan masih di bawah pekerja laki-laki. Urusan bekerja memang sudah menjadi dunianya. "Kita harus betul-betul punya keinginan dan harus menyukai pekerjaan yang diterjuni. Tapi kalau tidak menguasai bidangnya, itu susah berkembang. Selain itu, apa nilai yang bisa kita dapat," kiatnya.

Sebagai perempuan bekerja dan berkeluarga, Meity juga mengakui banyak tantangannya. Tapi ia maju terus, "Yang penting kualitas, dan lingkungan keluarga kami cukup dekat. Kami beri anak-anak pendidikan yang layak. Uang, mereka bisa cari. Tapi pendidikan? Kami sebisa mungkin memberi pendidikan pada mereka. Karena tidak semua orang dapat kesempatan seperti itu."

Tapi Meity masih menyimpan obsesi tentang kesuksesan anak-anaknya yang semuanya masih lajang itu. "Saya ingin anak-anak sukses. Soalnya, dalam keadaan begini." Usaha anaknya memang harus tutup karena krismon ini. "Untung saya lihat mereka tidak frustasi. Mereka tidak menyerah, itu suatu kebanggaan."

Meity pun tidak pernah lupa memberikan dukungan. "Saya juga suka katakan, walau kita menghadapi masa yang sangat sulit, sangat berat, tapi jangan lupa, masih banyak orang yang lebih menderita dari kita." (nie)






Tati Purwadi
Mengawinkan Batik dengan Bordir

Perkawinan silang sering membuahkan hasil yang unik dan cantik. Baik dalam perkawinan tumbuhan ataupun manusia. Label indo pada anak hasil perkawinan manusia Timur dan Barat salah satu contoh yang disukai. Perkawinan silang dalam urusan busana pun mampu menampilkan pesona yang indah. Itulah yang dilakukan Tati Purwadi (54) pada sandang asli Indonesia, batik. Ia memadukan kain batik dengan kerajinan bordir. Hasilnya, sebuah karya yang memanjakan mata.

DI showroom-nya yang diberi nama Butik Batik Pranandari, sebuah bentangan gorden di belakang meja kasir menjadi pandangan pertama yang menarik pengunjung. Kain gorden berbahan belacu itu akan menjadi kain biasa seandainya tak ada kupu-kupu atau bunga menempel di sana-sini. Kupu-kupu dan bunga tersebut adalah potongan dari kain batik. Setiap sisi kupu-kupu dan bunga dibordir sebagai perekat pada belacu sekaligus mempertegas bentuk. Pinggiran gorden dipermanis lagi dengan juntaian batik senada kupu-kupu atau bunga.

”Awalnya saya memang bermain di nonbusana, baru tahun 2000 saja saya mulai merancang busana Muslim dengan modifikasi batik dan bordir,” tutur Tati. Nonbusana yang dimaksud Tati adalah seprai, tutup kasur atau lazim disebut bedcover, dan gorden.

Saat busana Muslim semakin banyak dikenakan perempuan, Tati berpikir untuk melakukan ekspansi dengan menerobos peluang pasar tersebut. Kebetulan seorang keponakannya yang memiliki sebuah butik pakaian di Bogor memintanya memasok pakaian.

Pilihan Tati melebarkan sayap ke arah busana Muslim tak salah. Manisnya booming pakaian Muslim sempat dirasakan Tati. Saat itu ia masih mengotak-atik busana Muslim dari kain biasa. ”Dulu belum memproduksi busana batik. Tapi sudah menyediakan batik Trusmi yang dipasok dari Cirebon, namun belum berbentuk busana,”ujarnya.

Sejalan dengan waktu, Tati tertarik untuk melakukan sesuatu pada batik. ”Saya ingin menjadikan batik menjadi sesuatu yang lain,” kata Tati yang kemudian menemukan moto butiknya yang berbunyi ”Kini, batik tak lagi klasik”.

Kain batik di tangan Tati memang semakin cantik. Sebuah kain batik yang biasa diwiron sebagai padanan kebaya bisa berubah menjadi rok berpayet. Bisa dipakai untuk kesempatan formal tidak hanya oleh ibu-ibu tapi juga dapat dikenakan para remaja putri.

Sekarang dengan saingan pebisnis busana Muslim di mana-mana, pengalaman laris manis busana Muslim agak terpengaruh. ”Sebab itu saya membidik segmen yang agak berbeda dengan pasar pada umumnya, yaitu pakaian resmi dan setengah resmi untuk ibu muda dan remaja. Kalau yang kasual di pasar baru juga kan banyak,” kata Tati menjelaskan tentang siasatnya.

Tetapi untuk jenis padu padan batik, Tati tidak terlalu memiliki banyak pesaing. Kalaupun ada, setahu Tati pengusaha lain menggunakan pure batik pada rancangannya.

**

MODAL nekat menjadi awal dari terjunnya ibu dari Restu Pranandari, S.H., dan M. Mugni Taufik (mahasiswa Teknik Sipil ITB) ke dunia bisnis. ”Awalnya modal nyampur-nyampur dengan uang rumah tangga,” ucapnya mengenang masa-masa awal bisnisnya. Modal itu pun diperoleh Tati dari suaminya yang bekerja di Dinas Pekerjaan Umum, Ir. Ahmad Purwadi, M.Sc.

Semula Tati adalah ibu rumah tangga biasa setelah memutuskan berhenti bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan konsultan di Bandung. ”Tapi karena sudah biasa bekerja, saya kepikiran mau ngapain di rumah aja. Suami saya juga mendukung, bahkan dia bilang lebih baik saya punya pekerjaan. Kalau punya kesibukan gak ada yang dirasa. maksudnya kalau diam saja, semua jadi terasa, ya penyakit atau apa pun itu,” kata Tati sambil melepas tawa.

Tati tak perlu lama-lama berpikir. Ia memutuskan untuk berkarya dan bekerja dalam dunia yang disukainya. Semenjak sekolah menengah pertama, Tati sudah suka menjahit. Saat perpisahan sekolah, bahkan ia sudah bisa menjahit pakaiannya sendiri untuk menghadiri acara tersebut.

Menekuni pekerjaan yang disukainya, Tati tak terlalu terobsesi harus sukses. Baginya, pekerjaan itu sendiri sudah memberinya kesenangan tersendiri. Mungkin karena dinikmati dan tanpa beban, jalannya malah terbuka lebar. Dari dua orang pekerja, kini ia sanggup menggaji 21 karyawan yang terdiri dari pemotong kain, penjahit, pembordir, hingga juru masak, dan pramuniaga tokonya. ”Ada yang aneh bagi saya, yaitu jenis pekerjaan dan asal para pekerja saya. Yang membordir pastilah orang Tasikmalaya, sedangkan penjahit semuanya berasal dari Garut,” ungkapnya.

Walaupun sudah memunyai karyawan yang bisa diandalkan, Tati tidak lepas tangan begitu saja. Baginya kualitas adalah hal yang harus diutamakan. Ia masih bersedia mengukur pelanggan yang ingin membuat baju. Selain menyediakan pakaian jadi, Tati juga menerima jasa menjahit dan membordir. Bahkan ia juga bersedia mendesain kamar pengantin.

Untuk menjaga kualitas jahitan dan bordir, Tati tak mau memberikan sistem borongan pada pegawainya. Tati lebih menyukai sistem upah harian walaupun menjadikan biaya produksi lebih mahal.

”Kalau sistem borongan, pastilah pekerja ingin cepat-cepat menyelesaikannya. Jika harian, kalaupun lambat mereka rapi mengerjakannnya,” papar Tati.

Ada keasyikan tersendiri bagi Tati bisa bergaul dengan karyawan-karyawannya yang ia kontrakkan di sekitar lingkungan rumahnya di daerah Arcamanik Bandung. ”Saya jadi bisa mendalami berbagai jenis karakter orang,” katanya.

Prinsip yang dianutnya, sekaligus rahasia yang membuat karyawan-karyawannya loyal adalah penerapan simbiosa mutualisme alias hubungan yang saling menguntungkan. ”Seperti pada anggota tubuh sendiri, kita tak boleh menganggap salah satu bagian lebih penting dari yang lain, misalnya mata lebih penting dari tangan. Semua sama pentingnya. Itu yang saya katakan pada pegawai saya. Saya membutuhkan Anda dan Anda pun membutuhkan saya,” ujarnya.

**

PEMASARAN sebagai ujung tombak sebuah hasil produksi, sudah sangat dikuasai Tati. Selain memajang busana di tokonya yang berada di kawasan Lingkar Selatan, Tati juga rajin berpameran untuk menggaet pelanggan baru. Barangnya, kendati belum dalam jumlah besar, sudah sampai juga ke Malaysia dan Qatar.

”Biasanya yang bawa adalah teman-teman saya. Saya memang biasa membawakan para ibu rumah tangga barang-barang saya, mereka bisa membayarnya jika sudah laku. Para ibu ini tidak hanya menjual di Bandung saja, juga sampai ke Aceh dan Medan,” katanya.

Sebelumnya ia juga menjadi pemasok bagi sebuah butik Muslim besar di Bandung. Namun ia tak meneruskannya. ”Ribet dan terlalu capek karena sistemnya 'kejar tayang',” ucapnya. Maksudnya, pesanan itu terus-menerus membuat ia tak bisa beristirahat.

Ia juga berkeputusan membuat bisnisnya berjalan lewat ”satu pintu”. Tati tak berminat membuka cabang lain, demi mepertahankan kualitas layanan. Sebulan ia memproduksi 240 setel atau 480 potong pakaian. Karena butik, tentu saja ia membatasi pembuatannya.

Di usianya sekarang, Tati mengaku ingin terjadi regenerasi dalam usahanya ini. Namun kelihatannya kedua anaknya belum berminat. ”Semoga nanti mereka berminat,” kata Tati yang saat ini sibuk membuat perlengkapan kamar pengantin untuk anak sulungnya yang rencananya akan menikah dalam waktu dekat. (Uci Anwar)***





Kartini-Kartini yang Terbang Menyongsong Ilmu

ZAMAN Kartini, alih-alih pergi ke luar negeri untuk sekolah, bisa belajar di tanah air sendiri pun sudah untung. Kini, kesempatan itu terbuka lebar. Demi ilmu, perempuan terbang bermil-mil jauhnya. Tetapi benarkah sudah semudah itu jalannya?

geulis-utama1.gif (47492 bytes)JAWABANNYA tidak! Tantangan sudah diawali ketika perempuan masih di rumah. “Konflik batin terjadi ketika akan memutuskan itu. Diambil atau tidak ya? Saya bukan tipe orang yang mengejar karier, tapi suka mengembangkan diri. Lalu bagaimana dengan anak-anak? Tapi kalaupun ditunda, belum tentu saya nanti lebih siap atau peluang itu bisa datang lagi. Konflik itu pun berkepanjangan ketika saya sudah berada di sana. Saat saya kangen anak-anak, saya sempat berpikir, ngapain sih saya di sini (di luar negeri)?” kata Karyantri Dewi (35), Program Officer PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Jawa Barat yang mendapat beasiswa gender studies selama setahun di Leeds University, Inggris, tahun lalu.

Jadi tidaknya para Kartini menyongsong ilmu, banyak dipengaruhi sikap keluarga, terutama suami. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, Spec.Lic., misalnya, berangkat dengan perasaan tenang ke Ghent State University di Belgia, meninggalkan kedua anaknya yang saat itu baru berumur 4 dan 5 tahun.

“Suami sangat mendukung, bahkan dia yang menjadi pendorong utama saya. Dia menyatakan siap mengasuh anak bergantian dengan ibu saya. Dukungan suami adalah hal amat penting bagi perempuan yang sudah menikah dan ingin belajar lagi dalam waktu lama di luar Indonesia,” ujar Dwi yang sekretaris Bidang Akademik Program Magister Manajemen Universitas Padjadjaran ini.

Ketua Pusat Penelitian Peranan Wanita Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran Bandung, Ir. Siti Homzah, M.S. mengemukakan, keluarga adalah sebuah sistem yang memiliki struktur dan fungsi. Terciptanya keluarga melalui proses “kontrak perkawinan” antara laki-laki dan perempuan, yang masing-masing anggota memiliki kewajiban dan hak masing-masing.

“Ketika salah satu anggota harus meninggalkan tugas dan fungsinya, pasti akan ada kegoncangan dalam sistem tersebut. Sebab itu, perlu ada komitmen baru antara suami, istri, dan anak ketika salah satu anggota, katakanlan istri, pergi belajar lagi untuk waktu yang lama, apalagi di tempat yang amat jauh,” kata Homzah.

Mereka yang bisa sukses belajar di luar negeri sekaligus sukses mempertahankan keluarganya biasanya datang dari keluarga yang solid. Menurut Homzah, banyak perempuan yang memaksa mengejar karier melalui studi di luar negeri, namun pulang mendapati kenyataan rumah tangganya berantakan.

Sebut saja Miranda. Pulang dari tugas belajar, ia mendapati suaminya telah menikah lagi dan memiliki anak. Padahal, keberangkatannya sudah melalui persetujuan dan komitmen dengan suaminya. “Usia perkawinan kami waktu itu sudah belasan tahun, ketika itu saya pikir keluarga saya termasuk keluarga solid. Saya merasa sudah mengenal suami saya,” tutur Miranda.

**

BELAJAR di negeri orang memang merupakan peluang emas. “Sayang rasanya melepas peluang beasiswa sebesar 20.000 poundsterling atau Rp 300 juta,” kata Imelda Tirra Usnadibrata Furqon (34). Imelda mendapat kesempatan belajar di tingkat magister bidang metodologi riset pendidikan di Oxford University, Inggris sejak September 2004 hingga September 2005.

Kelebihan bersekolah di luar negeri terasa sekali, baik oleh Imelda, Dwi Kartini. “Terutama dari fasilitas yang canggih dan lengkap, termasuk akses mendapatkan berbagai informasi serta para pembimbing yang berdedikasi penuh untuk memastikan kita on track dalam studi,” ujar Imelda.

Itu juga yang dirasakan oleh Karyantri. “Kita yang dari Indonesia masih mending, agak mengerti tentang teknologi. Ada rekan dari negara Afrika yang benar-benar gaptek alias gagap teknologi. Mereka dibimbing serius sehingga menguasai teknologi,” ujar Karyantri.

Meskipun begitu, Dwi Kartini sempat gaptek juga saat ia ke Belgia. Tahun 1983, saat teknologi belum banyak masuk ke sini, Dwi Kartini terbengong-bengong memasuki sekolahnya di Belgia. Selain gaptek, ia juga kesulitan dalam berbahasa. Di Belgia, digunakan tiga bahasa yakni Prancis, Jerman, dan Belanda. Sebelum berangkat, Dwi memutuskan belajar bahasa Belanda. “Namun, apa yang terjadi? Saya ditertawakan teman-teman sekelas. Rupanya bahasa Belanda yang saya pelajari adalah bahasa saat perang dunia! Bahasa yang saya pelajari itu tidak digunakan lagi di sana,” tutur Dwi.

Begitu beratnya masa-masa yang harus dilalui Dwi, membuat Dwi menyebut kenangannya belajar di luar negeri sebagai bad memory. Hanya karena perjuangan luar biasa dari perempuan bertubuh kecil ini, membuat ia lulus dengan predikat cumlaude. Peraih predikat tersebut hanya 3 dari 35 orang seluruh angkatannya. Ia satu-satunya perempuan peraih cumlaude.

Mental yang kuat juga benar-benar harus dimiliki perempuan saat memutuskan bersekolah lagi. Sebuah cerita tragis menimpa Nova, sebut saja demikian. Perempuan cantik dan pintar ini begitu percaya diri saat menyongsong ilmu, juga di Belgia. Namun beratnya tugas sekolah membuatnya depresi. Bahkan, ia harus berurusan dengan dokter jiwa. Shock lain ditemuinya di Indonesia, ternyata suaminya sudah menikah lagi.

Akan tetapi, kasus-kasus sedih itu hanyalah bagian kecil dari perjuangan kaum perempuan. Masih lebih banyak cerita berakhir bahagia. Imelda misalnya, ketika berangkat belum mengetahui bahwa ia sudah mulai hamil anak pertama. Ia menyadarinya ketika sudah tiba di Inggris.

“Sempat kepikiran apa saya pulang saja. Eh teman-teman kuliah men-support saya. Hamil itu kan bukan penyakit, itu anugerah. Bahkan, biaya pemeriksaan hamil untuk pelajar di sana gratis. Dukungan suami juga terasa sekali. Beberapa waktu menjelang persalinan, ia menyusul untuk mendampingi saya melahirkan,” tutur Imelda.

Ketika pulang, selain membawa ilmu yang berguna bagi pengembangan kariernya di Yayasan Bina Mandiri STISI (Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia) Bandung, Imelda membawa “bonus” bayi. “Saya beri nama Oxa, kepanjangan Oxford tea he..he..he,” kata Imelda tergelak.

