Forum Kebersamaan Image MDC Bintaro

Wednesday, October 04, 2006

Percaya Jangan Bimbang

.

"Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin." (Yakobus 1:6) Dalam kehidupan kita dewasa ini, di mana dunia mengalami banyak peristiwa-peristiwa yang menakutkan, seringkali kita membayangkan sesuatu yang jelek terjadi, bagaimana misalnya kalau peristiwa itu menimpa kehidupan kita. Oleh sebab itu, dengan adanya peristiwa di Jakarta dan beberapa tempat lain di Indonesia, banyak orang, terutama mereka yang ber-uang, banyak yang lari ke luar negeri. Yang menjadi pertanyaan ialah, apakah sudah ada jaminan selamat kalau kita berada di negeri orang? Seringkali kita membayangkan sesuatu yang jelek terjadi, dan kita ijinkan diri kita disiksa oleh pikiran tentang hal-hal yang jelek yan mungkin menimpa kita. Padahal sesungguhnya hal yang jelek yang kita takutkan itu sama sekali tidak pernah terjadi dalam hidup kita. Mungkin peristiwa itu menimpa orang lain. Seperti halnya Daud, karena dia berhasil mengalahkan Goliat, timbul kebencian dan iri hati dalam diri Saul, maka Saul berusaha membunuh Daud. Tetapi karena perlindungan Tuhan, Daud selalu terlepas dari usaha pembunuhan itu. Tetapi ada satu hal yang kita lihat, bahwa sungguh aneh Daud mengalami keruntuhan iman, dalam pikirannya selalu membayangkan bahwa dia pasti akan dibunuh Saul seperti yang dikatakannya: "Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul." (1 Sam 27:1a). Pikiran Daud mulai membayangkan hal-hal buruk terjadi, sehingga dia ambil putusan lari ke negeri orang Filistin. Sungguh ironis sekali bahwa dia yang telah punya pengalaman dengan Tuhan, bagaimana Tuhan sudah berkali-kali melepaskan dia dari kebinasaan oleh binatang buas maupun oleh tangan manusia, tetap sekarang sepertinya dia tidak lagi percaya kepada Tuhan. Peristiwa yang dialami Daud itu, juga dialami oleh anak-anak Tuhan dewasa ini. Bukankah peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia dewasa ini, juga dialami oleh umat Tuhan? Oleh sebab itu, marilah kita selalu kembali sejenak mengingat akan pertolongan Tuhan di waktu-waktu yang lalu. Kalau Tuhan pernah melepaskan kita dari segala persoalan kita di masa lalu, pasti Tuhan juga akan menolong kita semua saat ini. Jangan bimbang, sebab: "Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan." Yakobus 1:7

Bayi Natal

.

Yesaya 9:5-6 Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Natal adalah tanda dari Allah agar manusia berhenti mencari Allah dengan usaha sendiri. Segala usaha manusia melalui agama adalah sia-sia. Maka dalam pandangan Allah tidak ada seorangpun yang mencari Allah (Roma 3:11), oleh karena itu Allah sendiri yang datang mencari manusia. Allah datang ke dalam dunia yang berdosa. Ini suatu paradoks yang tidak bisa dimengerti oleh manusia secara rasional. Kedatangan Allah dalam dunia adalah berdasarkan bijaksana Allah sendiri. Soren Aabye Kiekegaard (1813-1855) mengatakan bahwa Kristus merupakan paradoks yang ajaib dalam sejarah. Kristus menimbulkan suatu konsep kontroversial bagi manusia. Untuk mengerti-Nya hanya bisa melalui iman kepada Allah. Siapakah yang bisa percaya bahwa Juruselamat manusia adalah seorang bayi kecil, yang lemah lembut, hina, bahkan seakan tidak mempunyai hak azasi manusia? Kita dilahirkan di tempat tidur yang baik dan telah disiapkan oleh orang tua di rumah atau di rumah sakit. Namun ketika Anak Allah datang ke dalam dunia, dilahirkan di dalam palungan kandang binatang. Secara rasional manusia tidak dapat mengerti hal ini. Namun dalam 1 Korintus 1:25 mengatakan, "Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia." Bagaimana mencari Allah yang berkuasa? Bagaimana mendapatkan Allah yang bijaksana? Alkitab menyatakan justru Allah memilih jalan yang tampaknya bodoh, tidak bijaksana dan tidak mempunyai kuasa untuk menyatakan kemuliaan dan rencana-Nya yang kekal. Orang Majus dan para gembala menjadi orang-orang pertama yang beriman paradoks. Mereka datang kepada Sang Kristus kecil; mereka bersembah sujud kepada seorang Bayi. Bagaimana mungkin ini terjadi? Sekarang banyak orang yang mau melihat dulu Tuhan mencurahkan berkat, melakukan mujizat, menyatakan kuasa penyembuhan, baru mau berbakti kepada-Nya. Seorang Bayi di palungan tidak menyatakan kuasa, mujizat dan berkat, demikian juga Yesus yang mati di kayu salib. Perhatikan beda rahim anak dara (virgin's womb) dan kubur yang kosong (empty tomb). Seharusnya rahim seorang anak dara tidak terisi (mengandung), dan seharusnya kubur terisi. Namun Injil menyatakan kemuliaan Allah dengan hal yang sebaliknya. Kubur menjadi kosong dan rahim anak dara terisi. Keduanya terjadi karena kuasa Allah. Inilah tanda kekristenan yang tidak ada dalam agama lainnya. Injil hanya berada di dalam Kristus dan Kristus adalah yang diisikan oleh Allah di dalam rahim anak dara Maria. Inilah keajaiban dan kuasa Allah yang terbesar, tidak ada keajaiban lain yang dapat melampauinya. Tidak ada kuasa lebih besar daripada kuasa yang dikerjakan Allah dalam diri Yesus Kristus. Kelahiran Kristus merupakan interverensi Allah di dalam sejarah umat manusia. Sejarah manusia yang kacau, ruwet dan tidak beres, tetapi Allah berkenan datang ke dalamnya. Allah tidak hanya menciptakan dunia ini tetapi juga berkenan datang mengunjungi dunia ciptaan-Nya. Sekitar 700 tahun sebelum Kristus lahir, nabi Yesaya yang digerakkan Roh Kudus menubuatkan kelahiran-Nya, "Seorang Bayi telah lahir untuk kita..." Bayi ini mempunyai nama yang mengherankan sekali: Ajaib (Wonderful), Penasehat Yang Agung (Counsellor), Allah Yang Berkuasa (The Mighty God), Bapa Kekal (The Everlasting Father), dan Putra Raja Damai (The Prince of Peace). Inilah yang dibutuhkan dunia, yang dicari-cari oleh agama, filsafat dan kebudayaan manusia. Beribu-ribu tahun manusia menunggu siapakah yang dapat memberikan perdamaian, nasihat yang terbaik, cara paling ajaib untuk melepaskan kita dari kebodohan, kuasa besar dan bijaksana yang kekal kepada umat manusia? Hanya Tuhan yang mampu memenuhi kebutuhan manusia akan hal-hal tersebut, melalui cara yang paradoks dengan konsep kemungkinan manusia yaitu melalui seorang bayi. Bayi yang tidak mempunyai senjata, lemah, menimbulkan ketidaktegaan untuk berbuat yang jahat atasnya. Bayi yang diberikan Allah kepada manusia bukan bayi biasa. Pertama, dikatakan Bayi ini Ajaib. Istilah "ajaib" dipakai pertama kali dalam Hakim-hakim 13:18. Ketika Manoah, ayah Simson menanyakan nama Malaikat Allah, yaitu Oknum Kedua dari Allah Tritunggal yang menyatakan diri kepadanya. Maka Malaikat Allah menjawab, "Mengapa engkau juga menanyakan nama-Ku? Bukankah nama itu ajaib?" Dia adalah keajaiban yang lebih besar daripada segala keajaiban dunia. Dan segala yang diperbuat oleh Kristus ajaib adanya. Kedua, Dia adalah Penasehat yang agung, yang memberikan segala nasihat dan bijaksana tak tertandingi, karena Dia adalah Allah, Sumber Bijaksana. Para filsuf berusaha mencari bijaksana, namun bijaksana yang sesungguhnya hanya ada dalam diri Allah sendiri. Hanya di dalam Kristus kita bisa memperoleh bijaksana. Sekarang Bijaksana itu datang ke dalam dunia sebagai seorang bayi. Ketiga, Allah yang berkuasa. Mungkinkah seorang bayi disebut Allah dan berkuasa seperti Allah? Meskipun manusia tidak dapat mengerti, tetapi inilah kebenaran. Allah menyatakan diri melalui cara yang sama sekali berbeda dari pemikiran manusia. Manusia menginginkan Juruselamat yang memiliki kuasa militer, kuasa politik yang besar. Tetapi Juruselamat itu datang melalui bayi yang lemah lembut. Pepatah Tionghoa mengatakan, "Orang yang sungguh-sungguh pandai, selalu nampak bodoh." Orang yang mempunyai pengetahuan mendalam, tidak akan sembarangan mengutarakan pengetahuannya. Orang yang selalu menunjukkan dirinya pandai, sebenarnya orang bodoh. Ketika Allah menyatakan diri dan sifat-Nya dengan cara yang berbeda dari semua agama lain, Ia telah menyatakan bahwa kuasa terbesar dibatasi dalam diri seorang manusia; Firman telah menjadi manusia. Yang Mahakuasa telah menyatakan diri di dalam diri seorang Bayi yang seolah-olah tidak mempunyai kuasa apapun. Al Qur'an telah mencatat bahwa ketika orang Yahudi datang mengecam Maria dan menyatakan bahwa bayi yang dikandungnya haram, Maria menjawab, "Tanyakan sendiri kepada bayi ini jika Dia sudah lahir." Sementara Alkitab tidak mencatat hal itu dan tidak menuliskan bahwa bayi itu menjawab, "Saya hasil naungan Roh Kudus atas ibu Saya, Maria." Alkitab menyatakan Yesus tenang selama 12 tahun. Waktu Alkitab mencatat kalimat pertama yang keluar dari mulut Yesus, kalimat itu adalah kalimat terindah dan teragung dari seorang anak, "Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Setelah itu Dia tenang kembali selama 18 tahun. Pada usia 30 tahun Dia keluar menyatakan kuasa Allah melalui penyembuhan, pembangkitan orang mati, penyataan mujizat yang tidak pernah dilakukan pendiri-pendiri agama lain, karena Dia adalah Allah Yang Mahakuasa. Keempat, Bapa Yang Kekal atau Bapa Kekekalan. Siapakah yang boleh menjadi Bapa Yang Kekal? Kalau kita mengatakan Abraham adalah bapa kita, ia adalah bapa iman. Adam adalah bapa jasmaniah kita yang pertama. Pepatah Tionghoa lainnya mengajarkan, "Kalau kita minum, ingat akan sumbernya; kalau kita mengalami sukses, jangan lupakan jasa-jasa orang yang memberikan sumbangsih kepada kita." Maka banyak orang Tionghoa menyembah orang tua atau leluhur yang sudah meninggal. Sebagai orang Kristen kita tidak boleh berbakti kepada orang yang sudah meninggal. Namun mengingat jasa-jasa mereka yang sudah meninggal adalah wajar. Kalau kita mengingat sumber jasmani kita yaitu Adam, dapatkah Adam kita sebut sebagai bapa kekal? Tidak! Adam hanyalah bapa pertama dari umat manusia, namun bukan bapa kekal. Kristuslah yang disebut Bapa Yang Kekal. Berarti Dia mempunyai kekekalan dan bersifat Ilahi; karena Dia adalah Allah sendiri, Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal. Dia adalah Bapa Yang Kekal, Sumber Kekekalan yang mampu memberikan hidup kekal kepada manusia. Kelima, Putra Raja Damai. Rakyat Indonesia bersyukur bahwa sejak tahun 1949 tidak ada peperangan yang berarti di Indonesia. Tetapi orang Indonesia yang berusia lebih dari 50 tahun, mengalami betapa sulitnya peperangan itu. Kalau seumur hidup kita tidak mengalami peperangan, bersyukurlah kepada Tuhan. Peperangan itu sangat menakutkan, yang mengakibatkan banyak perempuan menjadi janda, membuat banyak orang frustasi, bahkan gila. Perang Dunia I mengakibatkan kematian sekitar 7 juta manusia, termasuk para pemuda/i. Perang Dunia II mengakibatkan kematian sekitar 38 juta manusia. Akibat peperangan banyak orang merasa hidupnya tidak berarti lagi. Banyak yang bertanya, "Di manakah perdamaian? Mungkinkah manusia mampu mencegah pecahnya Perang Dunia III?" Gorbachev sudah mengerti sedikit mengenai dosa. Ia pernah menyatakan, "Kami, orang Rusia, berdosa pada waktu kamu mengirim tentara ke Afganistan." Suatu kalimat yang tidak mudah keluar dari mulut seorang pemimpin besar seperti Gorbachev. Jika manusia lebih menginsafi kesalahan sendiri dan mengakui dosa, seharusnya dunia lebih mudah mencapai perdamaian. Tetapi inipun tetap merupakan satu tanda tanya besar. Seorang sekjen PBB pernah berkata, "Saya tidak melihat adanya pengharapan untuk mencapai perdamaian dunia, kecuali terjadi suatu kebangunan rohani yang besar di seluruh dunia." Agama, seks, kekayaan, dan kuasa merupakan penyebab peperangan di dunia sepanjang sejarah sampai sekarang, tanpa henti. Mungkinkah ini diselesaikan sehingga terwujud perdamaian dalam dunia? Jawabnya, "Mungkin, hanya di dalam Kristus!" Bertobatlah dari kebanggaan beragama tanpa pertobatan. Bertobatlah dari dosa seks dan emosi yang tak dikendalikan Roh Kudus! Bertobatlah dari perebutan harta dan kuasa, yang membuatmu mengabaikan rencana Allah yang kekal! Bertobatlah dari ambisi pribadi yang tidak berkenan kepada Tuhan! Bertobatlah dan kembalilah kepada Bayi Natal, Yesus Kristus! Children of Light - Serving with LOVE through FAITH Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia Kol 3:23 Karena bagiku hidup adalah Kristus & mati adalah keuntungan Fil 1:21 Oleh Pdt. Dr. Stephen Tong