Namun, jika kini disodorkan pada Imelda untuk sekolah lagi dan harus meninggalkan anaknya, Imelda berkata, “Mungkin sekarang saya berpikir ulang bila harus meninggalkan keluarga dalam waktu yang cukup lama dan sangat jauh. Keinginan untuk melanjutkan studi tetap ada. Namun saya yakin ke depan akan ada bentuk terbaik bagaimana keinginan saya bisa terwujud dengan tidak mengabaikan kebutuhan anak dan suami.”

Sedangkan, Dwi yang sudah mengambil “pelajaran” berjauhan dengan anak dan suami dalam waktu tahunan mengatakan kapok. Ketika pulang ke Indonesia, ia sedih sekali. “Kedua anak saya kurus. Di rambutnya banyak lisa (telur kutu), karena tidur dengan pembantu,” katanya.

Untungnya untuk mengambil gelar doktornya di Virginia Amerika, ia bisa melakukannya bolak-balik antara Virginia dan Indonesia. Itu bisa dilakukan karena ada dana yang cukup.

Tantangan bagi perempuan untuk bersekolah lagi di negeri seberang memang masih “luar dalam”. Namun kembali dari sana ada peluang masa depan menjanjikan. (Uci Anwar)**



Profil Wanita Karir

Valina Singka Subekti

Wanita kelahiran Singkawang Kalimantan Barat yang dibesarkan di Jakarta ini, menjalani sekolah sepanjang hari. Pagi hari di sekolah umum dan sore hari di madrasah ibtidaiyah. Keluarganya yang aktif berorganisasi dan kuat dalam pendidikan keagamaan membentuk kepribadian Dra. Valina Singka Subekti, MSi.

Tahun 1977-1978, saat SMA, Valina terpilih mengikuti program pertukaran pelajar Indonesia-Amerika Serikat (American Field Service AFS). Saat kuliah di FISIP UI Jurusan Ilmu Politik, selain aktif di organisasi kehamasiswaan intra juga menjadi asisten dosen dan wartawan Harian Pikiran Rakyat. Di luar kampus, ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan menjabat sebagai Ketua Umum KOHATI (Korps HMI-WATI) cabang Jakarta 1981-1982, serta pernah masuk ke jajaran Pengurus Besar PB HMI 1981-1982.

Tahun 1985, Valina lulus dari FISIP UI dengan predikat sarjana terbaik dan kemudian diangkat sebagai staf pengajar tetap Jurusan Ilmu Politik FISIP UI. Gelar magister ilmu politik diperoleh dari Program Pascasarjana UI pada tahun 1996. Selain mengajar, Valina juga memimpin Laboratorium Ilmu Politik (LabPol) FISIP UI mulai 1998. Situasi perubahan politik di Indonesia yang berkembang sangat cepat yang berujung pada lengsernya mantan presiden Soeharto, mendorong LabPol melakukan berbagai penelitian, penerbitan dan pendidikan politik.

Menjelang pemilu 1999, Valina memandu acara talk show 'Wacana Pemilu' Stasiun ANteve yang merupakan program Universitas Indonesia untuk melakukan pendidikan politik masyarakat. Sampai saat ini ia masih menyempatkan diri menjadi pembicara di berbagai acara diskusi dan seminar, serta menulis di berbagai media massa. Sesuai dengan minatnya dalam berorganisasi Valina juga aktif di organisasi kemasyarakatan Wanita Syarikat Islam, yang mengantarkannya menjadi anggota MPR RI tahun 1999.

Valina merasa mendapat penghargaan dari Fraksi Utusan Golongan ketika terpilih menjadi anggota Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR RI karena melalui media itu dapat memberi kontrobusi pikiran sesuai bidang ilmu yang ditekuninya dalam mengamandemenkan UUD 1945. Dengan berbagai kesibukan yang menyita waktunya itu, meskipun berat, Valina tetap berusaha menjaga keseimbangan perannya sebagai ibu dari tiga orang anak yang menjelang remaja.

Sekali lagi, Valina merasa mendapat kehormatan ketika Komisi II DPR RI melalui fit and proper test memilihnya menjadi salah satu dari 11 anggota KPU yang baru. Dan karena itu ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari keanggotaannya di MPR RI agar bisa lebih berkonsentrasi di KPU. (ma2n dari berbagai sumber)

Biodata

Nama:
Valina Singka Subekti
Lahir:
Singkawang, 6 Maret 1961
Agama:
Islam
Pendidikan:
- Sarjana Ilmu Politik FISIP UI, (1985)
- Magister Sains Ilmu Politik Fakultas Pasca Sarjana UI, (1996)
- Peserta Program Doktor Ilmu Politik UI
Penelitian:
- Partai Syarikat Islam Indonesia: Analisa Perkembangan Internal Periode Menjelang Fusi Politik 1971-1973, (1985)
- Hubungan Bisnis Cina dan Politik pada Masa Orde baru, (1996)
- Peta Profil Politik Calon Anggota DPRD DKI Jakarta 1997-2002, (1997)
- Penilaian Anggota DPRD DKI Jakarta 1992-1997 terhadap Pengelolaan Masalah-masalah Jakarta oleh DPRD DKI, (1997)
- Kajian Rancangan Undang-undang Politik, (1998)
- Evaluasi dan Prediksi Politik 1998-1999, (1998)
- Feminisme dalam Islam, Penelitian Kerjasama Republika dan Asia Foundation (1998- )
- Survei Nasional Perilaku Pemilih 1999, (1999)
Organisasi dan Karir Penting:
- Sekretaris Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP UI, (1981-1983)
- Ketua I KOHATI Cabang Jakarta, (1981-1982)
- Ketua Umum KOHATI Cabang Jakarta, (1982-1984)
- Kornas KOHATI PB HMI, (1984-1985)
- Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pengurus BP4 Pusat, (1996-1998)
- Ketua Bidang Humas dan Luar Negeri PP Wanita Syarikat Islam, (1998- )
- Wakil Bendahara Pengurus Pusat Asosiasi Ilmu Politik Indonesia, (1997-2000)
- Pemandu, Acara Talk Show Wacana Pemilu, ANteve, (1999)
- Penanggungjawab Diskusi Politik Mingguan Tim Realisasi Pendidikan Politik Universitas Indonesia, (1999)
- Penanggungjawab Acara Talk Show Radio di 50 Kabupaten, (1999)
- Penanggungjawab berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan yang diselenggarakan oleh Laboratorium limu Politik FISIP UI, (1998)
- Wartawan Harian Pikiran Rakyat Bandung Perwakilan Jakarta, (1983-1987)
- Sekretaris Jurusan Ilmu Politik FISIP UI, (1989-1991)
- Wakil Kepala Laboratorium Ilmu Politik FISIP UI, (1997-1998)
- Direktur Laboratorium Ilmu Politik FISIP UI, (1998- )
- Staf Pengajar Jurusan Ilmu Politik FISIP UI, (1987- )
- Staf Pengajar Program Ekstension Jurusan Ilmu Politik FISIP-UI, (1997- )
- Anggota Panitia Pengembangan Penelitian FISIP UI, (1999)
- Sekretaris Tim Realisasi Pendidikan Politik Masyarakat, (1999- )
- Anggota MPR RI Fraksi Utusan Golongan, (1999-2004)
- Anggota Badan Pekerja MPR-RI, (1999-2004)
- Anggota Komisi Pelimihan Umum (KPU) 2004, (2001-2004)






Berliana Handeslani: PR DAN KARAKTER MANUSIA

Dunia Marketing dan Public Relations, memang tak jauh beda. Kalau toh itu ada, bedanya sangat tipis. Oleh karena itu bagi Berliana Hardeslani, Public Relations Sony Center, tidak ada masalah, ketika harus bertugas sebagai PR di X-Plod Center, sebuah butik Sony yang khusus melayani jasa konsultasi dan pemasangan audio car systems. Gerai Sony yang didesain unik tersebut terletak di Kawasan Sudirman Central Business District Center (SCBD). Lani, demikian panggilan akrab lajang campuran China – Minangkabau ini mengaku enjoy menjalankan tugas barunya di butik sound system Sony yang pertama kali di buka di Indonesia tersebut. “Justru aktivitas ini menjadi tantangan saya untuk memperkenalkan audio systems Sony, khususnya butik X-plod,” katanya.
Pengalaman sebagai tenaga marketing car audio selama lima tahun, telah menjadikan lajang berusia 26 tahun tersebut piawai di urusan seperti tape mobil, amplifier, speaker dan sebagainya. Kecintaannya pada dunia otomotif juga mendukung tugas barunya. Lani mengaku, semula dia hanya ingin membantu usaha ayahnya yang kebetulan juga berbisnis audio di Auto Mall SCBD.

Tapi, ternyata, dunia marketing tersebut sangat mengasyikkan. Selain berhubungan erat dengan produk, penyuka band Peterpan ini juga bisa berhubungan dengan beberapa customer. “Aku jadi bisa belajar banyak mengenai karakteristik orang, ya lewat hubungan interpersonal seperti ini,” ujarnya renyah.
Kedepannya, Lani akan berupaya terus untuk mensosialisasikan X-plod Center. Tentu saja lewat aktivitas above the line maupun bellow the line. Beberapa acara telah dirancangnya, antara lain aktivitas outdoor yang melibatkan banyak khalayak. Demo audio atawa kontes, mungkin akan sering dilakukan di beberapa tempat. Termasuk juga nantinya demo di media audio visual.

Sony audio car, kini memang menggarap serius pasar Indonesia. Langkah ini dilakukan mengingat pertumbuhan pasar otomotif yang cukup signifikan. Dan, tentunya potensi ini merupakan lahan yang subur bagi produk-produk car audio, termasuk Sony. Keseriusan ini ditunjukkan dengan membangun butik khusus yang melayani para customer Sony. “Jakarta sebagai pilot project nya. Dan, mungkin akan menyusul kota-kota lainnya,” ujar penyuka musik pop ini.

Selain itu, tugas lain yang tak kalah beratnya di bidang PR, yakni berupaya untuk meyakinkan kepada para diler-diler Sony di Indonesia bahwa X-plod Center bukanlah kompetitor bagi toko-toko car audio Sony. Iya lah. (Rian S).




Linda & Enam Boss

Mungkinkah memiliki pimpinan yang berbeda-beda dalam jangka waktu enam tahun, tanpa perlu berganti jabatan atau pindah ke perusahaan lain? Mungkin saja! Dan, Linda Tulung, Marketing Manager PT CA Indonesia, telah membuktikannya. Bergabung dengan perusahaan worldwide yang bergerak dalam bidang software ini medio 2000 lalu, mantan Channel Marketing Sysco System ini merasa sangat tertantang ketika harus menghadapi para pimpinan CA yang berdarah Cina, Melayu (baca: Malaysia), India, dan Eropa (baca: Belgia) meski mereka berwarga negara Singapura.

“Tantangan dan kenikmatannya sama dengan pindah kerja keenam perusahaan yang berbeda tapi bergerak di bidang yang sama. Sangat dinamis! Selain itu, dengan menyerap kelebihan mereka masing-masing baik di bidang managerial, marketing, konsep dan strategi, maupun pelaksanaan, kami dibuat menjadi lebih pintar. Unik dan tidak membosankan!” kata istri seorang dokter ini.

Namun, tidak berarti tidak pernah terjadi gesekan. Sebab, Linda melanjutkan, bila dalam kurun waktu tertentu berkutat pada satu bos, kemudian pada kurun waktu berikutnya berhadapan dengan bos yang lain, mau tidak mau akan terjadi masa transisi yang memacunya untuk lebih aktif sehingga menemukan titik temu. “Tapi ini bukan beban, melainkan tantangan,” ujar alumni FE-UI jurusan marketing yang juga memperdalam ilmu marketing melalui kursus di Universitas Harvard ini.

Di samping itu, pada dasarnya, bidang IT hanya dihuni oleh orang-orang yang sama. “Masing masing vertical business mempunyai orang-orang yang compatible di bidangnya. Jadi, kalau mereka mau play around ya di situ-situ saja dan kami pun merasa lebih saleable di dalam industri yang kami merasa sudah expert,” ucap ibu satu anak ini.

Di sisi lain, wanita yang mengaku perfeksionis dan tidak mudah menyerah ini juga ingin explore ke vertical industry agar lebih pintar atau tidak hanya menguasai satu bidang. “Cuma, nanti yang meng-hire kami mau nggak atau bisa nggak menolerir kami yang proses pembelajaran atau pengenalannya lebih lambat daripada mereka yang sudah biasa di bidang tersebut. Kalau bisa dan mau, ya kami fine saja. Sebab, bagi profesional seperti kami pada awalnya mungkin agak lambat, tapi begitu sudah memahami, kami akan dapat menyamai kecepatan mereka yang sudah terbiasa di bidang itu.

Tapi, seperti kita tahu setiap perusahaan akan menghadapkan kita pada target kuota di setiap jangka waktu tertentu. Akan muncul kesulitan, bila orang-orang yang mendukungnya bergerak agak lambat proses belajarnya. Di samping itu, saya selalu berpikir lebih baik sangat pintar di satu bidang daripada pintar di semua bidang tetapi hanya di kulitnya,” kata perempuan yang, suatu saat nanti, ingin berbisnis berbau wellness ini. (Russanti Lubis)




Susanna S. Hartawan
Oleh : A. Mohammad B.S.

Perjalanan karier Susanna S. Hartawan cukup mengesankan. Memulai karier sebagai sekretaris, kiprahnya terus melesat, bahkan sampai ke posisi direktur perusahaan multinasional. Hebatnya, hampir tiap tahun ia memperoleh penghargaan sebagai The Best Employee. Kelahiran Pontianak, 29 Agustus ini merentas karier selama 8 bulan sebagai sekretaris hingga Manajer Penjualan PT Berca Hardayaperkasa. Setelah itu, selama dua tahun menjadi Kepala Departemen Produk Hardgoods Jebsen & Jessen.

Ia lantas hijrah ke PT Digital Astra Nusantara (DAN) sebagai Asisten Presdir sekaligus dipercaya menangani Kualitas, Pelayanan Konsumen dan Perencanaan Bisnis yang membuat waktunya banyak dihabiskan di berbagai negara ASEAN. Posisinya menjadi direktur ketika DAN diakuisisi Compaq. Begitu pula, saat Compaq Indonesia dimerger dengan Hewlett-Packard (HP) Mei 2002, ibu seorang anak ini dipercaya sebagai Direktur Country Merger Integration.

Kunci suksesnya? "Saya percaya, dengan belajar dan kerja keras, sukses bisa dicapai," tutur lulusan Tarakanita itu. Toh, Februari lalu, Susan memutuskan keluar dari HP dan mengembangkan PT NBO Indonesia. Perusahaan yang membidangi konsultasi, kepemimpinan dan keahlian komunikasi ini merupakan waralaba dari Nelson Buchanan & Oostergard Pte. Ltd. (The NBO Group). "Saya melihat kebutuhan akan pelatihan manajemen dan leadership di Indonesia sangat besar. Jadi, potensi pasarnya sangat menjanjikan. Lagi pula, saya sangat bangga apabila bisa membantu suatu perusahaan mengembangkan bisnisnya," paparnya.






Oleh : Firdanianty dan Herning Banirestu

Karyawan Olympic kerap dirotasi dari satu posisi ke posisi lain, bahkan hingga lintas departemen meski latar belakangnya bertolak belakang. Mengapa cara ini diterapkan? Apa manfaat yang dipetik karyawan?

Keraguan menyelimuti wajah Andi Setiawan ketika Eddy Gunawan, Direktur Utama PT Cahaya Sakti Multi Intraco – produsen furnitur merek Olympic – memanggilnya. "Ada apa gerangan?" tanyanya dalam hati. Ternyata, sang bos memberitahukan bahwa dia dipromosikan sebagai Kepala Cabang Penjualan Olympic Bogor. Mendengar berita itu, tubuh Andi langsung lemas. Sejenak, rasa gamang menyergap. Lho, mengapa lelaki yang dinilai berprestasi ini tak antusias menerima tawaran tersebut? Bukankah seharusnya bergembira?

Seraya menggelengkan kepala Andi menjawab, ”Saat itu saya sedang asyik-asyiknya bekerja di bagian Electronic Data Processing (EDP).” Maklum, sejak 1987 Andi bergelut di bagian ini mulai dari staf programer hingga menjadi Kepala EDP. Tak mengherankan, ketika diberitahu akan dipromosikan menjadi Kepala Cabang Bogor, dia hanya bisa menatap kosong. “Apakah saya mampu menciptakan sales dan profit besar? Apalagi, kala itu Cabang Bogor kinerjanya kurang bagus,” ujar Andi mengenang kata-kata yang diucapkannya ke Eddy pada 1998. Sekalipun tak yakin, lelaki yang mengawali kariernya sebagai staf pembelian pada 1985 ini tak mau larut dalam kebuntuan. Dan, benar saja. Setahun setelah menduduki jabatan barunya, dia berhasil menjadikan Cabang Bogor sebagai cabang terbaik.

Berbeda dari Andy, Oktova Lily justru menyambut mutasi pekerjaan dengan sumringah. Padahal, jabatan yang ditawarkan kepadanya sama sekali berbeda dari latar belakang pendidikan Lily yang lulusan D-3 LPK Tarakanita. Oleh Eddy, wanita yang mengawali karier di Olympic sejak 1992 sebagai sekretaris ini ditawari pindah ke bagian keuangan. Kebetulan, ketika itu Eddy masih menjabat sebagai Direktur Keuangan. Jadi, dia lumayan mengerti tentang masalah keuangan. Ketertarikan Lily pada bidang keuangan dan pasar modal akhirnya mendorong manajemen mengirimnya mengikuti kursus Wakil Perantara Efek di Bursa Efek Jakarta. Hasilnya, sejak 1999 Lily dipercaya menduduki jabatan Manajer Treasury Olympic.

Dilihat sepintas, gaya Eddy merotasi karyawan dari satu posisi ke posisi lain agak nyeleneh, inkonvensional (maverick) dan sering bertolak belakang. Lihat saja Andi. Dia sebenarnya lebih menyukai bidang teknologi informasi (TI), tapi Eddy justru mempromosikannya menjadi kepala cabang. Bagi Eddy, hal itu lumrah saja. Dia melakukannya bukan tanpa perhitungan. Menurutnya, memutar karyawan dari satu posisi ke posisi lain dapat mendorong karyawan yang bersangkutan lebih berkembang. Dia berasumsi, terlalu lama berada di suatu posisi menyebabkan karyawan merasa jenuh dengan pekerjaannya. “Karyawan sering merasa, kok saya begini-begini saja. Terlebih di perusahaan menengah, jalur karier ke atas kadang mentok,” ungkapnya polos.

Untuk menyiasati hal itu, Eddy membuat sistem karier yang mengalir ke samping, sekaligus berjalan ke atas. Sebagai contoh, karyawan TI yang ditempatkan di bidang penjualan atau operasi, otomatis harus belajar hal yang baru. “Karyawan di Olympic dituntut untuk meng-update diri dan tidak jenuh dengan satu posisi saja. Lagi pula, mutasi ini sekaligus promosi, karena naiknya seperti tangga yang melingkar,” ujarnya menjelaskan.





Pembelajar.Com:: - Wawancara (http://www.pembelajar.com)

Lisa Kuntjoro: Sales Itu problem Solver - 16 Oktober 2004 - 14:21 (Diposting oleh: Editor)

Mau cari teladan dan inspirasi dari figur-figur sukses? Tak usah repot-repot. Tak perlu cari cerita sukses dari konglomerat. Maklum, krisis ekonomi berkepanjangan bikin mereka babak belur. Di negeri ini, banyak konglomerat besar dengan fasilitas. Dan konon, pada main suap. Lalu kepada siapa kita perlu berguru? Bergurulah pada para penjual (salesman atau salesgirl) terbaik di negeri ini.

Siapa saja penjual terbaik di negeri ini? Lisa Bertiana Kuntjoro salah satunya. Tak berlebihan jika Lisa dari franchise (waralaba) properti ERA dijuluki sebagai "Ratu Properti" di Indonesia. Betapa tidak? Mantan sekretaris dan "alumnus" Dharma Wanita ini mampu membuktikan dirinya sebagai penjual properti terbaik dalam waktu relatif singkat. Baru setengah tahun ikut ERA (tahun 1993) ia langsung menyabet prestasi sebagai Top Sales Associate (Top Producer) dan berangkat ke konferensi ERA di San Antonio AS mewakili Indonesia. Lisa menjual 9 unit rumah mewah, dengan nilai rata-rata 1,5-3 milyar per unit. Ia melejit di antara 300-an Marketing Associate ERA lainnya pada waktu itu.

Sukses, tanpa bekal pengalaman menjual sama sekali! Berikutnya Lisa yang kelahiran Solo 26 September 1956 itu meraih peringkat peringkat penjualan terbaik, yaitu Top Producer Sales Associate empat kali berturut-turut tahun 1995-1998 dan tahun 2000. Prestasi sebagai ERA Winner's Circle pun dikantonginya terus-menerus sejak tahun 1993 hingga tahun 2000 lalu. Sejak keterlibatannya di ERA, ibu dengan seorang putri dan dua putra itu membukukan transaksi tak kurang dari 237 unit rumah (per Agustus 2001), 95% berlokasi di kawasan elite Pondok Indah Jakarta. Kini Lisa menempati jenjang karier sebagai Assistant Associate Director dengan pendapatan komisi berkisar antara Rp.200-400 juta pertahun. Ia pun menempati peringkat Sapphire Producer (satu-satunya di Indonesia) dengan komisi kumulatif antara Rp.1,75-2,25 milyar.

Penggemar berat film-film drama seperti Pearl Harbour dan Titanic ini begitu bangga dengan keberhasilannya sebagai penjual langsung. Bagi Lisa yang tamatan akademi ISWI, bisa melayani klien dengan baik dan memuaskan adalah kebanggan yang sempurna. "Maknanya sulit digambarkan dengan kata-kata," ungkap Lisa yang lebih suka ikut training ketimbang membaca itu. Tak pelak lagi, kini ia sering diundang ke berbagai seminar untuk membagikan ilmunya di bisnis jual-beli properti. Pers pun mulai berkerumun mengolah cerita tentang kesuksesannya.

Lisa mengaku dulunya punya karakter ambisius dan mudah dipanasi. Namun dengan karakter seperti itu ia malah sering memacu diri untuk bekerja luar biasa keras. Sepadan memang dengan prestasi yang diraihnya. Saat usia makin dewasa, kini ia punya motto hidup baru. "Saya nggak mau ngoyo, tapi menikmati hidup. Itu untuk mengimbangi saya. Mungkin umur ya…kemarin saya kan nggak ngomong begini!" ungkapnya dengan senyuman yang khas.

Profesi sebagai penjual membanggakan karena itu berarti menolong orang. "Kita itu problem solver," ucap Lisa bangga. Meskipun prestasi Lisa mengesankan, namun jangan heran jika rumus-rumus suksesnya begitu sederhana. Dan menurutnya, siapapun bisa melakukannya. Berikut petikan wawancara Lisa dengan Edy Zaqeus yang berlangsung di kantornya di Jl. Arteri Pondok Indah No.11 C Jakarta:

Bagaimana awalnya masuk ke bisnis ini?
Saya masuk ke ERA bulan Juli 1993. Awalnya karena saya ingin membantu seorang ibu pejabat yang kebetulan satu pesawat dengan saya. Dia ingin sekali punya rumah di Pondok Indah. Kebetulan saya tinggal di sana. Dia minta bantuan saya mencarikan rumah yang mau di jual. Semula saya bilang nggak tahu, karena nggak pernah memperhatikan. Tapi dia mendesak 'Kamu bisa nggak tolong saya?' Lalu entah kenapa saya kok ingin sekali membantu ibu ini. Saya keingat seorang teman yang bisnis di ERA. Waktu saya sampaikan hal itu kepadanya, dia malah menawari supaya saya terjun sendiri ke ERA. Saya waktu itu nggak tertarik karena sibuk di Dharma Wanita.

Suami ternyata mendukung. Dia bilang ilmu setinggi apapun akan lebih baik dibanding pengeluaran uang yang tidak seberapa untuk training. Ternyata di training itu ada motivasi yang cukup kuat. Dan sifat saya kalau saya sudah masuk, saya nggak mau tanggung. Kalau kita separoh-separoh, hasilnya juga nggak akan maksimal. Akhirnya saya tinggalkan Dharma Wanita, dan fulltime di ERA.

Seperti apa bisnis properti di ERA itu?
ERA itu franchise (waralaba) asal Amerika yang masuk ke sini tahun 1992 dengan nama ERA Indonesia. Member-member dengan modal tertentu membeli franchise dari ERA Indonesia, dengan ketentuan misalnya ada lokasi, ada kantor, fasilitasnya, juga jarak kantor yang satu dengan yang lainnya. Saya sendiri masuk di daerah Pondok Indah, sehingga saya beroperasi di sini. Soal berapa modal yang dibutuhkan untuk membuka kantor, itu biasanya Member Broker yang paham. Dia tugasnya membeli franchise, memenej marketingnya. Saya sebagai Marketing Associate tidak ngurus persoalan kantor. Beda sekali, saya di lapangan menangani klien. Kebetulan Member Broker saya adalah suami saya sendiri di kantor ini.

Nah, di ERA itu kita cari produk sendiri. Rumah yang saya dapat saya listing, lalu kita kontrak rumah sekitar tiga bulan. Setelah listing, harus punya program, diapakan rumahnya. Selama listing kantor memberi fasilitas standar; iklan sekian kali, spanduk, papan, pemakaian telepon kantor, dll. Kalau competitive marketing analysis (CMA) kita cocok, pasti rumah akan terjual kurang dari tiga bulan. Supaya tepat CMA-nya, kita harus tahu data-datanya. Kita harus cari sendiri datanya. Kreatifitas kita harus dicurahkan. Kalau saya punya ide-ide tersendiri, saya biayai sendiri.

Apakah lebih baik jika bisnis properti seperti ini dijalankan pasangan suami istri?
Kebetulan setelah masa saya, banyak juga yang masuk berpasangan suami istri. Kita kan bisnis jasa ya, nggak tentu jamnya seperti orang kantoran. Kita menjalankannya bisa di sela-sela kesibukan, di hari libur, atau waktu-waktu orang sudah pada pulang kantor kita bekerja. Maka saya merasa lebih cocok kalau di bisnis ini kita berpasangan. Di Amerika sendiri banyak yang menjalankan bisnis ini secara berpasangan.

Suami saya Pak Kuntjoro sebelumnya tidak tertarik. Dia kerja di Aneka Gas Industri, BUMN di bawah Departemen Perindustrian. Dia cuma nemenin deal-deal. Bayangkan jika saya harus deal sampai larut malam…Akhirnya setelah sering menemani dia melihat bisnis ini bagus juga. Dia mulai belajar. Tahun 1994 akhir suami mau dipindahtugaskan ke Ujung Pandang. Saya ditanya, mau pindah ke Ujung Pandang atau tetap tinggal. Tapi dia memilih mengorbankan karirnya, keluar dan saya ajakin beli sendiri franchise-nya. Suami join dengan seorang rekan sebagai Member Broker sampai tahun 1999. Tahun 2000 suami membeli sendiri franchise-nya dan mendirikan ERA Home. Saya tetap milih sebagai Marketing Associate untuk ERA Home.

Awal mula ikut ERA pertengahan 1993 langsung melejit sebagai Top Sales (Marketing) Associate. Apa resepnya? Mungkin timing-nya tepat. Waktu itu pas banget kita kenalkan ERA yang dari Amerika. Orang mulai ingin tahu dan mulai mempergunakan jasa kita. Kerja saya pun saya akui agak berat. Tambahan lagi saingan tahun 1992-1993 kan belum banyak. Paling hanya ada ERA dan broker tradisional seperti Home atau Procon yang khusus menangani gedung-gedung perkantoran. Tak seberat sekarang persaingannya. Kebetulan lagi saya mengambil suatu lokasi Pondok Indah yang punya brand image tersendiri. Orang-orang yang tinggal di sana orang elite, kebanyakan pejabat atau mantan pejabat, yang tidak punya waktu untuk menjual sendiri rumahnya. Volume atau harga per unit rumah di sana rata-rata juga tinggi. Dulu saja tahun 1993 pasarannya sudah Rp1 milyar ke atas.

Pernah mengalami "kekalahan"?
Pernah! Saya top tahun 1993, tapi 1994 nggak. Seorang ibu dari Jatim mengalahkan saya. Nah karena nggak bisa menjadi Top Marketing Associate tahun 1994, saya melecut diri saya sendiri. Begini, 'Saya sudah bisa top, trus saya dikalahkan orang lain…?' Lalu saya bangun diri saya sendiri, saya bertekad harus bisa merebut kembali posisi itu. Akhirnya tahun 1995 saya berhasil lagi di posisi top. Tahun itu saya kembali memotivasi diri, 'Saya ingin top berturut-turut. Saya nggak mau selang-seling!'. Saya ingin membuktikan bahwa kita itu sebenarnya bisa terus di atas dengan punya target yang saya kira bisa saya jangkau. Orang bilang masak sih bisa tiga kali berturut-turut? Waktu itu dalam hati saya bilang 'Saya mau membuktikan bahwa saya bisa tiga kali berturut-turut'.

Akhirnya benar, tahun 1995, 1996, 1997, 1998 saya berhasil mencapai posisi top. Malah kelebihan satu ya… Tahun 1999 saya konsentrasi ke usaha supaya bisa memiliki gedung ini sendiri. Saya lupa mempertahankan posisi top. Tahun 1999 saya dikalahkan Ibu Elly dari Jakarta. Tapi sejak itu kami punya ERA Home. Makanya saya mau membuktikan bahwa segala sesuatu itu harus jelas motivasinya, tujuannya, kemauannya, keinginannya, lalu kita jalani. Saya mau membuktikan bahwa ERA Home itu bisa di posisi top. Dan tahun 2000 akhirnya terbukti lagi, saya raih lagi posisi Top Marketing Associate dan Pak Kuntjoro suami saya jadi Top Member Broker (Ctt redaksi: pada pertengahan tahun 2002 Lisa Kuntjoro dinobatkan sebagai Top Marketing Associate 2001).

Target berikutnya?
Untuk kali ini saya ingin temen-temen yang di sini yang menggantikan saya (meraih posisi top:red). Saya ingin mengangkat temen-temen di kantor ini. Saya ingin bagaimana caranya tim kita di ERA Home bisa ke sana. Memang rasanya capek, stres, tapi kalau kita enjoy dengan pekerjaan, kita senang. Semua bisa kita jalani jika kita punya tujuan yang jelas, kemauan yang kuat, punya motivasi, punya action yang bagus. Maka semuanya saya program begini misalnya, kalau kita Top Marketing itu biasanya bisa menjual sekian unit (rumah) dalam satu bulan. Untuk mempertahankan, saya naikkan target penjualan per unit. Lalu target saya naikkan lagi untuk tahun berikutnya. Nah, kelihatannya puncak saya itu sudah di angka empat unit rumah terjual tiap bulan di Pondok Indah. Tahun 2000 rata-rata saya berhasil menjual empat unit perbulan. Tahun 1996 kalau nggak salah saya pernah menjual 46 unit.

Ada berapa Marketing Associate di ERA Home?
Yang aktif -artinya yang sudah melakukan transaksi-- sekitar 25 orang. Kalau dihitung sama yang belum bisa 40-an. Yang nggak aktif, nggak usah dihitunglah! Aktifitas mereka di sini mencari produk, mencari listing. Setelah mendapatkan listing, kita buatkan program seperti pemotretan, pemasangan iklan, atau aktifitas menerima klien di kantor, dll.

Menurut anda apakah profesi sebagai seorang sales seperti di ERA ini cukup membanggakan?
Terus terang dulu saya sendiri juga merasa…gimana gitu ya. Anak-anak sendiri pernah bilang…calo! Ha..ha.. ngeledek juga mereka. 'Bagaimanapun juga calo, diapa-apain juga…calo!' Tapi terus terang dengan adanya franchise seperti ERA ini ternyata besar sekali di Amerika. Saya lihat sendiri. Makanya kini saya justru punya kebanggaan tersendiri. Kebanggaannya adalah, kita ini problem solver. Memecahkan masalah klien kita. Mereka masalahnya beda-beda. Ada yang mau beli rumah, dananya nggak cukup, kita kasih jalan lewat KPR. Ada yang mau pindah karena ingin punya tabungan lebih, kita anjurkan ditukar dengan yang lebih kecil, kita punya produknya. Jadi kita membantu sekali memecahkan masalah klien. Itu yang sampai saat ini merupakan kebanggaan saya yang terutama. Temen-temen di sini saya lihat demikian, senang jika bisa membantu.

Profesi kita beda dengan calo (broker tradisional: red). Kalau calo kan cuma nemuin orang aja. Kita membantu soal kelegalan dokumen. Semisal (rumah) itu masuk BPPN, kita diminta ngurus bisa. Klien percaya, akhirnya merasa aman. Jadi profesi kita di bidang broker itu, saya nggak merasa malu atau apa. Kita justru PD banget.

Dalam profesi ini ketrampilan-ketrampilan dasar apa yang mesti dikuasai supaya bisa sukses? Sebetulnya ketrampilan kan bisa dikembangkan. Tapi intinya adalah kemauan. Nomor satu kemauan, lalu action kita mesti ada. Karena meskipun kita trampil tapi tidak ada kemauan ya nggak akan jalan. Ketrampilan memberi wawasan kepada klien supaya akhirnya dia bisa cepat mengambil keputusan. Komunikasi, itu yang paling penting. Karena kita bisnis kepercayaan. Kalau komunikasi kita baik, kita mudah dimengerti. Kalau penampilan harus ya. Dan semakin kita banyak penghargaan, semakin mereka percaya. Selain kemauan, juga kreatifitas kita mesti dikembangkan terus.

Orang harus ikut training-training. Saya sudah ikuti training Seven Habit, training Mark Plus, training dengan James Gwee, lalu kemarin saya ikut Personal Power. Saya ingin juga menggali kekuatan yang ada di dalam diri kita. Kemauan kalau tidak dipacu terus lama-lama nggak termotivasi. Saya suntik diri saya sendiri.