Dimana

.

Dalam kegalauan kadang makna Tuhan pun lebur jadi satu bagai perasaan yang tak menentu. Ingin ku gapai bintang di langit, ingin kuraih mentari yang setiap saat selalu memunculkan senyum khasnya. Tapi satu hal yang ingin kugengam, menemui makna hakiki dalam kehidupan. Biarkan semua dalam satu kemenangan, dalam satu kebebasan, kenikmatan dan kesukaan yang berkelimpahan. Buang semua galau, kacau, ataupun takut!!! Namun hidup tak pernah memberi kesukaan yang berkelanjutan. Kenikmatan yang mengandung kontinuritas. Hidup selalu sarat dengan terjal di tengah jalan atau kerikil2 tajam yang berhamburan di permukaan jalan, yang siap memangsa kaki si pejalan. Adakah kau rasa satu penyelesaian ? Tidak, semakin lebur dengan perasaan tak menentu semakin kacau saraf-saraf yang terjalin di otakmu!! Apa yang harus dilakukan? Apa????? Kekalutan demikian mendera!! O?o?o?tak sanggup rasanya, AKU capai?, AKU lelah!!! Dimana dapat kutemui kekuatan, ketenangan, dan kedamaian yang sangat kunanti???? DiMANA? Tunjukkanlah?, toloooooong??..!! Apakah KAU tak dengar lolongan hatiku yang semakin tidak berdaya, ingin rasanya akhiri nafas kehidupan ini? Hanya desiran angin yang KU dengar, hanya keheningan yang KU dapat? TIDaaKKKKKK!! Di mana KAU, dimana lautan kedamaian, dimana sukacita berlimpah, dimaaaaanaaaaaa???????????? Dimana ENGkau, dimana????? Suara-suara halus, lembut, menyentakkan aliran adrenalin di tubuhku. Sekejad KU menoleh pada datangnya suara!!! Oooooooh?DIA demikian agung, oooooooooh? DIA demikian tenang, ooooooooooooh? tidak!!!! AKU tak kuat menatap kelembutannya? DIAAA merentangkan tanganNYA, DIA menatapku demikian lembut, DIA membelaiku , DIA adalah DIA?.. Kedamaian sejenak kurasakan, tapi senyum itu demikian masih kurasakan? Lalu DIA mulai berkata, Hi?Anakku yang letih lesu, datanglah kepadaku?Aku akan memberimu apa yang kau cari!!! Datanglah?, Dia meraih tanganku !!! Opsss?, HAA??? AKU terjaga?oh?aaku bermimpi????? Mimpi? Siapakah tadi yang demikian agung? Siapa? Otakku mulai berputar?lalu aku teringat sebuah nama, Dialah JESUS? Jawaban atas semua kegelisahan, semua pergumulan??.. Allah Bapa kita tak pernah menjanjikan langit selalu biru? Tanpa deraian air mata atau kesakitan dan penderitaan ? Tapi Dia menjanjikan pertolongan bagi yang mencariNYA. Bukankah masalah-masalah hidup yang terjadi adalah bagian dari kehidupan? Karena Tuhan sangatlah bijak dan mengerti bahwa semua itu perlu ada agar anak-anakNya semakin kuat dan dewasa menghadapi hari esok? GOD bless U ALL!! HE really love U!!! Believe that!!! Nobody on this world have a pure love like GOD give to U!!! KASih tak BerSyARAt!! Best Regard, Cindy Clearesta Giovanni



Hikmat

.