Apa manfaat training-training seperti itu?
Banyak sekali. Saya pernah jenuh, bosen. Dan bosen itu paling bahaya ya. Pengin juga sesuatu yang lain, tapi sesuatu yang lain itu belum tentu…kadang-kadang begitu. Akhirnya ERA Indonesia membuat (training-training). Kita disuntik lagi, kita harus memacu lagi seperti apa. Akhirnya kita belajar meningkatkan kualitas kita. Keluar dari training saya punya motivasi lagi.

Bagaimana faktor risiko di bisnis ini?
Saya rasa nggak ada risikonya. Risikonya ya jangan mengecewakan klien aja. Kalau klien sudah dikecewakan, itu berat sekali buat kita. Kalau klien sudah kecewa, dia dari satu mulut ke mulut lain, matilah kita. Bisnis kita bisnis kepercayaan. Kalau orang sudah kecewa, tidak percaya, itu akan membuat kita terpuruk.






Thursday, August 24, 2006

REHAT


Menambah Kualitas Diri
Minggu, 18 Agu 2002 09:00 WIB


Tidak bisa tidak, jika Anda ingin terus mencetak keberhasilan, Anda wajib menambah kualitas diri dengan memanfaatkan menit demi menit dari waktu Anda. Saran di bawah ini berguna bagi Anda yang ingin melakukannya:

* Ikuti informasi terbaru
Jangan lewatkan waktu senggang Anda dengan melamun atau berkhayal yang bukan-bukan, lebih baik Anda manfaatkan waktu itu untuk melahap berbagai informasi terbaru. Toh, sumber informasi belakangan ini semakin beragam. Anda bisa mendapatkan informasi terkini dari surat kabar, tabloid, majalah, internet, radio, televisi, dll. Dengan mengikutinya, paling tidak wawasan Anda akan terus bertambah. Sehingga Anda nggak ketinggalan berita!

* Contohlah orang-orang yang sukses
Konon, figur atau tokoh orang-orang sukses bisa menjadi sumber inspirasi Anda untuk mencapai keberhasilan. Ketahuilah motto, motivasi hidup, dan cara-cara mereka dalam meraih sukses. Siapa tau hal itu bisa menambah semangat Anda untuk sukses. Atau tak perlu jauh-jauh, perhatikan daftar orang-orang berhasil di lingkungan kantor Anda. Cari tau, apa yang membuatnya berhasil. Kemudian rencanakan langkah untuk masuk dalam daftar orang-orang yang berhasil.

* Rencanakan penambahan ketrampilan
Buatlah daftar keahlian dan ketrampilan yang sudah Anda kuasai dan mana yang belum. Kemudian buatlah rencana untuk menguasai ketrampilan yang belum Anda miliki. Antara lain Anda bisa mengikuti kursus, seminar, kelompok diskusi, atau mungkin sekolah lagi. Tapi ingat, ikuti itu semua dengan serius, jangan setengah-setengah.

* Bersaing sehat
Bersainglah secara sehat di kantor Anda. Jika ada rekan yang lebih berhasil dari Anda, jangan iri dan menjadikannya musuh. Justru sebaliknya, ia bisa menjadi cambuk agar Anda bisa menandingi kesuksesannya dengan cara-cara yang positif. Kalau perlu, Anda bisa menjadikannya teman diskusi atau sharing tentang langkah menuju keberhasilan.

Pada dasarnya, kemauan yang kuat dari dalam diri Anda untuk terus menambah bobot dan kualitas diri akan mendukung tercapainya kesuksesan itu. Maka, lakukanlah dengan niat tulus dan sungguh-sungguh. Sehingga Anda mampu menembus persaingan yang belakangan ini semakin mengerikan. Ingat, tak ada orang yang lebih bodoh selain orang yang tak menyadari kekurangannya. Sukses untuk Anda...!




Mempererat Jalinan Pertemanan
Jumat, 16 Agu 2002 08:05 WIB


Namun, untuk membentuk hubungan pertemanan yang kuat di lingkungan kantor, bukan hal mudah. Karena masing-masing memiliki ego dan 'keakuan' yang berbeda. Tetapi, tentu saja semua itu bisa diupayakan. Berikut ini adalah beberapa kiat agar hubungan Anda dan rekan-rekan di kantor terjalin erat:

* Makan siang bersama
Walau kelihatannya sepele, tapi makan siang bersama memiliki efek yang lumayan besar. Kebersamaan yang terjadi di saat Anda dan rekan-rekan 'mengendurkan urat saraf' sambil santap siang bisa menjadi ikatan pertemanan yang cukup erat.

* Olahraga bersama
Kalau di kantor Anda memiliki group atau komunitas olahraga, masuklah di dalamnya. Keterlibatan Anda di dalam klub itu dapat memperkuat hubungan Anda dan rekan-rekan yang terlibat di dalamnya. Bahkan, dengan mengikuti perkumpulan ini, hubungan Anda dan bos atau rekan-rekan lain yang semula kaku dapat lebih rileks.

* Rekreasi bersama
Jika waktu dan kondisinya memungkinkan, lakukan piknik atau rekreasi bersama rekan-rekan kantor Anda. Kalau perlu Andalah yang mengkoordinir acara ini. Percayalah, kegiatan tersebut akan mengakrabkan Anda dan rekan-rekan. Suasana riang dan santai yang tercipta dapat menumbuhkan rasa kebersamaan yang cukup erat.

* Datang ke acara rekan
Menghadiri acara yang diadakan oleh rekan sekantor merupakan suatu bentuk penghargaan pada rekan Anda itu. Datanglah jika Anda diundang pada acara pernikahan atau ulang tahun rekan Anda. Memang, kadang Anda dihinggapi rasa malas menghadiri acara seperti ini. Tapi kalau anda melakukannya, dampaknya cukup berpengaruh pada hubungan Anda dan rekan tersebut. Karena bentuk perhatian seperti ini memang diperlukan untuk menjaga hubungan baik yang telah terbina. Tetapi, seandainya memang tidak bisa hadir, jangan lupa untuk memberi ucapan selamat pada rekan Anda keesokan harinya.

* Bertegur sapa dan tersenyum
Saling bertegur sapa saat berpapasan plus sunggingan senyum mampu merontokkan 'ego' rekan-rekan di kantor Anda. Sapalah mereka dengan kata-kata singkat seperti 'hai', 'hallo', 'selamat pagi', dst. Tegur sapa dan senyum bisa jadi merupakan awal suatu hubungan yang lebih erat.

Memang, cara-cara tersebut terkesan sangat sederhana. Namun jika Anda melakukannya dengan tulus, jaringan yang kuat antara Anda dan rekan-rekan di kantor akan tercipta dengan sendirinya. Percayalah, jika hubungan yang erat telah terbina, rasa kebersamaan, tolong menolong dan kepedulian akan tumbuh di antara Anda dan rekan-rekan. Bukankah hal ini sangat berharga di tengah kehidupan yang semakin angkuh?





Mendapatkan Pengakuan yang Layak
Kamis, 15 Agu 2002 08:05 WIB


Berikut adalah pilihan-pilihan langkah yang bisa Anda ikuti:

* Bangun rencana untuk mendapatkan lebih banyak
Buatlah prioritas untuk membangun jalan mendapatkan pengakuan. Lakukan hal-hal hebat yang sebelumnya tidak pernah Anda lakukan. Lakukan dengan sungguh-sungguh kemudian publikasikan pada yang lain bahwa Anda telah melakukannya dengan baik. Jika bos menyadarinya, dia pasti akan mengatakan "Anda semakin baik dalam hal ini!"

* Buat Rencana untuk memberikannya bagi diri Anda sendiri
Misalkan bidang tugas Anda adalah membuat arsip kemenangan yang mengandung surat-surat dan catatan-catatan penghargaan dari rekan-rekan, konsumen dan manajer. Kapanpun jika bos mencela Anda untuk alasan yang tidak jelas, keluarkan saja semua arsip yang sudah Anda buat dan bacakan semua kisah kesuksesan pribadi Anda. Anda akan mendapatkan peningkatan segera.

* Pastikan Anda memberikannya untuk orang lain
Bahkan bila manajer Anda yang sekarang tidak terlalu sensitif atau tanggap dalam melihat Anda melakukan segala sesuatu dengan benar, hal itu tidak berarti Anda harus mengikutinya. Ambil waktu untuk berterima kasih pada bos Anda bila ia melakukan sesuatu yang Anda hargai.

Nah sudahkan Anda mendapatkan pengakuan yang layak? Jika Anda merasa belum, upayakanlah dari sekarang! Karena suka atau tidak, sebuah pengakuan atas prestasi atau kemampuan Anda, akan mengantarkan Anda pada jenjang yang lebih baik!



Menghindari Penolakan Gagasan
Rabu, 14 Agu 2002 08:00 WIB


Apa yang harus Anda lakukan agar gagasan Anda tidak ditolak? Untuk memperkecil kemungkinan penolakan gagasan, coba simak kiat di bawah ini:

- Gagasan sebaiknya bersifat untuk kepentingan organisasi, bukan untuk kepentingan pribadi atau sekelompok orang di kantor Anda. Pikirkan berbagai aspek dan dampaknya. Jangan sampai orang lain beranggapan bahwa Anda menyampaikan ide sebagai upaya untuk menjilat atasan atau sekedar carmuk (cari muka).

- Sebelum mengungkapkan gagasan, Anda perlu melakukan banyak komunikasi dan pendekatan, baik kepada atasan atau rekan-rekan. Komunikasi dengan rekan maksudnya untuk menghindari pembajakan gagasan Anda. Gunakan pendekatan pribadi dan informal, terutama dengan atasan. Misalnya dalam suasana yang santai. Sampaikan dengan cara yang sopan.

- Sebelum menyampaikan gagasan, katakan pada bos bahwa Anda memiliki satu gagasan. Kemudian tanyakan apakah saat itu bos mau mendengarkan gagasan Anda. Jika kelihatannya bos dalam keadaan tidak mood lebih baik pending saja dulu gagasan Anda.

- Gunakan data yang lengkap, obyektif, dan up to date. Susunlah data-data tersebut dengan rapih dan sistematis. Kalau perlu gunakan data pembanding dari organisasi lain. Maksudnya tentu saja agar bos tidak meragukan keorisinilan gagasan Anda.

- Anda harus siap jika kemungkinan gagasan Anda diakui oleh atasan Anda sebagai gagasannya. Jangan bersikap emosionil. Jika Anda ingin komplain, lakukan secara baik-baik. Katakan, bahwa Anda cukup kompromis dengan pengakuan gagasan itu. Asalkan ada kesepakatan antara Anda dan bos. Bisa saja bos mengatakan bahwa itu gagasannya tetapi terinsipirasi oleh usulan Anda. Bisa jadi, setelah kejadian ini, besok-besok gagasan Anda akan lebih mudah diterima. Tentu saja bila gagasan Anda itu cukup menarik.

Ingat, dalam organisasi, keberhasilan mengajukan gagasan baru juga terletak pada cara Anda melakukan pendekatan dan komunikasi, baik kepada bos dan juga rekan-rekan. Setiap kali Anda punya gagasan terbaru, jangan ragu untuk menyampaikannya. Nah biar nggak ditolak manfaatkan aja kiat tadi. Tapi kalau masih ditolak juga, jangan pesimis dulu! Ajukan gagasan lain yang lebih cemerlang.




Sukses Menjalin Jaringan Kerja
Rabu, 14 Agu 2002 08:05 WIB


So, bagaimana agar networking itu benar-benar bermanfaat bagi diri Anda? Berikut ini 8 kunci sukses menjalin jaringan kerja:

* Jadilah humas untuk diri sendiri
Langkah ini penting agar orang lain tahu kemampuan dan prestasi Anda. Sebarkan sedikit informasi tentang Anda saat bertemu relasi baru. Caranya, ceritakan sekelumit kisah sukses Anda. Lakukan secara proporsional. Buang jauh-jauh sikap menyombongkan diri. Cerita sukses akan memberi kesan kalau Anda antusias dan cinta pada pekerjaan. Jika Anda pernah menghadapi masalah dalam kerja, hindari godaan untuk bercerita pada orang yang tak begitu Anda kenal.

* Bidik sasaran yang tepat
Saat butuh sesuatu Anda harus tahu kemana mencari bantuan. Pikirkan tujuan yang ingin Anda capai. Setelah itu buka daftar jaringan Anda. Pilihlah relasi yang tepat yang bisa memberi hasil cepat. Mengorek informasi juga butuh kesabaran. Jika relasi tak bisa memberi solusi instan, Anda harus sedikit bersabar. Tunggu sampai kapan ia menghubungi Anda.

* Berbagi hal yang menyenangkan
Banyak kesempatan untuk menjalin hubungan dengan orang lain di sekeliling Anda. Buatlah agar rekan kerja senang dan merasa nyaman bekerja sama dengan Anda. Bila seorang klien mengirim kartu ucapan terima kasih untuk tim kerja, kirim salinannya pada anggota tim kerja dan atasan Anda. Hal yang sama perlu Anda lakukan saat ada rekan lain yang berhasil menggamit klien baru. Kirim kartu berisi ucapan selamat, maka mereka akan tetap mengingat Anda sebagai kolega kerja yang simpatik.

* Bersosialisasi
Jangan terlalu banyak tenggelam di belakang meja kerja. Sesekali hirup udara segar di luar sana. Temui orang-orang yang mempunyai potensi tinggi untuk memajukan karir Anda. Ajak rekan kerja atau klien Anda untuk makan siang bersama. Jangan lupa bekali diri dengan informasi tentang orang yang akan Anda temui.

* Biarkan mereka bicara
Pertama kali Anda bertemu dengan klien cobalah untuk pasang telinga baik-baik. Jadilah pendengar yang baik. Waktu berbicara, perhatikan isi pembicaraannya, dengarkan dengan sabar, jangan sampai terlihat Anda sedang 'menunggu giliran' untuk berbicara. Biarkan ada sedikit jeda untuk menanggapi lawan bicara. Makin banyak Anda bisa membuat relasi bicara, makin banyak informasi yang Anda dapatkan.

* Buang sikap angkuh
Jangan pernah memandang rendah atau sebelah mata terhadap orang yang berposisi lebih rendah daripada Anda. Jangan dikira mereka tak berguna bagi Anda. Siapa tau mereka bisa memperkenalkan Anda pada orang-orang penting yang kebetulan menjadi atasan mereka.

* Buat mereka merasa penting
Buat relasi Anda menjadi orang penting dengan mengingat beberapa detail pribadi. Agar tak lupa catat dalam agenda Anda. Kirim kartu ucapan pada kesempatan hari raya atau ulang tahun. Bukan tak mungkin, sebagai balasan ia akan memberi rekomendasi baik terhadap Anda pada perusahaannya.

* Bergabunglah dalam berbagai kegiatan
Banyak perkumpulan, organisasi, atau klub profesional yang didirikan dengan tujuan untuk membangun jaringan. Agar jaringan Anda semakin mantap, cobalah bergabung di salah satu perkumpulan yang paling sesuai dengan Anda. Bisa organisasi profesional atau sosial lainnya. Ini merupakan cara efektif untuk bertemu, berkenalan dan melakukan kontak dengan orang-orang yang bisa membantu perkembangan karir Anda. Jangan lupa, ikutilah kursus, pelatihan profesional atau milis di internet.

Nah sudahkah Anda melakukannya? Ingat, kemampuan Anda dalam menjalin jaringan kerja, akan memudahkan Anda memasuki pergaulan di dunia profesional. So, jika selama ini Anda 'adem-adem' aja alias nggak pernah memikirkan networking yang baik, coba deh mulai dari sekarang, dan rasakan manfaatnya....!




Mempertahankan Gairah Kerja
Kamis, 15 Agu 2002 08:00 WIB


Nah, Anda yang seringkali kehilangan gairah dan semangat di kantor, coba simak cara-cara sederhana ini. Siapa tau Anda tertarik melakukannya.

* Istirahat
Saran yang klasik memang. Namun, jika Anda meluangkan waktu lima menit saja di tengah pekerjaan yang menumpuk, dapat memompa semangat Anda untuk kembali bekerja. Dalam waktu yang singkat itu, Anda bisa memejamkan mata sejenak dan membayangkan hal-hal yang menyenangkan.

* Ngobrol dengan rekan kerja
Berbicara sejenak dengan orang lain membuat otak dan mood Anda selalu siaga. Lagipula berbicara membutuhkan energi sehingga melenyapkan kantuk. Aktivitas ringan yang melibatkan interaksi dengan orang lain, membuat semangat Anda tetap utuh. Asal tidak kebablasan, mengapa tidak?

* Ngemil
Sibuk bekerja, sekalipun hanya di depan komputer, cukup menyita pikiran dan energi Anda. Tanpa Anda sadari fisik Anda akan melemah. Wajar jika tiba-tiba Anda merasa lapar, apalagi jika Anda berada di ruangan dingin ber-ac. Nah tak ada salahnya jika Anda sediakan camilan di meja Anda. Jadi, jika suatu waktu perut Anda keroncongan, camilan itu bisa membantu mengatasinya. Mengunyah camilan juga bisa jadi ajang refreshing loh, biar Anda nggak suntuk dan ngantuk. Tapi ada baiknya jika saat makan siang, jangan makan terlalu banyak karena akan membuat Anda ngantuk dan kehilangan konsentrasi.

* Bergerak
Gerakan ringan seperti memutar kepala ke kiri kanan, jalan di tempat, memutar tubuh ke kiri dan kanan, bermanfaat mengembalikan mood Anda yang hilang. Tubuh terasa lebih segar dan semangat Anda pun kembali lagi.

* Ngopi
Minum kopi kurang dari tiga gelas sehari bisa mengatasi kantuk Anda. Kafein di dalamnya memperlambat proses kantuk di siang atau malam hari. Namun, cara ini disarankan untuk Anda yang memang terbiasa mengkonsumsi kopi. Jika tidak terbiasa, kopi bisa diganti susu atau energi drink lainnya.

* Denger musik
Nggak ada salahnya, jika sambil bekerja Anda dengarkan musik kesukaan Anda. Karena musik diyakini dapat menambah semangat dan vitalitas Anda. Dengarkan dengan volume yang tak mengganggu rekan lain.

Pada dasarnya, Anda harus berusaha agar semangat dan stamina Anda tetap terjaga. Jangan biarkan kelesuan mengganggu aktivitas Anda. Sesederhana apapun itu, jika dampaknya mampu mengembalikan kegairahan Anda, lakukanlah. Nah sudahkan Anda melakukannya? Atau Anda punya cara lain?




Upaya Manajer Memberi Pelatihan
Selasa, 13 Agu 2002 08:00 WIB


Memberikan pelatihan merupakan salah satu fungsi manajer. Karena karyawan tidak begitu saja mengetahui bagaimana melakukan sesuatu seperti yang diharapkan perusahaan. Menurut Diane Tracy dalam bukunya The Power Pyramid: How to Get power by Giving it Away, jika Anda manajer, Anda wajib memberikan pelatihan dan pengembangan diri pada para karyawan.

Masih kata Diane, pelatihan itu memberi banyak manfaat seperti membangkitkan kepercayaan diri karyawan, menambah pengetahuan dan ketrampilan, serta menumbuhkan motivasi. Sehingga, dengan pelatihan yang baik, tingkat kesalahan dapat diminimalkan sekecil mungkin. Pekerjaan pun dapat dilakukan secara lebih efisien dan produktif. Pada akhirnya, para manajer dapat mencapai kesuksesan melalui karyawan-karyawannya yang handal.

Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan manajer dalam memberi pelatihan pada para karyawannya:

* Latihlah karyawan agar mandiri
Tujuan pelatihan adalah mengembangkan kemandirian sehingga mereka tidak terlalu banyak memerlukan bantuan manajernya. Kemandirian adalah landasan harga diri. Karena, karyawan akan percaya pada kemampuannya sendiri dan semakin bebas menggali dan mengembangkan potensinya. Kemandirian menghapus keragu-raguan yang sebenarnya merupakan kendala utama karyawan.

* Tanamkan pentingnya belajar dan menerima perubahan
Tugas Anda bukan hanya melatih, tapi juga menanamkan motivasi agar karyawan mau belajar. Dan, dampak terbesar dari proses pembelajaran adalah keberanian untuk menghadapi perubahan. Selain itu, tugas Anda pula untuk mendorong karyawan menggunakan ketrampilan barunya pada pekerjaan sehari-hari

* Prioritaskan pelatihan
Ketahui apa yang menjadi tujuan dan sasaran serta tanggung jawab bidang pekerjaan, serta standar apa yang harus dipenuhi karyawan. Kemudian, galilah ketrampilan apa yang diperlukan, apa yang harus dipertajam. Dengan demikian Anda bisa menyusun program pelatihan yang terprioritas, terpadu dan sesuai dengan kebutuhan Anda. Bila perlu, Anda dapat bekerja sama dengan bagian pengembangan sumber daya manusia dalam menyusun program pelatihan yang tepat bagi karyawan Anda.

* Jadilah mentor yang berhasil
Pelajari bagaimana potensi yang dimiliki karyawan, apa bakat dan kemampuan alamiahnya? Bagaimana peluangnya dalam perjalanan kariernya? Pelajari juga karakter masing-masing karyawan. Bagaimana sifat-sifatnya, rasa tanggung jawabnya dan seberapa keras kemauan, semangat dan integritas dirinya? Usahakan Anda mampu menangkap suasana batin antara Anda dan karyawan. Apakah terdapat hubungan yang saling menghargai dan mengagumi? Apakah Anda saling menyukai atau sebaliknya?

Pada dasarnya, pelatihan memang tanggung jawab Anda sebagai manajer, namun kesuksesan sebuah pelatihan juga sangat bergantung pada kemauan dan tanggung jawab karyawan. So, tumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab yang penuh pada diri karyawan. Good luck...!




Cermat Melakukan Wawancara
Senin, 12 Agu 2002 08:05 WIB


Di bawah ini merupakan prinsip dasar yang harus Anda lakukan dalam interview:

* Menyambut kedatangan calon karyawan dan mengecek apakah calon karyawan itu sesuai dengan data aplikasi yang terlampir. Karena ada juga kasus, orang yang diwawancarai ternyata bukan kandidat yang sesuai dengan data aplikasi.

* Ciptakan suasana yang akrab sejak awal. Ketika dia datang, ulurkan jabat tangan dan jangan lupa tersenyum agar calon karyawan merasa tenang dan rileks. Jika calon karyawan tidak ‘nervous’, Anda akan lebih mudah untuk mengadakan wawancara dan mengetahui lebih banyak kualitas dan segala sesuatu tentang calon karyawan.

* Bukalah wawancara secara singkat dengan menjelaskan tujuan wawancara. Jika pewawancara ada dua, tunjukkan bidang pembicaraan yang akan dipegang masing-masing. Sehingga, calon karyawan tidak akan bingung menghadapi lebih dari satu pewawancara.

* Mulailah wawancara dengan menanyakan bidang-bidang faktual yang mudah, seperti hobi atau minat. Memancing seseorang untuk berbicara sejak awal, akan menghilangkan kegugupan. Tahan bidang-bidang yang akan Anda selidiki lebih jauh sampai mereka tenang dan bisa berbicara dengan lancar.

* Mendengarkan dengan baik juga merupakan bagian dari proses wawancara. Karena wawancara adalah percakapan dua arah. Kalau hanya Anda yang banyak berbicara, Anda akan memperoleh sedikit informasi. Selain itu banyak berbicara akan mengesankan Anda hanya tertarik pada diri sendiri.

* Pertahankan kontak mata. Kontak mata menandakan bahwa Anda perhatian penuh dengan lawan bicara. Pandangan yang selalu berpindah-pindah menunjukkan keengganan Anda pada lawan bicara. Dengan kontak mata, bisa membuat lawan bicara berbicara lebih jujur.

* Gambarkan fakta-fakta perusahaan secara singkat, seperti standar gaji, jam kerja, hak cuti, fasilitas, dll.

* Akhiri wawancara dengan menanyakan apakah mereka ingin mengajukan pertanyaan tentang pekerjaan atau perusahaan. Jika sudah selesai, tutuplah wawancara dengan mengucapkan terima kasih atas kedatangan mereka. Saat berjabat tangan, katakan bahwa Anda akan mengabarkan hasil wawancara.

* Pada akhir wawancara jangan pernah mengatakan bahwa calon karyawan itu diterima, meskipun anda tertarik. Anda membutuhkan waktu untuk menilai semua calon karyawan yang telah diwawancarai. Keputusan tentang calon yang akan dipilih memang sebaiknya dilakukan setelah semua wawancara selesai.

* Gunakan selang waktu antara wawancara yang satu dengan berikutnya untuk melengkapi dan menyusun catatan wawancara yang telah Anda buat. Jangan hanya mengandalkan ingatan, karena keputusan untuk merekrut karyawan harus berdasarkan catatan yang akurat dan komprehensif.

Jika seluruh proses wawancara telah selesai, diskusikan hasil wawancara dengan mereka yang bertanggung jawab pada proses seleksi. Putuskan calon yang tepat, kemudian hubungi kembali kandidat yang terpilih untuk proses selanjutnya.



Kiat Meraih Cita-cita
Senin, 12 Agu 2002 08:00 WIB


Cita-cita memang tak bisa digapai dalam sekejap. Anda membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Kalau Anda mau berusaha lebih keras, bukan mustahil Anda dapat meraih cita-cita dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Di bawah ini adalah kiat bagi Anda yang ingin meraih cita-cita tanpa hambatan berat:

* Kembangkan rencana Anda untuk mendayagunakan pengetahuan, ketrampilan dan keahlian. Kerahkan kemampuan Anda sekuat tenaga untuk menempuh cita-cita. Jangan terlena oleh rentang waktu yang panjang. Ingat, waktu akan terus berputar dengan cepat. Jika Anda tidak berbuat sesuatu, Anda bagaikan manusia primitif yang hidup di jaman yang sangat modern.

* Bekerjasamalah dengan orang-orang yang dapat membantu Anda untuk mencapai tujuan. Mintalah dukungan orang-orang yang bisa mensupport Anda secara positif. Misalnya orangtua, keluarga, sahabat dan kekasih.

* Jaga jarak dengan orang dan lingkungan yang akan membuat Anda lemah. Ingat, kemajuan tidak akan Anda peroleh jika Anda berada di dalam lingkungan yang lemah dan negatif. Jangan lupa, sebagai mahluk sosial keberadaan manusia lainnya mempengaruhi visi dan misi hidup Anda.

* Lupakan pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan. Larut dalam masa lalu yang menyedihkan hanya akan membuat motivasi Anda terganjal. Tapi kalau Anda mau belajar dari kegagalan masa lalu, it's oke. Jadikan pengalaman tersebut pelajaran untuk meraih keberhasilan.

* Contohlah figur orang sukses yang Anda idolakan. Percaya nggak, hal ini bisa memacu motivasi Anda untuk lebih maju. Paling tidak Anda memiliki barometer bagaimana cara mencapai tujuan yang Anda inginkan.

* Jangan terjebak pada jalan pintas yang negatif. Sekali terpeleset Anda akan terlempar jauh dari tujuan Anda yang sesungguhnya. Dan ketika tersadar Anda akan berada dalam penyesalan yang panjang.

Perlu Anda catat, kerja keras yang Anda lakukan tidaklah cukup untuk mencapai tujuan. Anda juga membutuhkan dukungan kekuatan batin. Untuk itu sambil berusaha jangan lupa terus berdoa. Doa yang tulus diyakini akan memberi energi dalam menggapai tujuan. Selamat mewujudkan cita-cita dan tujuan Anda..!




Optimis Saat Berburu Kerja
Minggu, 11 Agu 2002 08:00 WIB


Bahkan kadang kecemasan yang melanda para pencari kerja berubah menjadi ketakutan dan kekhawatiran. Persaingan yang sedemikian berat membuat mereka merasa pesimis mendapatkan pekerjaan. Padahal sikap seperti ini tidak perlu ada. Sikap pesimis hanya membuat Anda kehilangan gairah untuk menangkap peluang terbaik.

Dalam hal ini, menurut pakar karir Lambeth Hochwald, motivasi menjadi hal utama saat hunting pekerjaan. Konon, dengan motivasi yang kuat, sikap pesimis akan lenyap berganti dengan optimisme. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menjaga motivasi dan optimisme Anda saat berburu kerja:

* Perlu Anda ketahui, ternyata peran seorang teman saat Anda jobless dan tengah mencari pekerjaan, demikian penting. Seorang teman yang baik bisa dijadikan teman curhat atau sharing. Berceritalah pada teman Anda apa yang kini Anda lakukan dan mintalah saran pendapatnya.

* Peran keluarga juga tak kalah penting saat Anda sibuk mencari-cari peluang kerja. Mintalah dukungan dan doanya. Hal ini akan menambah kekuatan dan semangat Anda dalam menembus persaingan, seberapapun beratnya.

* Organisasikan kemana dan kapan Anda mengirimkan lamaran. Sehingga Anda tidak akan bingung atau kesulitan untuk menindaklanjutinya, jika suatu waktu mendapat panggilan. Karena terkadang saking terlalu lamanya Anda mengirimkan lamaran, begitu ada jawaban, Anda lupa kalau Anda pernah melamar ke perusahaan tersebut.

* Tujuan yang tepat dapat menambah motivasi. Karena itu bersikaplah realistis dalam upaya mencapai tujuan. Sikap realistis ini dapat ditunjukkan dengan cara menuliskan daftar banyaknya lamaran yang telah terkirim dan sejauh mana feed back-nya. Dari catatan tersebut Anda bisa memperkirakan sejauhmana keberhasilan Anda.

* Kembangkan terus rasa percaya diri Anda. Rasa percaya diri akan membantu Anda terhindar dari tekanan-tekanan selama masa penantian. Dan rasa pede itu lebih diperlukan saat panggilan kerja datang.

So, bagi Anda yang kini tengah berburu kerja, akibat phk atau fresh graduate, jangan sekalipun bersikap pesimis. Percayalah walaupun sulit, bukan tak mungkin Anda akan mendapatkan yang terbaik. Jika Anda terus berusaha, why not?



Mengembangkan Sikap Optimis
Sabtu, 10 Agu 2002 08:00 WIB


Bahkan penelitian menunjukkan bahwa mereka yang optimis memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik, jarang sakit dan berumur lebih panjang. Selain itu orang-orang optimis sulit terserang stres apalagi depresi. So, jika ingin sukses, Andapun harus menjadi pribadi yang optimis. Caranya? Coba simak tips berikut ini:

* Jangan pernah menyesali apa yang telah terjadi. Jika Anda mengalami kemalangan, jangan berlarut-larut meratapinya. Jadikan kemalangan atau kegagalan sebagai pelajaran dan pengalaman berharga untuk maju. Segera bangkit dan lakukan tindakan ke arah perbaikan. Tanamkan dalam diri bahwa Anda pasti bisa berhasil.

* Jangan pernah merasa bahwa nasib Anda lebih buruk dari yang lain. Buang pertanyaan negatif seperti ini: “Kenapa sih nasib saya begini?, Kok gaji saya lebih kecil dibanding dia?, Kenapa saya tidak sepintar dia?”. Lebih baik bersyukur bahwa Anda masih jauh lebih beruntung dari orang-orang di bawah Anda. Dann jangan jadikan orang-orang yang lebih sukses dari Anda sebagai bahan penyesalan, tetapi jadikan referensi untuk sukses.

* Buatlah daftar kelebihan diri Anda. Dengan demikian Anda akan sadar bahwa Anda memiliki banyak asset dan kelebihan. Namun jangan salahgunakan kelebihan yang Anda miliki. Lakukan sesuatu yang berarti dengan kelebihan Anda itu.

* Hilangkan rasa takut dan khawatir yang berlebihan, seperti takut tidak berhasil, takut salah, takut miskin, takut dipecat, dll. Berbagai kekhawatiran dan ketakutan yang Anda rasakan hanya akan memadamkan semangat Anda dalam mencapai sukses. So, jangan bebani pikiran Anda dengan bermacam ketakutan yang tak beralasan. Pede aja lagi!

Nah, sudahkah Anda menjadi pribadi yang optimis? Ingat, hal yang tak kalah penting dalam menciptakan sikap optimis adalah kemauan yang kuat dalam diri Anda! Percuma saja jika Anda menyadari pentingnya sikap optimis namun Anda sendiri tak berniat menumbuhkannya. So, mulailah dari sekarang!




5 Kunci Dasar Mendongkrak Kinerja
Jumat, 9 Agu 2002 08:05 WIB


Caranya? Simak 5 kunci dasar berikut:

* Kekhususan
Karyawan membutuhkan spesifikasi. Informasi spesifik lengkap dengan cara pelaksanaan sangat membantu stabilitas kinerja, sekaligus memperbaiki kekurangan. Manajer tak perlu sibuk memandori dan karyawan tahu keinginan perusahaan, ini menunjang kreativitas.

* Konsistensi
Informasi sebaiknya tidak saling bertentangan. Misalnya penilaian berkala baik, tapi penilaian tahunan buruk. Ini, inkonsistensi yang meresahkan dan menganggu kinerja.

* Waktu yang tepat
Umpan balik sebaiknya segera diberikan, agar karyawan termotivasi memperbaiki. Kalau kelamaan ada keengganan mengevaluasi. Mereka terlanjur merasa benar dan akan sangat terpukul jika dapat nilai rapor jelek.

* Komunikasi yang efektif
Manajer harus mampu menciptakan komunikasi efektif untuk menumbuhkan persamaan persepsi dengan karyawan. Jika pernyataan manajer tidak dimengerti atau diterima sepotong-sepotong, sasaran tak akan tercapai.

* Niat baik dan kerjasama
Manajer perlu menunjukkan niat baik dan kerjasama. Umpan balik yang hanya bertujuan menjatuhkan atau mempermalukan karyawan tak akan mampu menciptakan kondisi kerja yang sehat.