"Hikmat (wisdom) tidak hanya memerlukan olah otak tetapi terutama olah hati. Karena bagi orang bijak hati berpikir sedikit keras dibandingkan otak." Seorang ayah, kebetulan pengusaha kaya multi-usaha, menghadapi soal yang amat pelik. Siapakah yang harus dipilihnya menjadi President & CEO menggantikan dirinya memimpin kerajaan bisnisnya yang sudah dibangun susah payah lebih dari setengah abad? Kini usianya sudah berkepala tujuh dan penyakit-penyakit tua sudah mulai menggerogoti dirinya. Ia tahu sebentar lagi dirinya akan mengikuti jejak nenek-moyangnya menuju lorong hidup manusia fana. Anaknya tiga orang. Si sulung amat cerdas, meraih MSc. dan MBA luar negeri, ia berselera canggih, senang glamour, ambisius, dan punya pergaulan yang luas di kalangan jet set. Cuma si ayah cukup khawatir karena si sulung ini punya bakat bercumbu dengan bahaya seperti (konon) keluarga Kennedy. Naluri judinya gede dan niat curangnya pun cukup kuat. Singkatnya, ia cerdas, kreatif, namun lihai dan licin. Si tengah, lebih hebat lagi. Bergelar PhD. bidang kimia dari universitas beken di Amerika, ia lulus dengan predikat magna cum laude. Papernya bertebaran di jurnal-jurnal internasional. Bangga sekali hati si ayah yang cuma lulus SMP zaman Jepang. Dia dosen dan peneliti. Dan di perusahaan ayahnya dia menjabat sebagai Direktur Riset dan Pengembangan. Tetapi menjadi CEO, ia terlalu akademis. Kurang cocok dengan bisnis mereka yang kini berspektrum sangat lebar. Si bungsu, satu-satunya perempuan, cuma lulus S1 dalam negeri. Meskipun sejak lima tahun terakhir ia bergabung dengan usaha ayahnya sebagai Direktur Grup Konsumer, tetapi ia memulai karirnya di perusahaan asing sebagai wiraniaga (marketing executive). Ia merangkak dari bawah hingga 15 tahun kemudian bisa mencapai posisi General Manager. Otaknya kalah brilian dibanding kedua kakaknya. Meskipun cenderung hemat berkata-kata, namun ia menunjukkan bakat memimpin yang baik. Ia mampu mendengar dengan intens. Berbagai pendapat dan gagasan bisa diolahnya dengan dalam. Gaya hidupnya biasa saja. Ia disenangi sekaligus disegani orang karena sikapnya yang fair, jujur, dan mampu merakyat dengan para bawahannya. Nah, jika Anda adalah konsultan independen, siapakah pilihan Anda menggantikan sang patriarch menjadi President & CEO? Saya bertaruh, sebagian besar Anda akan menominasikan si bungsu. Dan si ayah juga demikian. Masalah ini menjadi pelik, karena menurut adat-istiadat, si sulunglah pewaris takhta. Dan, ia sangat berambisi untuk itu. Sedang si bungsu, selain paling buncit, perempuan lagi. Jadi ia kalah status, gelar dan gender. Bagaimana jalan keluarnya? Konsultan angkat tangan. Rujukan buku teks tidak ada. Sang patriarch akhirnya hanya bisa mengandalkan wibawa dan hikmatnya sebagai ayah. Lalu dipanggilnya ketiga anaknya. Dibentangkannya persoalan secara gamblang. Diuraikannya plus-minus setiap anaknya. Dianalisisnya kemungkinan sukses masing-masing memimpin grup usaha itu menuju milenium ketiga. Dialog pun dimulai. Dan si ayah segera maklum, dead lock akan terjadi. "Sudahlah, aku akan memutuskan sendiri siapa penggantiku," kata orangtua itu akhirnya. Ketiganya takzim menurut. Seminggu kemudian, si ayah datang dengan sebuah ujian. "Barangsiapa bisa mengisi ruang ini sepenuh-penuhnya, maka dialah penggantiku," katanya sambil menunjuk ruang rapat yang cuma terisi empat kursi dan sebuah meja bundar. "Budget maksimum Rp1 juta," tambahnya lagi. Kesempatan pertama jatuh pada si sulung. Enteng, pikirnya. Besoknya, dipenuhinya ruangan itu dengan cacahan kertas berkarung-karung. Dan memang ruangan itu menjadi padat. "Bagus, besok giliranmu," kata si ayah kepada anak keduanya. Dua puluh empat jam kemudian, ruangan itu pun dipenuhinya dengan butiran styrofoam yang diperolehnya dengan menghancurkan bekas-bekas packaging. "Oke, besok giliranmu," kata sang patriarch menunjuk putrinya. Esoknya, ketika acara inspeksi dimulai, ternyata ruangan masih kosong. "Lho, kok kosong?" tanya ketiganya hampir serempak. Sang putri diam saja. Dimatikannya saklar lampu. Dari sakunya dia keluarkan sebatang lilin. Ditaruhnya di atas meja. Lalu disulutnya dengan sebatang korek api. "Lihat, ruangan ini penuh dengan terang. Silahkan dinilai, apakah ada celah kosong tak tersinari," katanya kalem. Tak terbantah siapa pun, dia dinyatakan menang dan sang putri pun berhak menduduki kursi tertinggi. Problem solved. Untuk direnungkan: Kualitas yang ditunjukkan sang ayah dan putrinya adalah apa yang saya sebut sebagai hikmat. Ciri utama orang berhikmat (wise person) ialah kemampuan memecahkan masalah secara genuine dan memuaskan. Ini selaras dengan Jerry Pino yang merumuskan hikmat sebagai kemampuan membuat the best decision at any given situation. Pintar, di pihak lain, adalah kemampuan mencerna dan mengolah informasi secara cepat. Ciri-cirinya, rasional, metodik, linier, dan analitik. Kepintaran umumnya diperoleh dengan olah otak sampai botak. Dari dulu botak memang ciri orang pintar. Tetapi hikmat (wisdom) tidak hanya memerlukan olah otak tetapi terutama olah hati (author: unknown) Selamat pagi dan selamat bekerja. Yoseph Andi Pramantyo ()



Menghargai Natal Di Dalam Hati Kita

.