Karyawan yang ikut memberikan ide dalam menetapkan sasaran atau standar kinerja, berarti telah mengemukakan kehendak dan kebutuhannya. Karyawan tersebut akan berusaha mencapainya, karena dia tahu apa yang dia mau.




Tampil Beda di Dunia Kerja
Kamis, 8 Agu 2002 08:00 WIB


Tujuan menciptakan 'brand' itu adalah menonjolkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki yang membuat Anda tampak berbeda dengan lainnya. Bagaimana orang lain memandang diri Anda sebagai sesuatu yang menarik, ikuti beberapa saran berikut:

* Ketahui tujuan hidup Anda
Dengan mengetahuinya, Anda bisa menyusun langkah satu persatu. Ini yang disebut sebagai mission statement.

* Tegaskan keunikan yang Anda miliki
Caranya, tulis kata sifat yang benar-benar Anda kuasai. Apa yang orang lain ingat akan diri Anda. dari sini Anda akan mendapatkan brand value atau sifat-sifat yang membuat Anda menarik.

* Lakukan strategi
Setelah mengetahui tujuan hidup Anda, tentu Anda memiliki rencana untuk mewujudkannya menjadi sebuah tindakan nyata. Misalnya Anda ingin menjadi seorang penulis, brand value Anda adalah ramah, kreatif dan persuasif.

* Wujudkan dalam tindakan
Rencana tanpa tindakan sama aja bohong. Lakukan usaha untuk mewujudkan rencana dan angan-angan Anda. Misalnya jika Anda ingin menjadi penulis handal, asah dan galilah kemampuan Anda. Anda juga bisa mencari jalan dengan menghubungi orang yang bisa mengantarkan keinginan Anda.

* Terima kenyataan
Penampilan ikut menentukan sejauh mana Anda bisa melangkah. Jadi, tujuannya adalah tampil unggul diantara kalangan lain, misalnya tampil berbeda diantara teman sekantor.

* Hidupkan merek Anda
Kini saatnya menyiarkan 'brand value' Anda secara halus kepada semua orang. Mulai dari bawahan, rekan sekerja sampai kepada atasan. Sampaikan bahwa Anda kini memiliki keunikan dan ciri tersendiri yang membedakan Anda dengan yang lain.

Apa pun pilihan Anda artinya Anda telah menentukan brand Anda sendiri dan tak ada istilah benar atau salah. Yang pasti Anda telah bersikap tegas untuk diri sendiri. Dengan kata lain, Anda telah menciptakan diri Anda sebagai seorang yang memiliki rasa percaya diri di tengah persaingan kerja dan persaingan pasar. Anda tak perlu mengikuti orang lain tetapi sebaliknya, Anda bisa menjadi contoh bagi yang lainnya.




Ukuran Keberhasilan Networking
Rabu, 7 Agu 2002 08:00 WIB


Ternyata berhasil tidaknya Anda menjalankan jaringan kerja bukan diukur dari sisi Anda mengenal mereka, melainkan dari sisi 'mereka mengenal Anda'. Berikut ini adalah hal-hal yang menandakan bahwa cukup berhasil dalam 'networking':

* Anda bisa leluasa menghubungi mereka lewat telepon tanpa terganjal oleh sekretarisnya. Lebih meyakinkan lagi, jika sekretarisnya juga mengenal Anda dengan baik dan tidak menghalangi Anda untuk berbicara di telepon dengan bosnya.

* Biasanya orang-orang penting memiliki beberapa nomor ponsel untuk beberapa urusan. Dan umumnya, nomor yang lain dipegang oleh asisten atau sekretarisnya. Namun, jika Anda bebas menelepon lewat ponsel yang langsung dipegangnya, merupakan pertanda bahwa Anda sukses menjalin networking dengannya.

* Nomor ponsel Anda tercatat dengan baik dalam catatan telepon di ponselnya. Sehingga sewaktu-waktu mereka juga mudah menghubungi Anda. Begitu juga dengan kartu nama Anda, tersimpan dengan baik dalam buku kartu namanya.

* Anda bisa bertemu secara langsung di kantornya kapan saja tanpa birokrasi yang berbelit. Bahkan Anda bisa bertemu tanpa membuat janji terlebih dahulu. Hal ini juga karena Anda mengenal teman-teman, asisten, sekretaris dan orang-orang yang berhubungan dengannya dengan baik dan mereka pun mengenal Anda dengan baik. Sehingga Anda dengan mudah bisa bertemu dengan mereka sewaktu-waktu.

* Ukuran bahwa mereka mengenal Anda bukan hanya dari Anda bisa menghubungi mereka. Kalau sesekali mereka yang menghubungi Anda secara langsung tanpa melalui asisten atau sekretarisnya, bisa dijadikan patokan bahwa Anda berhasil menjalin hubungan kerja yang baik dengan mereka.

* Anda mudah mendapatkan informasi berharga dari mereka untuk kepentingan kerja Anda. Informasi ini bisa Anda dapatkan dengan menghubunginya atau merekalah yang menghubungi Anda.

* Anda diundang dalam acara-acara bisnis ataupun dalam acara penting yang mereka adakan. Kalau nama Anda dilupakan dalam acara mereka, kayanya Anda belum berhasil menjalin networking dengan mereka.

* Anda bisa memberi referensi kepada orang lain untuk bertemu dengan salah satu dari mereka untuk menjajagi kemungkinan bisnis yang baru.

Bagaimana...? Apakah tanda-tanda di atas sudah Anda rasakan...? Kalau sudah, selamat! berarti Anda telah berhasil menjalin hubungan kerja yang baik dengan mereka. Itu berarti kesuksesan bisnis yang Anda idamkan akan lebih mudah direalisasikan! Tapi ingat, meski Anda memiliki jaringan bisnis yang baik, Anda tetap membutuhkan kerja keras. Karena selain hubungan bisnis yang baik, keberhasilan Anda juga ditentukan oleh kesungguhan dan kerja keras Anda....!




Penyebab Kegagalan Orang pintar
Selasa, 6 Agu 2002 08:00 WIB


Makanya, jangan heran, jika Anda menemui rekan sekolah Anda yang dulu dikenal pandai dan cerdas namun akhirnya hanya merutuki nasib karena masa depannya yang suram! Apa penyebabnya? Di luar nasib dan faktor 'lucky', banyak hal yang bisa memicu kegagalan orang-orang pintar. Namun berdasarkan wawancara dan survei yang dilakukan pada 200 orang pintar di Amerika, ada enam hal penting penyebab kegagalan bagi mereka. Coba simak:

* Kurang ketrampilan sosial
Seberapa pun hebatnya intelegensi akademis Anda, Anda tetap perlu memiliki intelegensi sosial, seperti kemampuan mendengarkan, peka terhadap perasaan orang lain, memberi dan menerima kritik dengan baik. Orang yang memiliki intelegensi sosial tinggi mampu mengakui kesalahan mereka dan tahu bagaimana membina dukungan tim. Intelegensi sosial bisa diperoleh dengan banyak berlatih.

* Tidak cocok
Sebuah kesuksesan memerlukan kecocokan antara kemampuan, bakat, kepentingan, keinginan, kepribadian, dan nilai-nilai dalam pekerjaan Anda. Bila Anda merasa tidak cocok, maka jangan ragu untuk meninjau perilaku pekerjaan dan menyesuaikan atau mengubah pekerjaan Anda selama ini. Bagi beberapa orang, pokok persoalannya adalah seberapa besar resiko yang berani diambil.

* Tidak ada komitmen
Sesuatu yang dilakukan setengah-setengah akan memperbesar kemungkinan gagal. Suatu tujuan perlu dibarengi tekad, semangat, dan komitmen yang kuat untuk mencapainya. Kurangnya penghargaan pada diri sendiri merupakan penyebab dasar kegagalan. Untuk bisa ambil bagian dalam sukses, Anda harus yakin bahwa Anda bisa melakukannya.

* Kurang fokus
Beberapa orang melakukan terlalu banyak kegiatan sehingga akhirnya tidak melakukan satu pun dengan baik. Fokuskan kembali diri Anda pada apa yang paling baik dilakukan. Sadarilah keterbatasan Anda, tetapkan prioritas, dan susun organisasi usaha Anda.

* Kurang menyadari rintangan
Kadang, banyak rintangan tersembunyi yang sulit diperangi. Umur, diskriminasi jenis kelamin dan ras merupakan jenis rintangan yang sering tidak disadari. So, Anda harus meninjau kembali, berdasarkan analisa yang benar mengenai situasi, untuk merebut kembali kontrol atas kehidupan dan masa depan Anda.

* Kemalangan
Siapapun tidak bisa menolak adanya takdir, entah itu takdir baik atau buruk. Dan siapa pula yang bisa menolak ketika kemalangan itu harus Anda alami? Seandainya ini terjadi, yang harus Anda lakukan, jangan menyalahkan diri sendiri! Ingat, meski tak bisa menolak kemalangan itu, namun selalu ada jalan untuk memperbaikinya.

Pada akhirnya, kegagalan bukanlah 'jalan buntu' untuk mencapai sukses. Kesempatan datang silih berganti. Jika hari ini Anda gagal, mungkin besok Anda akan sukses. Jika Anda mampu berpikir jernih mengenai kegagalan dan menyadari bahwa dalam hidup ini selalu ada pilihan, Anda akan bisa menyikapi sebuah kegagalan sebagai pelajaran yang berharga. Ingat, tak ada orang yang lebih bodoh selain tidak bisa memetik pelajaran dari sebuah kegagalan.



Sifat Buruk Penghambat karir
Sabtu, 3 Agu 2002 09:00 WIB


So, menghindari sifat buruk mutlak Anda lakukan jika Anda ingin lancar berkarir. Di bawah ini adalah daftar sifat buruk yang harus Anda hindari di kantor:

* Iri hati
Sifat ini merupakan refleksi ‘kecemburuan’ Anda terhadap kelebihan orang lain. Misalnya iri ketika rekan yang lain mendapatkan promosi jabatan sementara Anda tidak. Iri teman Anda gajinya lebih besar, dll. Tetapi sifat iri hati ini bisa menjadi positif, jika Anda jadikan cambuk untuk lebih maju dan berhasil dari orang lain. Dengan catatan, jalan yang ditempuh pun harus positif.

* Malas
Sifat malas dapat menyerang siapa saja, laki-laki, perempuan, tua muda, anak buah atau bos. Tetapi kalau sifat malas ini dibiarkan, akan menyebabkan kerugian besar pada diri sendiri. Sifat malas di tempat kerja membuat Anda lebih sering menunda-nunda pekerjaan daripada menyegerakannya. Akibatnya Anda akan kehilangan kesempatan berharga untuk berkarya dan maju. Seandainya ada waktu untuk bermalas-malasan, manfaatkan untuk mereview dan merencanakan apa yang sebaiknya Anda lakukan.

* Rakus
Sifat ‘rakus’ membuat Anda ingin memiliki semua yang Anda inginkan, baik materi maupun kedudukan/jabatan. Anda selalu ingin mengerjakan semua tugas-tugas penting di kantor. Bahkan pekerjaan yang semestinya bukan untuk Andapun akan Anda kerjakan demi ambisi Anda. Biasanya sifat ini didasari oleh ‘ego’ bahwa anda ingin menonjol sendiri di tempat kerja. Akibatnya Anda bahkan sudah tidak bisa membedakan mana pekerjaan yang harus Anda lakukan dan mana yang bukan. Kerakusan yang lain adalah dalam hal materi. Anda ingin mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari pekerjaan, agar dapat memiliki materi yang banyak. Kalau salah langkah, bisa-bisa Anda melakukan korupsi.

* Marah
Marah yang berlebihan dapat merusak hubungan kerja yang stabil dan membuat emosi Anda kacau balau. Tentu saja kondisi ini akan menyebabkan pekerjaan Anda terganggu. Tetapi kalau memang Anda harus marah di kantor, jangan takut untuk mengeluarkan amarah. Tetapi sebisa mungkin hindari orang-orang yang dapat memancing amarah dan memperkeruh keadaan. Yang penting, tindaklanjuti amarah Anda dengan hal positif. Pendek kata kemarahan Anda jangan sampai mengganggu pekerjaan. Dan juga tetaplah bersikap profesional dengan tidak mencampuradukkan kemarahan pribadi ke dalam pekerjaan. Sehingga hubungan kerja Anda dan rekan-rekan di kantor tetap aman dan damai.

* Terlalu bangga
Bangga terhadap prestasi yang Anda raih memang sangat wajar. Lagipula Anda pasti membutuhkan ‘pengakuan’ atas prestasi dan kemampuan Anda. Tetapi jangan sampai kebanggaan Anda ini terlalu sering digembar-gemborkan. Tanpa perlu Anda umumkan, teman-teman Anda tentu sudah tahu kalau Anda memiliki ‘nilai lebih’. ‘Pengumuman’ yang berlebihan atas prestasi Anda, bukannya membuat rekan Anda kagum, sebaliknya justru akan membuat Anda tampak menyebalkan. Dengan sikap ‘low profile’, rekan-rekan Anda akan semakin menghargai Anda.

Nah, kalau Anda menyadari bahwa sifat-sifat buruk lebih banyak merugikan, sudah seharusnya Anda menanggalkannya...!



Cara Bersih Jerat Relasi Bisnis
Jumat, 2 Agu 2002 08:00 WIB


Berikut tujuh langkah yang bisa Anda tiru:

* Perhatikan cara berpakaian dan penampilan Anda. Kesan pertama selalu dinilai dari penampilan Anda. Dan sekali mereka terkesan, maka kesan itu akan terus melekat. Jadi, jangan sembrono dan menganggap masalah ini sepele. Tak perlu pakaian mewah dan bermerek, yang penting Anda tampil rapi, bersih, dan segar. Jika Anda tak terlalu ahli dalam hal memadu padankan pakaian, Anda bisa minta saran seorang yang lebih ahli, kekasih Anda mungkin.

* Jika Anda mendapatkan seorang rekan bisnis yang prospektif, sebaiknya Anda langsung bertemu muka. Tunjukkan pada mereka bahwa Anda bisa diandalkan. Tunjukkan bahwa mereka dapat memberikan kepercayaannya pada Anda.

* Jika Anda mengepalai sebuah bisnis online, jangan lupakan netiquette. Dalam bisnis online, Anda harus memperhatikan privasi, ingat banyak mata yang mengarah kepada Anda.

* Ikuti lebih dulu dengan kata-kata Anda namun tetap dalam kerangka sopan santun. Komunikasi yang baik akan mempromosikan bisnis Anda di masa depan. Kata-kata bisa jadi senjata ampuh meraih apa yang Anda inginkan.

* Dengarkan dahulu baik-baik. Seseorang akan lebih menyukai mereka yang mendengarkan dengan serius dan menunjukkan rasa hormat. Jadi, lakukanlah.

* Tanyakan klien Anda jika masih ada yang mengganjal, masih kurang dipahami atau masih memiliki sesuatu untuk dibagi.

* Jadilah seseorang yang proaktif mengejar peluang baru, sangatlah tidak profesional jika klien Anda lebih dulu menelepon. Sebaiknya dimulai dari Anda sehingga klien merasa dihormati.

Bagaimanapun cara-cara yang bersih lebih patut Anda pertimbangkan, ketimbang meraih keuntungan dengan jalan pintas namun jalan itu 'kotor'. Percayalah, cara yang menyimpang tidak akan bertahan lama dan dapat menimbulkan masalah di kemudian hari.




Agar Gaji Nggak 'Numpang Lewat'
Jumat, 2 Agu 2002 07:00 WIB


Mengelola keuangan pribadi, khususnya gaji memang gampang-gampang sulit. Gampang, karena Anda hanya tinggal membuat rencana pengeluaran di atas kertas sesuai dengan pemasukan Anda. Namun sulit, karena dalam prakteknya seringkali tidak sesuai dengan rencana. Sehingga, angan-angan menjadi orang 'berkantong tebal' sepanjang bulan pun rasanya cuma impian belaka.

Nah, biar gaji Anda nggak cuma 'numpang lewat', nggak ada salahnya Anda cermati cara berikut ini:

* Setiap kali habis menerima gaji, jangan langsung pergi ke pusat perbelanjaan seperti Mal. Pulanglah ke rumah dan buat daftar pengeluaran kebutuhan Anda, seperti kebutuhan rumah tangga, pendidikan anak-anak, kesehatan, dll. Jika pasangan Anda tak keberatan, gabungkan gaji Anda berdua. Kemudian catat setiap kali Anda berdua mengeluarkan uang. Dengan demikian Anda akan mengetahui kemana saja ‘larinya’ uang Anda.

* Usahakan setiap kali membeli peralatan rumah tangga, pilihlah yang berkualitas bagus namun dengan harga yang tidak terlalu mahal. Sehingga, Anda tidak perlu sering-sering mengeluarkan biaya untuk reparasi.

* Belanja kebutuhan sehari-hari sekaligus untuk persediaan sebulan mungkin akan lebih menghemat pengeluaran Anda. Karena membeli dalam jumlah banyak jatuhnya akan lebih murah daripada membeli eceran. Lagi pula Anda nggak perlu bolak-balik membeli karena kehabisan gula, susu, atau kopi. Sehingga hal ini akan menghemat ongkos transport belanja.