Bagaimana kita seharusnya merayakan Natal? (Renungkan Lukas 2:8-20) Jika Anda bukan orang Kristen, cara yang terbaik untuk merayakan Natal adalah dengan menjadi orang Kristen, yaitu dengan percaya kepada Tuhan Yesus, meminta Dia agar masuk ke dalam hati Anda dan mengambil keputusan untuk mau mengikut Dia sebagai murid-Nya. Tetapi mungkin Anda sudah menjadi orang Kristen. Mungkin Anda sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Kalau demikian, bagaimana seharusnya Anda merayakan Natal? Kisah tentang Maria, para gembala, dan para malaikat akan memberikan beberapa petunjuk. PERTAMA, para gembala "memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu" (Lukas 2:17). Ini berarti mereka menjadi saksi-saksi Tuhan Yesus. Bahwa Allah memakai mereka untuk menyebarluaskan berita surgawi ini, tentunya membuat mereka tercengang. Para gembala merupakan orang dari kalangan bawah yang dianggap rendah di dalam masyarakat Palestina pada awal abad pertama. Keadaan mereka menyebabkan mereka tidak dapat mengikuti upacara-upacara, yang mempunyai arti yang sangat penting bagi orang-orang yang beragama. Para gembala juga dianggap tidak dapat dipercaya dan bahkan tidak diperkenankan memberi kesaksian di depan pengadilan. Tetapi para malaikat datang kepada para gembala membawa berita yang besar, yaitu bahwa Kristus Tuhan -- Juruselamat dunia -- telah lahir di kota Daud (ayat 11). Dan bertentangan dengan anggapan orang lain terhadap diri para gembala, para gembala itu dapat mengerti bahwa orang yang sesat itu perlu mendengar berita besar itu. Keadaannya masih tetap sama sampai sekarang. Tuhan Yesus adalah Juruselamat dunia. Dan tanpa Tuhan Yesus manusia masih tetap dalam keadaan tersesat. KEDUA, orang yang mendengar berita itu "heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka" (ayat 18). Orang pada zaman sekarang hampir tidak heran terhadap apapun juga, tetapi sulit sekali untuk dapat melihat orang yang dapat memahami apa yang dimaksudkan dengan Natal tanpa ia menjadi heran dan kagum. Natal adalah kisah tentang Allah yang menjadi manusia, seperti kita, supaya dapat menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Kebenaran ini sungguh sangat mengherankan, sehingga orang percaya, termasuk para gembala! Tetapi, apakah Anda juga merasa heran dan kagum apabila Anda memikirkan tentang apa yang telah dilakukan Allah untuk kita? Ya, masih ada banyak hal mengenai "Allah yang menjadi manusia" yang tidak dapat kita pahami, tetapi seandainya kita dapat memahami sedikit saja tentang hal ini, kita seharusnya masih merasa heran dan kagum. KETIGA, "Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya" (ayat 19). Apa yang dilakukan Maria sudah lebih daripada sekedar heran, meskipun ia merasa kagum dan bertanya-tanya. Wanita yang luar biasa ini juga mencoba mengingat segala sesuatu yang terjadi pada dirinya pada hari-hari itu dan membayangkan apa artinya setiap peristiwa itu. Maksudnya Maria menyediakan waktu untuk memikirkan tentang hal-hal rohani, sebagaimana yang seharusnya kita lakukan. Natal adalah waktu yang sangat sibuk. Tetapi waktu kita akan digunakan sia-sia, apabila kita membiarkan diri terlibat dalam segala kesibukan Natal sehingga kita tidak dapat membaca cerita Natal berulang-ulang serta merenungkannya. KEEMPAT, "Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat" (ayat 20). Ini berarti bahwa mereka tidak hanya berbicara kepada orang lain tentang kelahiran Tuhan Yesus. Mereka juga berbicara kepada Tuhan Allah dan memuji Dia untuk hal ini. Mereka memandang kelahiran Tuhan Yesus sebagai sesuatu yang telah dilakukan Allah dan mereka hendak berterima kasih kepada-Nya. Di sini ada satu saran. Seandainya Anda ingin mencoba merayakan Natal seperti Maria dan para gembala, janganlah mulai dengan ayat 17, yang mengatakan agar kita menceritakan kepada orang lain tentang Tuhan Yesus. Mulailah dengan ayat 18-20, yang mengatakan agar kita merasa heran terhadap kelahiran Tuhan Yesus, merenungkan apa artinya, dan memuji Allah untuk hal itu. Pujilah Tuhan, karena Ia mengutus Tuhan Yesus. Coba Anda pikirkan, mengapa Tuhan Yesus datang dunia pada malam yang dingin ribuan tahun yang lalu? Dan biarlah kita merasa heran dan kagum atas kelahiran, kehidupan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus sehingga Anda tidak perlu mengalami penghakiman Allah yang adil atas dosa-dosa Anda, sebaliknya Anda telah diselamatkan dari semua itu. Apabila Anda sudah dengan sungguh-sungguh memikirkan hal ini dan berterima kasih kepada Allah atas itu semua, kembalilah kepada ayat 17 yang menyatakan agar Anda menceritakan kepada orang lain, sebagaimana yang dilakukan oleh para gembala itu. Dan akhirnya, pikirkan tentang apa yang dapat Anda berikan kembali kepada Tuhan atas karunia-Nya yang sangat menakjubkan itu. PERTANYAAN DAN RENUNGAN ----------------------- 1. Sebutkan beberapa hal yang membuat Anda paling merasa takjub mengenai cerita Natal? 2. Jika seseorang berkata kepada Anda, "Katakan, mengapa Allah mengutus Tuhan Yesus ke bumi ini?", apa yang akan Anda katakan? 3. Dapatkah Anda mengingat akan seseorang yang perlu Anda beritahukan tentang cerita Natal yang menakjubkan itu? Oleh: James Montgomery Boice



Lima Macam Manusia

.

1. Jenis pertama adalah orang yang mendengar firman yang menyelamatkan jiwanya. Ia suka pada apa yang didengarnya, mengakui kebenaran dan hatinya disentuh, namun tetap saja ia mati dalam dosa, tidak peka dan tidak insaf. Mengapa ? Karena ia tidak mau berpisah dengan dosa yang disukainya, meskipun ia kini tahu bahwa dosanya amat dibenci Tuhan. Ia datang untuk mendengar, namun tetap penuh gairah nafsu dan kenajisan, dan ia pergi dari kebaktian dengan keadaan yang sama seperti ketika ia datang, tanpa perubahan karena ia tidak mau menyangkal diri atas hal-hal ini. Orang ini tidak juga bangun meskipun terompet ditiup di dekat telinganya. 2. Jenis kedua adalah orang yang mulai sadar, dan matanya mulai sedikit terbuka. Ia diyakinkan oleh Roh Allah dan menerima kebenaran. Namun ketika kebenaran berlalu dari telinganya, maka matanya tertutup lagi. Mengapa ia kembali tertidur dalam kebinasaan ? Karena ia terus menerus menyerahkan diri kepada dosa yang disukainya. Ia kembali minum racun yang menyukakan hati. Meskipun ia mulai insaf namun keyakinannya tidak cukup mendalam. Jadi tidak mungkin pengggarapan atas dirinya dapat dilakukan dalam kehidupannya karena ia tidak mau menyangkal diri. 3. Jenis ketiga adalah orang yang benar-benar terbangun. Apa yang Allah perlihatkan kepadanya tidaklah pudar berlalu. Kesannya dalam dan tetap. Namun ia tetap tak pernah merasa damai dengan Allah, meskipun ia benar-benar merindukannya. Mengapahal ini terjadi ? Karena ia tidak menghasilkan buah dalam memelihara kehidupan pertobatannya. Ia tidak ?berhenti berbuat jahat ? dan ? belajar berbuat baik ? sesuai anugerah yang telah diterimanya. Orang-orang seperti ini tidak sepenuhnya meninggalkan kebiasaan-kebiasaan berdosanya, dan mereka terus menghindar dari hal baik yang mereka tahu seharusnya mereka lakuikan, karena hal ini adalah hal yang mereka tidak mau lakukan. Jadi mereka tidak pernah sampai pada titik iman keselamatan, karena mereka tidak mau menyangkal diri, atau memikul salib mereka. 4. Jenis keempat adalah orang yang telah merasakan anugerah sorgawi dan kuasaNya hadir dalam kehidupannya. Damai yang melampaui segala akal memerintah hati dan pikirannya, dan kasih Allah tercurah di hatinya oleh Roh Kudus. Namun kini ia lemah. Ia kembali mengasihi dunia dan kerinduan-kerinduan duniawi lebih daripada pengharapan yang tidak kelihatan. Mata hikmatnya kembali tertutup, sehingga ia tidak dapat melihat Dia yang tidak kelihatan. Cintanya semakin dingin, dan damai Allah tidak lagi memerintah hatinya. Hal ini tidaklah mengherankan, karena ia kembali memberikan tempat bagi si jahat, dan mendukakan Roh Allah. Ia berbalik kembali ke beberapa jenis dosa yang disukainya, meski tidak tampak dalam tindakan, hanya dosa dalam hatinya. Ia telah memberi tempat di hati untuk keangkuhan, amarah, nafsu, kehendak-sendiri dan keras kepala. Ia tidak lagi menggerakkan karunia Allah yang ada dalam dirinya. Ia memberi jalan bagi kemalasan rohani dan tidak ambil pusing dengan ?berdoa setiap waktu dan berjaga-jagalah di dalam doamu ? ? ( Efesus 6:18). Jadi ia membuat kandas imannya karena tidak menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari. 5. Jenis kelima adalah orang yang tidak membuat imannya kandas secara total. Ia masih memiliki Roh Kudus dalam suatu takaran, yang tetap bersaksi bersma rohnya bahwa ia adalah anak Allah. Meskipun demikian, ia tidak sedang ? berjalan menuju kesempurnan?. Ia tidak seperti dulu lagi. Ia kini tidak lagi lapar dan dahaga akan kebenaran, seperti rusa yang merindukan air. Kini ia letih lesu mental, terombang-ambing antara hidup dan mati. Mengapa ia sampai pada keadaan seperti ini ? Karena ia lupa Firman Allah. ?Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya. Di atas mezbah ? Kamu lihat, bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna ? (Yakobus 2:21-22). Jadi ia tidak lagi rajin melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah. Ia tidak lagi hidup dan tinggal dalam doa, baik secara pribadi maupun dalam kelompok doa, dalam berkomunikasi dengan Yesus, bermeditasi atas Firman Allah, berpuasa, dan tetap berbakti dan bersekutu dengan saudara seiman. Mengapa ia tidak terus hidup dalam doa ? Karena pada saat-saat gersang, doa merupakan hal yang menyusahkan dan menyibukannya. Atau kini ia tidak lagi bersemangat dalam menolong sesama. Ia tidak lagi penuh semangat dalam melayani Tuhan yang wujud nyatanya adalah pelayanan untuk sesama, dengan melakukan hal-hal yang baik semampunya bagi jiwa maupun jasmani mereka. Ia tidak lagi menyerahkan diri kepada Allah dalam segala kesempatan, karena ia lebih suka tidur, atau karena udara di luar terlalu dingin, atau gelap, atau hujan. Bagaimana ia dapat memeberi makan bagi mereka yang lapar dan memberi pakaian bagi mereka yang telanjang ? Karena ia harus melakukannya dengan mengorbankan pakaiannya sendiri, atau ia mesti makan makanan yang lebih murah atau lebih enak. Selain itu mengunjungi orang-orang sakit dan narapidana dalam penjara akan melibatkan dirinya dalam segala bentuk lingkungan yang tidak enak. Demikian juga dengan hampir semua karya rohani yang melibatkan belas kasihan seperti menegur orang yang bersalah dan membina mereka. Ia tidak maumenolong sesama dengan menegur orang yang bersalah karena malu, dan kadang-kadang karena takut. Ia mungkin akan membuat dirinya rikuh atau terjebak dalam suasana yang lebih buruk. Ketika mempertimbangkan hal seperti ini, akhirnya ia memutuskan untuk mencoret beberapa ( Jika tidak semua ) pekerjaan belas kasihan dari kehidupannya. Kemudian akibatnya imannya tidak semakin tumbuh sempurna, dn ia tidak menjadi dewasa, karena tidak menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari. Karena lelah memikul salib, ia berhenti mengejar tujuan agung, yakni berlari meraih panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Kesimpulan Kita dapat melihat bahwa selalu karena seseorang tidak mau menyangkal diri atau memikul salibnya, maka ia tidak dapat sepenuhnya mengikut Tuhannya. Karena alasan inilah ia tidak dapat sepenuhnya menjadi murid Kristus. Ini adalah alasan nyata mengapa banyak orang yang suatu ketika pernah menyala dan bercahaya dalam Tuhan di kemudian hari merasa kehilangan terang dan panasnya. Mereka tidak menghargai betapa besar nilai penyangkalan diri, atau juga karena mereka tidak mau menerima kesusahan dalam mempraktekkan penyangkal diri. Yang terakhir, bercerminlah untuk diri anda sendiri. Renungkanlah hal ini ketika anda sendiriian. Selidikilah hati anda dengan cermat ! Bukan hanya sekedar memahaminya dengan lengkap, tapi ingatlah hal ini sampai akhir hayat anda ! Berteriaklah memohon kekuatan kepada Dia yang Perkasa agar segera setelah anda memahaminya, maka anda langsung mempraktekkannya ! Janganlah melepaskannya, tetapi segeralah mempraktekkan saat ini juga ! Praktekkanlah dalam setiap peristiwa dan kesempatan yang terjadi sepanjang hidup anda ! Pratekanlah setiap hari tanpa membolos, mulai saat anda mengulurkan tangan untuk menerimanya, dan bertahanlah memikulnya sampai pada akhirnya, ketika roh anda kembali kepada Tuhan. Salam Dalam KasihNya Steph Step by step You'll lead me