* Jangan mengalokasikan uang Anda untuk hal-hal yang bersifat kesenangan belaka. Seberapun kecilnya gaji Anda, biasakan untuk selalu menabung. Kalau bisa setiap bulan sisihkan 10% dari gaji Anda ke dalam tabungan. Pilihlah bank dengan reputasi baik dengan bunga yang lumayan.

* Pilihlah rumah makan yang murah meriah, setiap kali Anda makan siang. Jangan makan di restoran mahal yang akan menyedot isi kocek Anda. Kalau perlu, bawalah bekal makanan dari rumah. Selain irit juga higienis kan?

* Jangan hanya menabung dari gaji. Setiap kali Anda mendapat bonus, THR, atau insentif, sisihkan untuk ditabung walaupun hanya sekian persen. Kalau memungkinkan, investasikan uang Anda ke dalam bentuk saham, obligasi atau deposito sejumlah tabungan yang Anda sisihkan untuk jangka panjang.

* Mengikuti arisan yang diadakan kantor atau lingkungan rumah bisa juga Anda pilih sebagai alternatif untuk ‘menyelamatkan’ uang Anda.

* Kalau Anda masih bingung ‘menyisihkan’ penghasilan Anda yang tidak banyak, mintalah bantuan orang lain yang handal dan Anda percaya dalam mengelola uang. Mungkin dia bisa membuat rencana keuangan yang pas bagi Anda.

Dengan melakukan hal tersebut, jangan takut dianggap ‘pelit’. Toh Anda bukanlah pelit melainkan hemat. Karena siapa lagi yang akan menyelamatkan uang yang Anda peroleh dengan susah payah, kalau bukan Anda sendiri? Lagipula dengan menerapkan pola hidup hemat dan terencana akan sangat bermanfaat bagi masa depan Anda kelak.




Perangkap dalam Pengambilan Keputusan
Kamis, 1 Agu 2002 10:11 WIB


Lantas bagaimana tip menghindari perangkap tersembunyi dalam mengambil keputusan? John S. Hammond, (konsultan bidang pengambilan keputusan dari Sekolah Bisnis Harvard), Ralph L. Keeney (guru besar Sekolah Enjiniring dan Sekolah Bisnis Marshall, Universitas Southern California), dan Howard Raiffa (guru besar Sekolah Bisnis Harvard) dalam bukunya Smart Choices: A Practical Guide to Making Better Decisions (Harvard Business School Press, Oktober 1998), mengungkapkan beberapa perangkap psikologis yang bisa merusak keputusan bisnis Anda.

Berikut kelima perangkap dan solusinya:

* Perangkap jangkar
Tren atau momen masa lalu sering dijadikan jangkar (anchor) dalam pengambilan keputusan. Pemasar atau penjual melihat volume penjualan masa lalu untuk memprediksi penjualan mendatang. Angka kinerja masa lalu menjadi jangkar peramal dengan menyesuaikan beberapa faktor. Dalam situasi pasar yang berubah amat cepat dan sukar diprediksi karena tak berpola, jangkar historis merupakan pijakan buruk. Bahkan, bisa menggiring pada perkiraan yang keliru.

Beberapa cara menghindari perangkap jangkar: Selalu memandang masalah dari perspektif yang berbeda. Cobalah menggunakan alternatif dan pendekatan, jangan tetap pada jalur pemikiran yang pertama kali muncul di pikiran Anda; Cari informasi dari bermacam orang untuk memperluas referensi dan mendorong pikiran Anda, agar tetap jernih; Pikirkan terlebih dulu masalah yang dihadapi sebelum berkonsultasi dengan yang lain, guna menghindari kerancuan ide-ide yang muncul.

* Perangkap status quo
Karena sulit memprediksi masa depan, sering Anda mempertahankan kondisi yang ada (status quo), demi menghindari resiko. Namun, langkah ini merupakan perangkap. Bayangkan, Anda berdiri di atas landasan yang berpusing cepat sekali. Bila Anda hanya diam berdiri, Anda bisa terlontar oleh momen geraknya. Agar stabil, bergeraklah dengan irama dan arah yang sama dengan putaran. Hal ini sulit, karena arah putaran tidak bisa diperkirakan, tapi Anda harus terus mencoba.

Bila Anda telanjur terperangkap pada status quo, ingatlah tip berikut untuk mengurangi pengaruhnya: Selalu ingatkan diri Anda pada tujuan perusahaan. Mungkinkah tercapai, bila Anda mempertahankan status quo?; Jangan menganggap status quo merupakan satu-satunya altrenatif. Cari pilihan lain dan gunakan sebagai penyeimbang. Evaluasi segala aspek plus-minusnya.

* Perangkap bingkai
Langkah pertama membuat keputusan adalah membatasi pertanyaan berdasarkan bingkai permasalahan. Langkah ini berbahaya. Bagaimana menghindarinya: Jangan langsung menerima susunan awal yang Anda atau orang lain rumuskan. Buat beberapa alternatif berdasarkan berbagai aspek. Pilih alternatif yang mampu memberikan benefit optimal; Hadapi masalah secara netral. Dengan bersikap netral, menggunakan banyak referensi dan pembanding, Anda bisa lebih jeli mengkaji plus-minus setiap alternatif, dan memilih yang terbaik; Simak cara seseorang atau tim merumuskan permasalahan dan mengambil keputusan yang direkomendasi ke Anda. Terapkan prinsip devil advocate dengan menguji rekomendasi ini melalui format yang berbeda.

* Perangkap perkiraan dan peramalan
Umumnya, Anda sudah piawai memperkirakan jarak, lama perjalanan, berat atau volume barang, karena terbiasa dan jelas tolok ukurnya, sehingga bisa diuji akurasinya. Dalam mengambil keputusan, Anda kerap harus memperkirakan hal-hal yang kurang jelas, kurang pasti, dan sulit diuji tolok ukur maupun akurasinya. Akibatnya, Anda amat berhati-hati mengambil keputusan, atau malah terlalu berani karena terlalu percaya diri.

Cara terbaik menghindari perangkap ini adalah melakukan pendekatan teratur dalam meramal dan menilai probabilitas. Untuk mengurangi pengaruh percaya diri berlebihan dalam memprediksi, cobalah selalu memulai dengan mempertimbangkan hal-hal ekstrem, yaitu kemungkinan jarak nilai yang terendah dan tertinggi. Hal ini membantu Anda terhindar dari kerancuan perkiraan awal. Untuk menghindari perangkap yang terlalu hati-hati, cobalah jujur menyatakan perkiraan Anda, dan jelaskan ke orang yang akan menggunakannya, bahwa hal tersebut belum disesuaikan.

* Perangkap penegasan atau bukti
Ada dua kekuatan psikologis yang bekerja dalam perangkap ini. Yaitu, kecenderungan secara tak sadar memutuskan apa yang Anda ingin lakukan, sebelum mengetahui alasannya. Lalu, kehendak hati yang lebih memengaruhi bertindak yang disukai daripada yang seharusnya.

Cara menghindari jebakan di atas: Periksa semua bukti secara teliti dan bersamaan. Hindari tendensi menerima penegasan/bukti tanpa mempertanyakannya; Cari teman yang Anda hargai sebagai mitra untuk berargumen mengenai keputusan yang akan Anda lakukan. Buat argumen penyeimbang; Jujurlah pada diri sendiri mengenai motivasi: apakah Anda mengumpulkan informasi untuk membantu menentukan pilihan yang tepat, atau sekadar mencari pembenaran untuk apa yang akan Anda lakukan.




Jika Wanita Alami Hambatan Karir
Kamis, 1 Agu 2002 08:00 WIB


Tak bisa dipungkiri, meskipun kesetaraan gender telah lama digembar-gemborkan, masih ada saja wanita yang mengalami hambatan karir hanya karena diskriminasi gender. Konon, wanita yang mengalami diskriminasi ini, sekalipun mumpuni, tetap sulit untuk mendapatkan promosi jabatan, terlebih sampai menempati posisi puncak.

Namun umumnya, sejumlah kelemahan wanita seperti lebih sensitif, kurang agresif, lebih emosionil, kurang pede, dan kurang berani mengambil resiko, di tuding sebagai penyebab mentoknya karir wanita. Seandainya pun karir wanita bisa maju, tetapi tidak secepat pria.

Nah jika Anda merasa karir Anda 'jalan di tempat' hanya karena perbedaan gender, mungkin tips ini bisa membantu:

- Coba deskripsikan semua masalah Anda di kantor sesuai proporsi yang sebenarnya. Kemudian evaluasi kembali apakah memang Anda telah bekerja maksimal? Dan apakah hasil yang Anda peroleh tidak sesuai dengan usaha Anda? Apakah Anda sudah layak mendapatkan promosi dan penghargaan lebih dari yang Anda dapatkan sekarang?

- Setelah evaluasi tersebut, pikirkan kembali apakah ganjalan karir Anda benar-benar berkaitan dengan diskriminasi gender antara laki-laki dan perempuan ataukah karena sebab lain? Jika karena alasan yang pertama, coba cari informasi apakah di kantor Anda ada rekan wanita lain yang memiliki nasib sama? Untuk mengetahuinya, Anda harus memperoleh perbandingan yang jelas antara karir pria dan wanita.

- Catat nama seluruh rekan wanita yang mengalami masalah seperti Anda. Catat pula nama karyawan pria yang karirnya lebih cemerlang daripada wanita yang lebih mampu. Jangan lupa, catat pula realitas yang mendukung keyakinan Anda tentang diskriminasi tersebut. Misalnya, hanya pria yang boleh menangani proyek-proyek besar padahal banyak wanita yang mampu menanganinya.

- Gali informasi dari berbagai sumber tentang masalah diskriminasi dan buat catatannya. Kumpulkan nama sumber yang bisa mendukung keyakinan Anda. Kemudian tulislah pernyataan si sumber yang mendukung masalah Anda.

- Diskusikan masalah ini dengan rekan wanita yang mengalami nasib serupa. Pikirkan apakah Anda ingin mengadukan masalah ini bersama-sama. Jika rekan Anda tidak mau mempermasalahkannya, tidak perlu dipaksa, berarti ia cukup puas dengan kondisi yang diperolehnya sekarang.

- Kemudian bicarakan masalah Anda dengan atasan, lengkap dengan data-data yang Anda peroleh. Mungkin saja atasan Anda mau memahami dan bisa memberi solusi. Tapi bila bos tidak mau tau, konsultasikan masalah Anda dengan lembaga atau asosiasi yang tepat. Mungkin jika sudah tidak ada jalan keluar lain, Anda bisa menyewa pengacara untuk memperkarakan masalah Anda. Tunjuklah pengacara yang benar-benar mengerti dan berpengalaman dalam masalah hukum ketenagakerjaan.

Pada intinya, di jaman global begini seharusnya memang sudah tidak ada lagi perbedaan antara pria dan wanita dalam karir. Jika wanita terbukti memiliki sejumlah kemampuan dan keahlian semestinya tidak ada halangan lagi untuk menempati posisi yang lebih layak. Nah jika merasa karir Anda terhambat hanya gara-gara Anda wanita, jangan diam saja, perjuangkan hak-hak Anda. Selamat berjuang...!

[tri*]


Memahami Potensi Karyawan
Rabu, 31 Jul 2002 09:13 WIB


Sebagai pimpinan tentu Anda akan tersenyum ketika tim kerja Anda selalu keluar menjadi the winner (pemenang) bukan? Bawahan Anda menang, Andapun ikut senang. So, gimana cara memahami potensi masing-masing karyawan? Berikut ini kiatnya:

* Berpikir Lateral
Anda perlu ingat, tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan cara maupun logika yang sama. Sekali waktu, Anda perlu sudut pandang yang baru dan berbeda dari biasanya. Artinya, sebuah masalah tidak selamanya seperti apa yang terlihat oleh mata atau pikiran kita. Sadarkan tim kerja Anda akan hal ini.

* Amati dan Adaptasi
Sebetulnya, dalam tingkat yang sederhana pun, kita selalu melakukan pengamatan terhadap apa yang terjadi di sekeliling. Bahkan, kita pun kemudian seringkali berlanjut ke tahap atas apa yang kita amati atau rasakan itu. Kemampuan adaptasi inilah yang kadang ikut memecakan masalah. Jelas, setiap anggota tim kerja tentu memiliki kemampuan ini.

* Sempurnakan
Dengan tekad untuk selalu menyempurnakan apa yang kita miliki, kita akan menemukan sesuatu yang baru, berbeda dan semoga lebih baik.

* Rasa Bebas
Ada saja orang-orang yang takut, bahwa untuk disebut kreatif harus ada ide yang betul-betul baru dan sempurna. Penyampaian laporan tidak selamanya harus dituangkan ke dalam kertas kerja apalagi diperbanyak dalam bentuk yang mewah. Bebaskan orang-orang untuk melakukan sesuatu dengan cara yang menurut mereka lebih baik dan lebih hemat. Kalau memang tidak perlu, jangan lakukan. Itu akan menghemat waktu dan biaya. Penghematan ini juga bisa dicapai dengan mengevaluasi format, maupun software yang selama ini dipakai.

* Beri Semangat
Sebuah pertemuan ‘cuci otak’ (brainstorming) bisa menarik sekaligus ramai dan ruwet. Tapi tak apa, mungkin dengan cara itulah ide terbaik akan didapat. Artinya, dalam pertemuan, tidak boleh ada kesan seseorang dikritik dan dikoreksi. Aspek psikologis yang terselip dalam pertemuan seperti itu adalah adanya proses pemicuan (tirggering). Bahkan, ide terburuk pun dapat memancing munculnya ide-ide yang lebih baik. Biasanya, pertemuan seperti ini akan berhasil baik bila anggotanya boleh mengemukakan pikiran secara bebas. Jangan lupa untuk mencatat siapa-siapa yang melontarkan ide bagus dan rencana hadiah apa yang akan diberikan.

Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda memahami potensi bawahan Anda...? Jika belum, mulailah dari sekarang dan bersiaplah untuk meraih kemenangan bersama...!



Unsur Utama Atasi Pertentangan
Senin, 29 Jul 2002 09:36 WIB


Tantangan terbesar dalam menghadapi pertentangan di kantor adalah ketrampilan memecahkan pertentangan dan menciptakan situasi sama-sama alias win-win solutions. Sulit memang, karena membutuhkan kematangan emosional, kejujuran mental, dan keyakinan bahwa lebih baik memenangkan daripada menyebabkan seseorang kalah.

Nah, ketika Anda atau tim Anda ingin memecahkan pertentangan tersebut maka Anda perlu mengetahui unsur utama berikut:

* Pahami masalahnya
Dalam banyak pertentangan, ada situasi yang mendorong timbulnya interaksi, mengakibatkan masalah terjadi tanpa diketahui atau lenyap dengan sendirinya. Orang membentuk masalah berdasarkan kebutuhan mereka sendiri yang seringkali tidak berhubungan dengan masalah yang ada. Penting untuk memastikan bahwa Anda memahami masalahnya menurut sudut pandang orang lain.

* Ulangi apa yang telah Anda dengar
Kalau Anda menganggap Anda telah memahami masalahnya, adalah penting untuk mengulang kembali sehingga orang lain tahu bahwa Anda telah mendengar masalah mereka dengan benar.

* Kemukakan masalah Anda
Setelah Anda mendengarkan dan membuka diri pada pandangan orang lain, ungkapkan masalah Anda dengan jelas dan setenang mungkin.

* Bentuk kesepakatan
Teliti masalahnya, bukan meneliti orangnya. Kemudian bentuklah kesepakatan atas masalahnya. Tentukan aturan untuk menyepakati pertentangan tanpa menjadi permusuhan.

* Tawar menawar kreatif
Temukan apa yang diperlukan seseorang untuk menemukan pemecahan atas masalah mereka. Lalu nyatakan apa yang Anda butuhkan untuk menemukan pemecahan atas masalah Anda. Kemudian masing-masing memilih apa yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalahnya sehingga setiap pihak dapat saling mendekati untuk menerima apa yang diinginkan tanpa pihak lainnya dalam proses tawar menawar itu.

Ingat, pertentangan terjadi kala emosi sedang tinggi dan tujuan pembicaraan adalah memenangkan dengan segala cara. Orang tidak biasanya mengungkap masalahnya yang nyata lalu menghabiskan waktu berjam-jam melakukan permainan kekuasaan, melindungi egonya, dan mencoba meyakinkan orang lain untuk memberikan apa yang mereka inginkan.

[*]



Jadilah Pendengar Aktif !
Senin, 29 Jul 2002 08:00 WIB


Agar komunikasi berimbang, seorang pendengar sebaiknya harus menjadi pendengar yang aktif. Dalam arti ia bukan sekedar menjadi pendengar yang hanya bisa manggut-manggut mendengarkan lawan bicara, tapi juga bisa memberikan respon yang baik. Hal ini menjadi lebih penting saat Anda berkomunikasi dengan mitra atau kolega kerja, misalnya dalam negosiasi.