Bukan Sekedar Kota Biasa

.
Ketika senja turun di kota Bethlehem lebih dari 2000 tahun yang lalu, banyak orang menduga kemungkinan hari itu merupakan malam yang dingin dan basah oleh hujan salju. Padahal yang terpenting dari semua itu ada sepasang manusia yang sedang berjalan kaki dan terlihat begitu kelelahan berjalan meninggalkan daerah perbukitan menuju kota untuk mencari sebuah tempat penginapan. Kelihatannya mereka bukan orang yang mampu, sebab mereka melakukan perjalanan itu hanya dengan bantuan keledai, padahal sang istri sedang hamil cukup besar dan tampaknya sudah mendekati saat melahirkan. Tetapi, di kota yang penuh sesak itu sama sekali tidak memiliki ruang penginapan bagi mereka padahal pasangan ini sudah ke sana ke mari mencarinya. Akhirnya dengan terpaksa mereka bermalam di kandang ternak, karena itulah satu-satunya tempat yang ada. Anda pasti kenal siapa pasangan itu bukan? Ya, mereka adalah Yusuf dan Maria. Menurut tradisi bangsa Yahudi, kandang binatang di belakang rumah penginapan itu berbentuk gua yang sangat sederhana seperti halnya gua-gua yang terdapat di sekitar pegunungan. Tetapi di tempat itulah Maria harus melahirkan bayinya, di tanah yang keras di kandang yang gelap, lembab dan pasti baunyapun tak sedap. Tak ada seorangpun yang membantu Maria melahirkan anaknya, sebab yang ada di sana hanyaYusuf dan binatang-binatang. Juga tidak ada tempat tidur bagi bayinya Maria, sehingga ia membungkus bayi mungil itu dengan kain lampin dan meletakkannya di palungan tempat makanan hewan. Tidak ada upacara apapun untuk menyambut-Nya ketika bayi itu datang ke dunia. Tetapi sejak malam itu, dunia berubah. Di mulai dari Betlehem, Tuhan Yang Maha Kuasa turun ke dunia menjadi manusia melalui kehadiran bayi Yesus yang datang untuk mengampuni dosa manusia. Ia menjadikan kita anak-anak-Nya dan akan membetuk orang yang percaya kepada-Nya menjadi semakin serupa dengan Dia. Yesus adalah satu-satunya penolong yang membuat kita layak dan bisa berdiri di hadapan Bapa. Itulah yang terjadi di dalam peristiwa Natal. Ingat, kelahiranYesus bukan sekedar alasan untuk kita merayakan Natal. Tetapi peristiwa kelahiran Yesus adalah sebab utama di balik peristiwa sukacita, damai dan membahagiakan itu, bahkan hal itu menjadi jaminan kekal bagi kita yang percaya kepada-Nya. Ia adalah pemberian Allah yang tak ternilai yang tersedia untuk semua orang di bumi. Tetapi sayang ada banyak orang tidak mau mendengar suara-Nya. Masih ada banyak orang di dunia ini yang tidak pernah mau membaca Alkitab dan tidak tahu apa-apa tentang harta karun yang sebenarnya dapat mereka miliki. Saya berdoa agar malam yang luar biasa di Bethlehem itu menjadi suatu keistimewaan bagi kita, hal itu perlu diberitakan setiap hari ke seluruh dunia kepada banyak orang dengan sejelas mungkin, bijaksana, arif dan secepat - cepatnya di dalam bimbingan kuasa Roh Kudus, sebab malam itu, memang tidak sama dengan malam lainnya. Apakah Anda juga merasakannya? Akhirnya, kami mengucapkan, Selamat Natal dan Tahun Baru 2004


Kerinduan Kita Yang Terbesar

.

Pernahkah Anda merasa sudah berjuang mati-matian untuk meraih sesuatu namun Anda merasa semua itu tidak akan pernah terwujud padahal Anda sudah bekerja dengan keras? Perasaan seperti ini biasanya dapat menyebabkan seseorang merasa sangat kecewa, sebab kebanyakan orang di dalam menetapkan ?keberhasilannya? hanya ingin menguji apakah dia dapat meraihnya, bukan merupakan satu kerinduan yang mendalam dan terbesar di dalam hatinya. Nah, jika Anda sedang mengalami hal ini, sekaranglah saatnya untuk mengevaluasi kembali cita-cita atau kerinduan Anda tersebut. Apakah ambisi Anda lurus dan tulus. Lalu periksalah, dari mana asalnya? Apakah ambisi-ambisi Anda memuliakan Tuhan atau hanya untuk ?kemegahan? Anda ? Ketahuilah bahwa seringkali Tuhan terpaksa menunda keberhasilan kita karena kita lebih menginginkan penghargaan dari orang lain dibandingkan untuk memuliakan Tuhan. Tanpa sadar kita sering jatuh ke dalam perangkap itu; kita bertekad mengerjakan banyak hal bagi Tuhan, tetapi kita mengabaikan kasih dan ketaatan kita kepada-Nya. Padahal tetap ?di dalam Dia? itulah yang sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan. Oleh sebab itu, kita perlu mewaspadai hal ini, sebab segala sesuatu yang dimulai sebagai keinginan yang sungguh untuk melayani dan memuliakan Tuhan seringkali dapat dengan mudah berubah menjadi keinginan pribadi yang dapat menguasai keadaan seseorang. Menginginkan keberhasilan bukanlah hal yang salah karena Tuhan telah menaruh dan mempercayakan itu di dalam hati setiap orang. Tetapi, hal yang menyedihkan adalah bahwa banyak orang Kristen yang begitu bersemangat memenangkan orang lain bagi Tuhan, namun mereka sendiri tidak mau sepenuhnya menyerahkan hidup kepada pimpinanTuhan. Mereka tidak menyadari bahwa Tuhanlah yang telah menempatkan itu di dalam diri mereka dan hanya Tuhan sendiri yang tahu bagaimana memuaskannya. Ketika kami di In Touch melihat kembali ke masa-masa yang lalu dan memikirkan ulang segala rencana Tuhan bagi kami, kami dapat merasakan dan melihat pimpinan-Nya yang jelas dalam setiap perkara. Ketika kami memusatkan segala sesuatu kepada Tuhan dan bukan pada sasaran dan keinginan kami semata, maka Tuhan (malah) membuka dan memberikan kemampuan untuk membagikan Injil kepada jutaan orang. Bulan Oktober tahun 2002 yang lalu kami membuka Institute for Christian Living, melalui pelayanan Web site yang dapat memuridkan banyak orang dari seluruh dunia. Peluncuran usaha yang baru ini telah menguatkan kami bahwa Tuhan sedang memimpin In Touch untuk memenangkan lebih banyak orang bagi Kristus. Dalam Mazmur 42:1, Daud berseru kepada Tuhan, katanya, ?Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.? Daud mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang: yaitu suatu kerinduan yang dalam akan Tuhan. Ketika Anda merenungkan kata-kata Daud di dalam Mazmur 42, pikirkanlah! Apakah cita-cita Anda? Apakah Anda mengerti seperti apa rasanya merindukan Tuhan itu? Saya berdoa agar Anda dapat mengenali kebutuhan ini dan mau berserah sepenuhnya kepada Dia



Kelumpuhan Rohani

.
Di dalam perjalanan hidup kita, sering kita alami peristiwa yang tidak terduga, yang menjadi pengalaman pahit bagi kita. Dan hal tersebut menjadikan kita bertanya-tanya mengapa hal tersebut dapat terjadi pada kita? Bila peristiwa tersebut berlangsung cukup lama dalam kehidupan kita, kita dapat mengalami kegoncangan iman. Kita mungkin mulai menyalahkanTuhan. Setelah melalui tahap ini, kita mungkin mulai dapat menerima keadaan. Tetapi mungkin juga terus complain dan menyalahkan Tuhan. Seringkali kita lupa bahwa Tuhan kita lebih besar daripada segala masalah yang kita alami. Kita diberi hidup oleh Tuhan bukan untuk berputus asa dalam menghadapi masalah kita, tetapi berani menghadapinya bersama Tuhan. Dalam cerita Alkitab kali ini kita membaca ada orang yang lumpuh sejak lahirnya dan setiap hari pekerjaannya adalah meminta-minta uang. Di sekitar kita (atau mungkin kita sendiri) banyak orang yang lumpuh bukan secara fisik tetapi secara rohani. Apa yang sudah kita lakukan bagi mereka? Petrus dan rekan-rekannya berhenti di hadapan si lumpuh dan bukan memberi uang tetapi membagi kasih Tuhan. Petrus bersaksi kepada si lumpuh dan kemudian si lumpuh juga bersaksi terhadap orang lain. Maukah kita berhenti, mengambil waktu untuk bertanya kepada suami/istri, teman-teman kita mengenai keadaan mereka. Bukan cuma memenuhi kebutuhan fisik mereka tetapi memenuhi kebutuhan rohani mereka. Sudahkah hidup kita dapat menjadi kesaksian bagi mereka? Atau masih ada dosa yang menghalang kita untuk bersaksi? Ketika kita berjalan dalam iman, akan banyak berkat yang kita terima dari Tuhan yang melampaui apa yang kita pikirkan. Apakah ada beban berat yang menindih hidup kita selama ini? Biarkan Tuhan menjamah hidup kita sehingga kita juga dapat memuji Dia. ()




0 Comments:

Post a Comment

<< Home