Berikut ini adalah prinsip menjadi pendengar aktif:

* Pendengar harus mampu mengontrol diri untuk tidak menguasai seluruh waktu percakapan. Sebagian besar waktu yang ada harus diberikan untuk lawan bicara. Selain itu, aspek fisik maupun psikis juga perlu diperhatikan. Mengapa? Karena aspek fisik berkaitan dengan situasi ketika Anda sedang menghadapi lawan bicara.

* Perhatikan dengan cermat lawan bicara Anda. Anda dituntut untuk mendengarkan secara lebih selektif, yaitu menitikberatkan perhatian pada suara lawan bicara, bukan suara yang lain.

* Kontak mata sangat penting. Melalui sorot mata Anda, lawan bicara dapat merasakan bahwa Anda memperhatikan pembicaraannya.

* Jangan tunjukkan sikap tubuh yang defensif. Misalnya, menyilangkan lengan dada (bersedekap). Tetapi tunjukkan sikap terbuka untuk mendorong keinginan lawan biacara mengungkapkan seluruh isi hatinya.

* Sedikit mencondongkan tubuh ke arah lawan bicara juga bisa merupakan dorongan bagi lawan bicara agar dia leluasa bicara kepada Anda.

* Berusaha tidak menimbulkan prasangka terhadap lawan bicara juga merupakan aspek psikis yang harus diperhatikan. Sebab dengan berprasangka akan menimbulkan respek emosional yang terlalu kuat, yang akan mengurangi kemampuan untuk mendengar secara lebih cermat.

Meskipun Anda aktif menyimak dan mendengarkan pembicaraan, tetaplah bersikap rileks. Jangan menampilkan sikap tubuh yang kaku dan tegang. Karena selain tidak nyaman dilihat, hal ini justru akan mengurangi konsentrasi Anda dalam mendengar.




Sukses dengan EQ!
Minggu, 28 Jul 2002 09:00 WIB


Emotional Quotient (EQ) adalah ketrampilan untuk mengenali dan mengelola emosi diri sendiri maupun orang lain. Manusia dengan EQ yang baik, mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab penuh pada pekerjaan. Selain itu EQ membuat Anda mudah bersosialisasi, mampu membuat keputusan yang manusiawi, dan berpegang pada komitmen. Makanya, orang yang EQ-nya bagus mampu mengerjakan segala sesuatunya dengan lebih baik.

Dengan EQ, Anda sekaligus mampu mengakui kesalahan dan kelemahan diri serta bertanggung jawab terhadap kesalahan yang Anda perbuat. Dengan kata lain, EQ mampu mengatasi berbagai konflik yang Anda alami. EQ menjadikan Anda pribadi yang menyenangkan, cerdas, dan intelektual. Dengan EQ yang matang Anda akan memperoleh sukses, baik dalam hidup maupun karir. Lalu bagaimana caranya mengembangkan EQ agar mencapai tingkat yang ideal…? Bagi Anda yang ingin sukses, ikuti tips di bawah ini:

* Pahami diri Anda sendiri. Ketahuilah tingkat emosi Anda, apakah Anda termasuk orang yang sangat emosional atau biasa-biasa saja. Sadari apa yang membuat Anda marah, menangis, sedih, gembira dan bahagia. Semakin dalam Anda mengenal pribadi Anda, semakin mudah juga memahami emosi orang lain. Dengan demikian, semakin baik pula tingkat EQ Anda.

* Percaya diri. Sikap percaya diri merupakan salah satu modal kesuksesan Anda. Kalau Anda yakin dengan kata hati dan kemampuan Anda, akan memudahkan Anda dalam mengeluarkan pendapat dan mengambil keputusan. Tanpa perlu bergantung pada orang lain, Anda bisa mengambil keputusan yang paling tepat dalam hidup Anda. Memang, Anda tetap membutuhkan bantuan orang lain dalam segala hal, tetapi membangun kepercayaan diri terhadap kemampuan Anda, dapat melatih dalam pencapaian tingkat EQ yang ideal.

* Sadari kelemahan Anda. Menyadari kekurangan dan kelemahan diri sendiri adalah sikap positif yang dapat melatih emosi Anda. Tetapi, menyadari kelemahan dan kekurangan diri tanpa berusaha merubahnya tentu bukan sikap yang bijaksana. Buatlah komitmen pada diri Anda bahwa Anda pasti bisa merubah kelemahan dan kekurangan diri Anda selama ini.

* Miliki rasa emphaty. Kalau Anda merasa nyaman dan percaya diri dengan kondisi diri Anda sendiri, berarti Anda sudah mencapai fase pengembangan EQ yang nyaris ideal. Anda sudah bisa menerima dan mendengarkan pendapat orang lain, sekaligus memahami kekurangan dan kelemahan orang lain. Semakin besar pengertian Anda pada orang lain semakin besar pula kesempatan Anda mendapatkan pertolongan di lain hari.

Jika Anda mengasah kemampuan EQ Anda dengan baik, Anda akan menjadi orang yang kompeten secara emosional! Dalam arti mampu bersikap mandiri (independent) tetapi juga menghargai prinsip saling ketergantungan (interdependent). Dan hanya orang yang mandiri dan menghargai keberadaan orang lain-lah yang akan menjadi manusia efektif dan sukses dalam karir dan kehidupan. Sukses untuk Anda...!



Lima Disiplin Dalam Proses Belajar
Jumat, 26 Jul 2002 08:00 WIB


Tapi krisis seberat apapun sebenarnya dapat diatasi tergantung dari kemauan kita untuk beradaptasi dan jeli menyiasati perubahan. Lihat saja, ratusan perusahaan besar banyak yang rontok tanpa ampun, puluhan konglomerat menyerah pada keadaan, tetapi banyak juga perusahaan yang tetap kokoh berdiri. Hantaman badai krisis tak hanya membuat mereka sigap mengantisipasi, tegar dengan motivasi dan tangguh berkompetisi, tapi mereka bisa menjadikan 'malapetaka' itu sebagai peluang.

Bagaimana dengan perusahaan Anda? Apakah perusahaan Anda juga mengalami hal yang sama? Bagaimana perusahaan dapat bertahan? Ternyata dengan kemauan beradaptasi dan belajar dengan gesit mengikuti perubahan yang terjadi, sebuah perusahaan bisa bertahan lebih lama. Dalam bukunya The Fifth Discipline: The Art and Pratice of The Learning Organization, Peter M. Senge menyatakan bahwa organisasi adalah sebuah kesatuan yang terpadu, sehingga membutuhkan sebuah komitmen yang menyatu pula untuk mengoperasionalisasikan dan mengefektifkannya. "Anda tidak bisa membuat orang menjadi pintar dan terdongkrak kinerjanya hanya dengan main perintah," tulisnya.

Belajar merupakan syarat mutlak untuk mempertahankan eksistensi, sekaligus kunci untuk menaikkan kualitas diri dan organisasi atau mendapatkan manfaat dari krisis ini. Belajar tanpa ada keinginan untuk menerapkan apa yang sudah dipelajari, tentu tak ada gunanya. Belajar membutuhkan bukan sekedar komitmen yang kuat, tetapi juga intensitas yang tinggi untuk tetap melaksanakannya dengan titik pencapaian yang jelas pada akhirnya.

Satu-satunya hal yang dapat dilakukan untuk bangkit dari krisis adalah kemauan dan kemampuan organisasi untuk belajar! Namun dibutuhkan lima disiplin sebagai komponen utama dalam proses pembelajaran, yaitu:

* Pengendalian Pribadi
Disiplin ini lebih membutuhkan kecakapan daripada kekuasaan. Kecakapan dalam mengendalikan diri secara profesional, selalu mempertegas tujuan dan memfokuskan diri kepada tujuan tersebut.

* Model Mental
Disiplin kedua merupakan proses introspeksi untuk memahami asumsi, keyakinan, prasangka, dan lain-lain. Proses ini membutuhkan kemauan dan kemampuan untuk melakukan pembelajaran yang seimbang, dan jelas untuk menjadi model mental 'baru', melalui proses pembelajaran yang intensif.

* Visi Bersama
Disiplin visi bersama menuntut kemampuan dan ketrampilan untuk dapat menggambarkan masa kini dan masa depan perusahaan serta bersama menjaga agar dapat menguntungkan di masa kini dan masa depan.

* Belajar Sebagai Tim
Disiplin ini dapat dicapai apabila setiap individu yang tergabung dalam tim bersedia meleburkan diri ke dalam ide pemikiran tim dan saling berkomunikasi secara terbuka sehingga memungkinkan tercapainya tingkat penetrasi dan inovasi yang lebih baik.

* Berpikir Sistemik
Jika dicermati, inti dari konsep Peter F Senge sebenarnya terletak pada disiplin kelima yaitu berpikir sistemik. Dalam konteksnya sebagai disiplin dasar organisasi pembelajar, berpikir sistemik merupakan sarana untuk membantu kita melihat sesuatu dengan lebih efektif dan mengubah sesuatu pola yang tidak fungsional menjadi fungsional. Maka kelima disiplin ini jangan dijalankan satu per satu karena hanya akan menghasilkan suatu kebingungan. Tetapi bila dipraktekkan secara terpadu atau dalam suatu kesatuan, maka dampaknya akan sangat positif.

Lima disiplin utama di atas, menurut Senge sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi pembelajar. Karena setiap detik dari hidup ini penuh dengan materi pelajaran. So, dapat disimpulkan, bila Anda dan perusahaan Anda ingin tetap eksis dan menjadi lebih baik serta mendapatkan manfaat dari krisis ini, tiada lagi yang dapat dilakukan selain belajar dan belajar!




Jika Iri pada Kesuksesan Sahabat...
Kamis, 25 Jul 2002 10:03 WIB


Namun tak bisa dipungkiri, masih ada saja yang merasa iri dengan kebahagiaan sahabatnya sendiri. Kesuksesan seseorang dalam karir bisa saja menimbulkan kecemburuan sahabatnya karena ia tidak mengalaminya. Nah apakah Anda pernah atau tengah mengalami hal seperti itu? Mungkin saja sahabat Anda yang baru menduduki jabatan supervisor membuat hati Anda 'panas'. Apalagi jabatan itu diikuti sejumlah kompensasi yang menyenangkan, seperti gaji yang lebih besar, fasilitas yang lebih oke, dan tunjangan lain yang lebih baik. Tak urung kecemburuan Anda pada kesuksesan sahabat membuat persahabatan Anda yang tadinya berjalan mulus pun mendadak 'dingin'!

Sesungguhnya rasa iri atau cemburu terhadap keberhasilan orang lain merupakan hal yang sangat manusiawi. Karena, membandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah salah satu kebiasaan manusia yang sulit dihilangkan. Makanya kerap tercetus pertanyaan, "Kenapa dia lebih beruntung dari saya?", "Kenapa nasib saya begini?", dan sejumlah pertanyaan lain yang menyiratkan rasa iri terhadap orang lain.

Tapi tentu saja, sikap tersebut tidak boleh terus menerus menguasai pikiran Anda. Rasa tidak puas dan cemburu yang berlebihan justru akan mengantarkan Anda pada kegagalan! Jika Anda terlanjur merasa iri dengan kesuksesan sahabat Anda, ada baiknya Anda segera berubah. Pakar Relationship Mary Mitchell menyarankan langkah-langkah berikut ini:

* Berpikirlah bahwa sahabat Anda adalah orang yang dekat di hati Anda setelah keluarga. Tidak sepantasnya Anda iri secara membabi buta padanya. Sudah selayaknya Anda menjadikan orang-orang dekat Anda, termasuk sahabat, sebagai cermin diri. Jika sahabat Anda sukses, baik dalam karir atau apapun, seharusnya Anda ikut bangga dan senang. Karena Anda bisa meminta pendapat, saran, dan masukan darinya bagaimana supaya bisa sesukses atau kalau perlu lebih sukses dari dia. Dengan demikian, Anda bisa mengetahui apa saja kekurangan Anda yang selama ini menghalangi langkah Anda menuju kesuksesan.

* Jangan cuma memikirkan kesuksesan sahabat atau orang lain, tapi renungkan juga keberhasilan yang pernah Anda raih. Karena sekecil apapun keberhasilan Anda, sudah sepatutnya Anda syukuri dan nikmati. Ini jauh lebih penting daripada Anda sibuk membandingkan dengan keberhasilan orang lain. Yang perlu Anda lakukan hanyalah memperbaiki kualitas diri agar Anda lebih sukses lagi.

* Jadikan kecemburuan Anda sebagai hal yang positif. Artinya jika sahabat Anda bisa sukses Anda pun harus bisa sukses. Sehingga kesuksesan yang sahabat Anda raih bisa menjadi cambuk bagi Anda agar bisa sukses. Yang jelas jangan pernah sekalipun putus asa dalam berusaha. Jangan pernah mengharapkan bintang jatuh! Artinya tanpa usaha keras, mustahil Anda bisa meraih keberhasilan.

* Tak perlu menjadi orang lain! Toh sukses yang Anda raih tidak mesti sama dengan sukses yang diraih sahabat Anda bukan? Selain Anda punya kemampuan sendiri, Anda pun bisa memilih cara dan jalan lain untuk sebuah kesuksesan. Siapa tau hasilnya lebih baik dari yang sahabat Anda raih. Asal jalan yang Anda tempuh positif tentu tidak akan menimbulkan masalah.

Pada akhirnya Anda harus menyadari bahwa perasaan iri dan cemburu pada sahabat atau siapapun dapat menguras nyaris seluruh energi dan waktu Anda. Akibatnya, perasaan ini akan mengendurkan semangat Anda untuk mencapai yang lebih baik. So, berhentilah dari rasa iri. Jangan biarkan perasaan tersebut menguasai pikiran Anda. Alangkah lebih baiknya jika perasaan cemburu itu Anda rubah menjadi semangat hidup untuk mencapai yang terbaik. Toh sahabat Anda tentu tak akan keberatan membantu Anda bukan? Lagipula alangkah indahnya jika Anda dan sahabat bisa meraih sukses bersama-sama. Good luck...!



Kuasai Trik Gosip yang Tepat!
Kamis, 25 Jul 2002 08:00 WIB


Berikut trik-trik gosip yang harus Anda kuasai:

* Perluas jaringan
Gosip berharga yang dapat membuat bos terkesan, tidak dapat mendarat ke pangkuan Anda begitu saja. Untuk mendapatkan informasi berharga ini, Anda harus mempertajam penglihatan dan menjalin jaringan dengan mereka yang bergelut dalam bidang yang sama dengan Anda. Gosip itu bergerak lebih cepat dari cahaya. Nah, untuk mendongkrak karir, Anda harus menjadi bagian dari cahaya yang sigap menangkap informasi terbaru dan terkini.

Lalu dimanakah tempat yang tepat untuk sebuah informasi berharga? Mengikuti konferensi atau seminar merupakan jalan paling mudah. Perhatikan dan dengarkan orang di sekeliling Anda untuk memastikan siapa orang-orang penting yang harus Anda kenal. Berikan kartu nama dan berjanjilah untuk tetap saling kontak, paling tidak berkirim email. Semakin sering Anda berhubungan dengan orang penting, semakin lihai Anda mencari informasi.

* Beri bos berita panas
Begitu Anda mendapat gosip teranyar dan bermanfaat bagi bos maka biasakan untuk selalu memberitahu informasi tersebut pada bos. Misalnya saja peristiwa seputar industri dan perusahaan yang merger, perusahaan-perusahaan yang baru berdiri, dll. Walau mungkin bos sudah tahu, setidaknya langkah Anda menunjukkan keseriusan diri menjalankan pekerjaan dan keinginan besar agar bos mendapat keuntungan dari informasi yang Anda berikan.

* Jadikan keluhan sebuah ide
Anda sering mendengar keluh kesah di kantor mengenai promosi yang berakhir amburadul, pegawai baru yang sombong dan seenaknya atau hal lainnya? Jangan lari ke bos hanya untuk mengadukan hal sepele itu. Sebaliknya, diam-diam carilah solusi atau jalan untuk memecahkan masalah itu. Lalu sampaikan kepada atasan langkah apa yang telah Anda lakukan. Intinya, jangan suka mengeluh, namun cari solusi dan atasi sendiri setiap persoalan. Pertajam insting, tingkatkan energi dan fokuskan pada pemecahan masalah.

* Jauhi gosip miring
Bagaimana dengan gosip asli yang digemari kaum perempuan, seperti gosip selingkuh bos dengan bawahan atau gosip supervisor yang kumpul kebo dengan pacarnya. Nah, untuk hal ini sebaiknya Anda kunci gosip itu di otak Anda, beri tanda ‘boleh tahu’ tapi jangan coba-coba menyampaikannya kepada orang lain. Menurut para ahli, Anda boleh berkisah tentang masalah pribadi orang lain bila hanya menyangkut masalah-masalah kerja. Dengan lebih memfokuskan terhadap situasi kantor, Anda akan terhindar dari julukan di pengadu dan terhindar dari kekacauan yang lebih parah lagi.

Pada dasarnya, bergosip boleh aja asal tetap profesional. So, Anda harus selektif jika ingin bergosip ria. Jangan sampai gosip itu merugikan karir Anda. Tapi kalau dampaknya bagus bagi pekerjaan Anda sih oke-oke aja..!